[∆Larang meniru karya asli Wuna.Chanz∆] Berlian Gozhali, anak bungsu dari keluarga emas Gozhali gagal lolos ujian kerja di perusahaan, membuat dirinya di siksa dan di tindas oleh keluarganya, Tyno Gozhali, kepala keluarga Gozhali memutuskan untuk menjual Berlian ke seorang Boss Mafia paling berkuasa di negaranya, apakah nasibnya semakin buruk? atau baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wuna.Chanz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum Terungkap Sepenuhnya
...Berlian menggelengkan kepalanya, lalu memalingkan wajahnya, jelas murung setelah balasan hari ini, Felix menghela nafas, lalu Felix berjalan menuju sofa lobby, berbicara dengan serius tapi nada lembut....
..."Kamu tau aku gak bakal nyesel lakuin ini semua kan?", Berlian menghela nafas kesal, Felix menurunkan Berlian di sofa, Felix tau Berlian ngambek kepadanya, tapi tetap tidak akan menyesal karena demi kebaikan bersama, Martin datang menghampiri, berbicara dengan tegas....
..."Boss, maaf ganggu, sebentar lagi makan siang", Felix mengangguk, berdiri lalu menoleh ke para assisten rumah tangga, berbicara dengan tegas juga....
..."Bawa mereka ke ruang tahanan dulu, kasih mereka makanan, aku bakal pikirin dulu mau di apain mereka, panggil para senior lain untuk bangunin para mafia karena makan siang sebentar lagi mulai", Martin mengangguk lalu pergi, Felix menoleh ke Berlian, lalu mendekati Berlian, berbicara padanya dengan lembut membujuk....
..."Iana? mau makan siang?", Berlian menggelengkan kepalanya, Felix menghela nafas, berdiri di hadapannya, berjongkok juga di hadapannya, memegang kedua tangan Berlian dengan lembut, mencoba membujuknya lagi....
..."Ayolah, kamu belum makan siang, laper loh, mau aku suapin?", Berlian menggeleng keras, Felix menghela nafas lalu mengangguk, tersenyum lembut, berbicara lagi dengan lembut, merapihkan beberapa helai rambut Berlian....
..."Kalau lapar bilang aja ya? nanti aku atau staff masakin makanan yang kamu mau, kalau enggak ke kantin aja, oke?", Berlian memalingkan wajahnya, masih ngambek ke Felix, Felix lalu berdiri, berjalan menuju ruang makan, Berlian menghela nafas, berkaca-kaca mengingat kejadian itu, lalu Berlian berbicara pada hatinya sendiri....
...* Aku gak paham, aku heran kenapa ini terjadi, aku gak percaya Felix beneran lakuin semua ini, dia... sudah lah! kenapa dia lakuin ini, Senior Alen juga.. dia masih tetep keren banget sih, tapi kenapa Felix lakuin semua ini? aku gak paham, dia inginkan aku? atau apa? *...
...Berlian menghela nafas kesal, Martin datang, berbicara pada Berlian dengan lembut mencoba sebaik mungkin agar tidak membuat Berlian terganggu....
..."Junior, ini makanan ringan buar kamu, semua mafia sedang makan, artinya kamu harus makan walau gak di ruangan makan, atau enggak makan makanan berat, biar adil, kalau kamu mau kemana-mana tanyain ke aku aja ya? aku tau kamu gak terlalu hapal tempat markas pusat ini, walau ada peta, sebenarnya itu peta palsu, berjaga jaga saja kalau ada musuh yang menyusup agar tidak bisa masuk ke lantai lain", Berlian menoleh, masih bisa tersenyum tipis, menerima snack nya, lalu menjawab dengan suara rendah....
..."Makasih senior, nanti aku tanya kalau aku gak ngerti, makasih informasinya senior, itu keren banget", Martin tersenyum lega, mengangguk lalu pergi, Berlian menghilangkan senyuman nya, menghela nafas, melihat snack asik dan snack manis itu, lalu Berlian memalingkan pandangannya ke arah lain, markas pusat yang biasanya berisik dan ramai kini damai dan tenang karena seluruh mafia sedang makan siang, Berlian sebenarnya lapar tapi tidak nafsu makan setelah semua ini, di balik semua itu, Felix, Martin, Ruby, dan Kieran memperhatikan dari ruangan tertutup, yaitu di balik tembok koridor yang di belakang Berlian, Ruby berbisik....
..."Kasian sih, tapi ini demi dia", Martin mengangguk lalu menjawab....
..."Kasian pake banget", Kieran berbicara....
..."Dia pasti laper tapi males makan", Felix menghela nafas lalu berbicara....
..."Aku baru tau kalau wanita susah di bujuk, aku bingung harus ngapain", Ruby terkekeh lalu menjawab dengan mengejek...
..."Alah baru tau ya Boss?, aku gak heran sih, kamu kan 'baginda Boss Mafia' nya di sini, jadi semua mafia termasuk mafia wanita nurut sama kamu, Boss, walau bad mood", Martin mengangguk lalu menambahkan....
..."Kecuali Iana, aku selalu terheran-heran sama keberaniannya buat ngelawan, dan buat Boss Mafia kita semua kayak gini", Martin menunjuk ke Felix yang berantakan penampilannya, Ruby, dan Martin menahan tawanya, sedangkan Kieran hanya terkekeh, wajahnya Felix tercakar-cakar, rambutnya yang di jambak sudah di rapihkan, pipinya agak merah karena di tampar, Felix menjawab....
..."Aku akui tenaga dia lumayan besar, buat orang seukuran dia"....