SEASON 1-3
WARNING !!!
(Ada bacaan 21+++)
Harap bijak dalam memilih bacaan, bijak dalam berkomentar dan menilai karya orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa maisara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Haloo jangan lupa dukungan nya yah 😃 wkwk
...Happy reading !!!...
...❤️❤️❤️...
...______...
"Kalung ini.." Laki-laki itu berjalan dan kembali masuk ke dalam mobil nya.
Fahri terus memperhatikan kalung perak berliontin biru di tangan nya itu. Ia teringat, dan sangat sangat mengenali nya. Kalung itu adalah kalung yang pernah dia berikan pada Sadifa untuk calon anak nya dulu.
Ya, tak salah lagi.
Tapi.. kenapa kalung itu ada di jalan. Apa mungkin kalung itu milik..
seketika Fahri mengingat gadis kecil yang hampir saja di tabrak nya tadi.
Gadis kecil itu..
Tiba-tiba Fahri teringat akan foto anak kandung nya yang pernah Sadifa berikan pada nya itu. Fahri mengambil dompet dari saku jas nya lalu kemudian mencari foto yang dia simpan pada dompet nya.
Mengambil selembar foto gadis kecil yang pada saat itu kira-kira usia nya masih sekitar enam tahun. Dan benar saja, wajah Cinta dengan anak yang ada di dalam foto itu sama. Fahri lebih menekan kan pandangan nya lagi memperhatikan foto itu, ia melihat kalung perak berliontin biru yang melingkar di leher putri nya itu.
"Sama.." Ucap nya, yang melihat kalung di tangan nya itu sama dengan kalung yang di pakai gadis kecil di foto itu.
Itu artinya tidak lah salah, jika kalung perak berliontin biru di tangan nya saat ini adalah milik Cinta, gadis kecil yang hampir saja dia tabrak nya tadi.
Dan..
Itu arti nya.. Gadis kecil tadi adalah putri kandung nya. Putri nya yang hilang. Anak nya yang dia cari cari dan yang dia rindukan selama delapan tahun ini.
Fahri terdiam, tubuh nya gemetar, mata nya berkaca-kaca di sana. Putri nya itu. Ya, dia bertemu dengan nya barusan. Baru saja, putri nya ada di hadapan nya, dia menatap wajah nya, berbicara dengan nya bahkan menyentuh nya.
"Pu-putri ku.." Gumam nya, Fahri meneteskan air mata nya yang tak kuasa lagi untuk dia tahan. "Ya, dia putri ku." Laki-laki itu tergugu di sana.
Tapi tunggu, mengapa putri nya itu ada bersama Anan Malik. Dan, memanggil nya dengan sebutan om. Mengingat ucapan ucapan Anan tadi, membuat Fahri yakin jika putri nya itu tengah tinggal bersama dengan nya.
Kebetulan, ini membuat nya tak terlalu sulit untuk mencari di mana keberadaan putri kandung nya itu.
Dengan begitu semangat nya, Fahri buru-buru menyalakan mesin mobil nya, melaju dengan kecepatan tinggi untuk pulang ke rumah dan memberitahukan hal ini pada Sadifa.
..._____...
"Udah om, jangan marah-marah terus. Nanti cepet tua loh !!" Ujar si gadis kecil pada Anan Malik yang melihat wajah laki-laki itu masih saja terlihat kesal. "Cinta kan gak papa, nih luka nya aja udah sembuh." Celoteh nya sambil menunjukkan luka di lutut nya yang di bungkus dengan plaster.
"Kamu juga sih dek, om bilang apa itu nurut ! pulang sekolah kalau om belum jemput kamu jangan pernah keluar dari lingkungan sekolah !!" Kecam Anan. "Liat nih, kamu hampir aja ketabrak mobil kan !!" Imbuh laki-laki itu. "Untung aja gak parah, kalau parah gimana ??"
"Iya iya om iya, Cinta minta maaf." Ujar gadis kecil itu sambil menunjukkan senyum manis nya. "Janji deh gak akan Cinta ulangin lagi." Tambah nya dengan sikap manja nya pada Anan.
Melihat gadis kecil itu yang sudah seperti ini, tersenyum penuh permohonan dengan sikap manja nya, membuat rasa kesal laki-laki itu meleleh seperti es batu yang mencair. Anan tak berdaya lagi di buat nya.
