Niatnya ingin kabur dari kejaran polisi tapi Juvel justru menerima benih dan harus mengandung anak dari Keiner si taipan sombong.
Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah kontrak sampai bayi yang dikandung Juvel lahir.
Dan disinilah awal kisah Juvel dan Keiner dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TBM BAB 33 - Restu
"Tanpa bantuanmu, Irene sudah bertekuk lutut padaku," ucap Jullian yang merasa tidak membutuhkan bantuan Juvel.
"Oh iya? aku mendengar mommy akan membawa Irene dan memanggil tutor belajar. Irene akan pintar, dia tidak akan bisa kau bodohi lagi!" Juvel mulai mengompori saudaranya.
"Apa? Ini tidak bisa dibiarkan!" Jullian langsung berdiri dan bergegas mencari Gwen. Dia tidak akan membiarkan Irene dibawa pergi.
Juvel mengikuti Jullian dari belakang, mereka menuju ke dapur di mana Gwen dan Irene sedang memasak untuk makan malam.
Di sana Gwen sambil mengajari Irene membaca produk-produk yang Irene tidak mengerti.
"Sa--tu se--sendok." Irene mencoba membaca resep yang terdapat di bumbu masakan.
"Aku tahu sebenarnya kau anak yang cerdas," komentar Gwen yang membuat Irene kesenangan.
"Setiap malam sebelum tidur, aku akan berlatih lagi," ungkap Irene dengan wajah imutnya.
"Karena kau jadi anak pintar, aku akan memberimu lollipop." Gwen merogoh kantong apron yang dia pakai di mana di dalamnya ada permen lollipop. Gwen mengambilnya dan memberikannya pada Irene.
"Terima kasih," ucap Irene sambil menjilati lollipop itu.
Pada saat itu Jullian sudah sampai ke dapur dan melihat Irene yang menjilati lollipop, Jullian jadi membayangkan jika yang sedang dijilati Irene adalah lobaknya.
"So seksi," gumamnya.
Pletak!
Juvel menjitak kepala Jullian karena tahu jika saudaranya tengah berpikiran kotor.
"Jangan terus berpikiran mesum, brother!" celetuk Juvel yang membuat Jullian memicingkan matanya, tangannya masih mengusap kepalanya yang terkena jitakan Juvel.
"Kali ini, aku ampuni karena urusan Irene jauh lebih penting!" Jullian segera mendekati Irene tapi dihalangi oleh Gwen.
"Mom, jangan buat Irene jadi pintar! Biar saja dia seperti itu!"
"Apa kau bilang!?" Gwen langsung melempari Jullian dengan peralatan masak.
Juvel tertawa terbahak-bahak melihat saudaranya menderita. Gadis itu tertawa sambil memegangi perutnya sampai atensinya mencari seseorang yang sempat bersitegang dengan calon suaminya.
"Di mana daddy?" tanya Juvel sambil berlalu mencari Trevor.
Trevor tengah membicarakan hal penting bersama para anak buah kepercayaannya, Neil dan Zack. Mereka sedang membicarakan misi musim dingin, kali ini Trevor akan merebut daerah kekuasaan musuh.
"Saat musim dingin, mereka tidak akan sadar jika diserang! Kita harus menguasai wilayah barat jadi saat melakukan transaksi di sana kita akan aman," ucap Trevor penuh tekad seperti biasa.
"Dozer sudah menjadi mata-mata dari sebulan yang lalu tapi belum juga ada kabar sampai sekarang," lapor Neil yang mulai membaca gerak-gerik Dozer yang mencurigakan.
"Dia juga tidak bisa dihubungi," timpal Zack yang membuat Trevor gusar, tidak biasanya Dozer yang menjadi ahli mata-mata seperti itu.
Samar-samar Juvel mendengar pembicaraan mereka, Juvel hanya bisa mendengus karena Trevor yang masih berambisi besar untuk memperkuat klan mafia mereka.
"Kapan daddy akan berhenti," gumam Juvel sambil mendekati ketiga pria tua itu dan ikut bergabung.
Trevor yang melihat Juvel datang langsung meminta Neil dan Zack untuk pergi.
Kini hanya tertinggal ayah dan anak yang masih diam karena saling gengsi memulai pembicaraan, pertengkaran mereka sebelumnya membuat canggung.
"Padahal musim dingin tahun ini, kita akan melakukan misi besar-besaran tapi kau malah hamil," keluh Trevor yang akhirnya mengalah memulai pembicaraan.
"Maafkan aku, Dad. Musim dingin tahun ini, aku ingin bersama suamiku jadi tolong restui kami!" Juvel berusaha membujuk Trevor lagi.
Trevor menghembuskan nafasnya kasar, kemudian dia menatap Juvel dan mengecup kening putri kesayangannya.
"Padahal aku selalu merasa kau adalah Juvel putri kecilku tapi sekarang kau sudah dewasa," ungkap Trevor dengan memejamkan matanya.
"Baiklah, aku merestui kalian! Musim dingin tahun ini habiskanlah waktu bersama suamimu!"