NovelToon NovelToon
Istri Yang Terabaikan

Istri Yang Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Perjodohan / Patahhati / Mafia / Kriminal
Popularitas:10.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nur Azizah

Nissa adalah istri yang mengalami penderitaan pada pernikahan nya. Setelah menikah karena perjodohan itu, banyak sekali rintangan dalam pernikahan nya. Suami nya yang kejam, dingin dan selalu menyakiti hati nya. Kehadiran mantan pacar suami nya lah yang membuat pernikahan itu tak mampu ia jalani lagi. Nissa yang selalu diabaikan oleh sang suami, Bagaimana kah ia bisa bahagia?
.
.
.
Penasaran? Silahkan baca novel ini.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 33 - RETAK

Andhika cemas melihat Nissa yang tiba - tiba pingsan, ia mulai melampiaskan kekesalan nya kepada semua pelayan, termasuk pelayan yang lama membawa kotak obat. Andhika bahkan tidak melihat dan memperdulikan keberadaan Ros dan William.

"Daddy" ucap William pelan.

Andhika hanya menoleh dan Buru - buru menarik Ros ke area dapur.

"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Andhika.

"Tidak ada, Dika aku hanya..... William merindukan mu, sudah hampir sebulan lebih kau tidak mengunjungi nya, bahkan siang ini kami menelfon kau juga tidak menjawab" jawab Ros.

"Bukan kah sudah ku bilang jangan pernah melakukan hal yang akan mengacaukan hidupku! Sekarang kau lihat Istri ku!!! Dia pingsan dan ini semua karena kau!!" Teriak Andhika sambil menunjuk - nunjuk Ros.

"Bagaimana bisa kau menyalahkan ku? Kalau saja kau mengunjungi kami! Aku tidak harus menenangkan William setiap saat!!" Ros membalas.

"Bukan kah sudah ku bilang nanti!! Mengapa kau harus menghancurkan pernikahan ku!!!"

Andhika kesal, ia bingung bagaimana akan menjelaskan semuanya kepada Nissa. Bahkan saat ini Nissa juga tak kunjung sadar. Semua hal terasa kacau baginya.

"Lalu aku harus bagaimana? Membiarkan William mencari dirimu setiap hari ? Membiarkan nya menangis tiap hari!?"

Ros mengeluarkan jurus air mata andalan miliknya. Dulu Andhika selalu lemah tiap kali melihat air mata itu mengalir di pipi Ros. Apapun yang Ros minta pasti akan Andhika kabulkan ketika melihat Ros menetes kan air mata nya. Air mata wanita itu selalu menjadi luka baginya namun kini Air mata Ros tak memiliki kekuatan apapun untuk mengguncang hati Andhika.

"Aku sudah memenuhi kebutuhan mu! uang, mobil, pelayan, bahkan rumah besar, apalagi yang kau inginkan?! bahkan mengurus satu anak saja kau tidak becus!!"

Andhika terlihat semakin kesal. Melihat air mata Ros terus keluar membuat Andhika semakin muak. Bahkan ketika istri nya Nissa marah pada dirinya, Nissa tidak pernah mengandalkan air mata nya untuk membuat Andhika takluk. Hal itu juga lah yang membuat Andhika semakin menyukai Nissa.

"Jadi aku harus bagaimana?" Ros masih menangis.

"Hapus air mata mu!! Aku merasa kotor melihat air mata mu!!" ucap Andhika sambil memperingati Ros.

Ros segera menghapus air mata nya dan saat itu Bentley berteriak.

"Tuan!! Nyonya sudah siuman!" Teriaknya.

Andhika segera berlari ke ruang tamu dan memeriksa Nissa. Andhika terlihat sangat mengkhawatirkan Nissa.

"Apa kamu baik - baik saja?" Tanya Andhika lembut.

Nissa hanya menatap mata Andhika.

Bukan itu yang ku ingin dengar dari mu Andhika! Siapa anak itu? Mengapa Ros bisa bersama mu? Apa akhir - akhir ini kau berbohong karena Wanita dan anak itu?.

"Nissa..?" Tanya Andhika kembali, lantaran tak melihat ada respon dari Nissa.

"Ya" jawab Nissa pelan.

"Tante, sakit...?" Tanya William dengan pelan.

William mendekati Nissa dan menyentuh kening Nissa. Bocah kecil itu juga mengkhawatirkan Nissa.

"Hmmm.....Daddy ku rasa Tante ini sakit" ucap William pada Andhika.

Nissa hanya menatap nya tak percaya. Apa yang ia dengar dari mulut anak kecil itu terasa menyesakkan. Mendengar seorang anak memanggil suami nya dengan kata Daddy padahal anak itu bukan lah anak nya sendiri.

Daddy!? Apa anak ini anak kandung Andhika?.

"Anak mu?" Tanya Nissa dengan tatapan tajam.

Andhika hanya diam.

"Aku bertanya! Apa ini anak mu!!" Teriak Nissa kesal.

Semuanya terdiam kecuali William yang merasa sangat takut. Baru kali ini seisi rumah melihat Nissa mengeluarkan suara sebesar itu. Nissa selalu berbicara dengan suara yang lembut bahkan saat ia sedikit kesal atau marah pada Andhika, belum pernah ia mengeluarkan suara setinggi itu. Andhika bisa melihat wajah Nissa yang begitu marah dihadapan nya.

"Ya" Jawab Andhika terpaksa.

Andhika hanya memperhatikan reaksi Nissa. Ada rasa benci dan hancur dalam tatapan Nissa. Dia telah membuat wanita yang ia cintai hancur berkeping-keping.