"Makasih om.." Ujar Cinta yang melihat Anan menganggukkan kepala nya tanda laki-laki itu me-maaf kan diri nya. Lalu Cinta menghamburkan diri nya memeluk Anan yang duduk tak jauh dari nya itu.
"Ya udah, ayo pulang. Mama pasti udah khawatir di rumah." Ujar Anan sembari membantu Cinta turun dari brankar rumah sakit.
"Emm." Cinta mengangguk, meng-iya kan ucapan laki-laki itu.
..._____...
Memarkirkan mobil nya di halaman rumah nya yang luas, Anan dan cinta pun kemudian turun dari mobil. Baru saja mereka mau masuk ke dalam rumah, Anan dan cinta menghentikan langkah nya karena di kejutkan oleh suara seorang wanita dari luar yang memaksa masuk ke halaman rumah sambil berteriak memanggil nama Cinta.
Anan dan Cinta kembali menoleh ke arah belakang. "Siapa dek." Tanya Anan pada Cinta.
"Gak tau om." Jawab gadis kecil itu.
Anan pun berjalan ke arah pintu gerbang. "Siapa pak ??" Anan bertanya pada satpam penjaga yang tengah berbicara pada ke dua orang itu.
"Gak tau mas, katanya nyari dek Cinta." Jawab satpam itu.
Karena penasaran, Anan pun melangkah lebih dekat dan berdiri di ambang pintu gerbang. "Cari siapa ya ??" Tanya nya.
Dan..
Dug..
Dug..
dug..
Hening..
Tak ada yang mengeluarkan suara nya di sana. Semua nya hanya saling menatap satu sama lain.
Sadifa,
Wanita itu terdiam kaku di tempat nya. Suara nya pun tercekat di tengah tenggorokan tak mampu untuk ia keluarkan. Tubuh nya lemas seperti tak bertulang di dalam nya. Mata nya pun berkaca-kaca, pelupuk mata nya sudah membendung air di sana.
Laki-laki itu,
Anan Malik.
Laki-laki yang hampir saja menjadi suami nya, laki-laki itu yang pernah selalu berusaha untuk membuat nya bahagia. Tak pernah sedikit pun seorang Anan Malik menyakiti diri nya. Tapi diri nya, dengan tak tau diri nya dan tak ada rasa bersyukur nya memiliki sesosok laki-laki seperti Anan, yang mencintai diri nya dengan tulus dan sepenuh hati nya.
Ya, laki-laki itu..
Laki-laki itu saat ini ada di hadapan nya setelah sekian tahun dengan luka yang pernah dia berikan kepada nya. Entah bagaimana laki-laki itu melewati hari-hari nya dengan kehancuran yang ia dapatkan.
Sadifa menunduk, menggigit bibir bawah nya menahan tangis. Sebenarnya ia terlalu malu untuk datang ke hadapan laki-laki itu lagi. Tapi.. dia datang dan menemui nya hanya mempunyai satu tujuan, yaitu Cinta anak kandung nya.
Cukup lama keheningan mengambil alih di antara mereka. Hingga suara Anan Malik yang pertama kali memecah keheningan di sana.
"Sa-sadifa.." Dengan susah payah Anan mencoba mengeluarkan suara nya. "Ka-kamu.." Suara laki-laki itu terdengar gemetar.
"Siapa om ??" Suara Cinta bertanya yang datang menghampiri Anan ke depan pintu gerbang.
Cinta membelalakkan mata nya melihat pandangan yang dia lihat itu."Bu-bunda..." Gumam nya dengan lirih saat mata nya menangkap sosok Sadifa bunda nya ada di hadapan nya saat ini.
...______...
Jeng jeng jeng ..🤣🤣🤣 wkwk
aku ikutan gemeter nulis part ini😁 hehe
btw gengs aku gak sabar sumpah mau nulis part nya Daddy Anan sama Si Babby Cinta 😂🙈hihi
Like, komen, share gift nya boleh ya 😁😁😁
...see you ❤️❤️❤️...
buat Gleen tau yg sebenarnya knp Hilmi pergi ...
akhirnya yang jadi korban anak kasihan fisik mental nya jangan liat fisik badan nya tapi mental nya