"Anakmu dan wanita itu?" tanya Nissa kembali.

"Ya" Andhika berfikir tidak ada gunanya ia berbohong sekarang.

"Berapa umur anak itu?" tanya Nissa.

"Hampir 5 tahun"

"Berarti kau sudah memiliki nya sejak kau belum menikahi ku?!"

Nissa tidak percaya semua nya. Menyakitkan, Rasa sesak melanda hatinya bahkan terasa sangat menyakitkan. Tidak ada lagi sumber tenaga dari suara nya sehingga Nissa hanya bisa tertawa kecil mencemooh semua yang terjadi di hadapan nya.

"Hah! Bisa - bisanya kau..."

Nissa seolah berada dalam dunia nya sendiri, Ia menangis dengan sangat keras. Pernikahan yang awalnya Nissa anggap kacau ini masih ada hal baik untuk dikenang kini semua nya hancur tak bersisa. Nissa melempar semua bantal di sofa kehadapan Andhika, bahkan ia menghancurkan vas di hadapan nya. Andhika berusaha mencegahnya dengan memegang tangan Nissa erat -erat.

"Nissa...Nissa please dengarkan aku! Dengarkan aku dulu"

Andhika berusaha menenangkan Nissa. Tapi Nissa tidak bisa mendengar kan Andhika. Telinga nya saat ini tak ingin mendengar kan apapun. Benaknya kacau, Nissa hanya merasakan sedih dan pedih di hati maupun benaknya. William dan Ros merasa ketakutan. Hingga akhirnya pelayan yang lain membawa Ros dan William ke ruangan lain dan mereka meninggalkan Nissa dan Andhika berdua.

"Nissa ku mohon jangan menangis lagi....hatiku sakit melihat mu begini" ucap Andhika.

Andhika memeluk Nissa erat, namun Nissa hanya menangis. Menangis dengan suara dan raungan yang keras. Mata Nissa memancarkan bahwa diri nya sedang tidak bersama nya. Nissa merasa benar - benar hancur. Potongan hatinya yang retak kini benar - benar hancur jadi debu.

"Hiks.....hiks.... bagaimana....bagaimana bisa..... kau.....menyakitiku" ucap Nissa berlahan.

Andhika terus memeluk Nissa dan mengatakan maaf berpuluhan kali.

"Maaf....Nissa maafkan aku"

Butuh waktu dua jam untuk Nissa berhenti dari tangisannya hingga akhirnya ia tertidur karena kelelahan. Andhika memindahkan Nissa ke kamarnya dan mengelus kepala Nissa pelan. Hati nya merasa sangat sakit melihat Nissa yang begitu sedih seperti itu.

Andhika merasa sangat kacau dan bingung bagaimana ia harus menyelesaikan masalah ini. Selama ini dalam segala hal Andhika tidak pernah merasa bimbang. Baru kali ini, segala hal yang menyangkut Nissa membuat ia bimbang dan semua hal yang ia lakukan terus melibat kan perasaan Nissa. Andhika sengaja menyembunyikan hal ini karena tidak ingin Nissa begini. Karena tau Nissa akan terluka, Andhika memilih menyembunyikan semua.

Setelah menenangkan Nissa, Andhika pun pergi menemui William dan Ros di taman belakang.

"Will" ucap Andhika pelan.

"Daddy,Tante bagaimana? Apa dia masih marah?" tanya William.

"Yah,Tante sekarang sedang istirahat" ucap Andhika.

"Daddy ada apa? Mengapa Daddy terlihat sedih?" tanya William khawatir.

"Will, Daddy telah menikah dengan Tante yang tadi, apa Will ingin tinggal selama nya disini bersama Daddy? Karena Daddy tidak bisa meninggalkan Tante tadi." ucap Andhika.

"Jadi Daddy sayang sama Tante? Tentu saja Will mau tinggal sama Daddy, karena Daddy sayang sama Tante....Will juga akan sayang sama Tante" ucap William sambil memeluk Andhika.

"Tapi Will, Mommy tidak bisa tinggal disini, karena Tante akan marah, apa Will tidak masalah?" tanya Andhika pada William.

Ros langsung mendekati Andhika dan berkata.

"Tidak! Jangan pernah kau berani memisahkan kami!!" Ros memperingati Andhika.

"Daddy, apa aku masih boleh menemui Mommy?" tanya William.

"Tentu saja tapi tidak boleh terlalu sering" jawab Andhika memeluk William.

"Kalau begitu tidak masalah, lagian kasian Tante, seperti nya Tante sangat sakit sekali, Will mau dekat sama Tante" jawab William.

"Tidak!! Aku tidak akan mengijinkan hal itu!!" Ros marah besar.

"Oh mommy jangan khawatir, kalau Daddy suka sama Tante itu, berarti Tante orang yang baik, William akan bersama Daddy karena selama ini, William tidak pernah merasa memiliki Daddy" jawab William sedih.

"Apa Will tidak sedih tidak bisa tinggal sama mommy?" tanya Ros.

"Tentu saja sedih tapi kan bukan berarti tidak bisa bertemu lagi" jawab William.

-Bersambung-

"Seseorang yang kehilangan hatinya bagaikan hidup tanpa nyawa"

1
Mei11
Jujur lebih baik
Mei11
Gila keren sih baca cerita ini
Mei11
Robet apa yg kau lakukan itu jahatttt
Mei11
Lanjut
Mei11
Panas panas membara
Pejuang Cinta 56
cih andhika, jauh jauh sana
Ying
mau dong punya suami kayak Ben
Neni kalem😎
rasa sakit andika tak sebanding dengan rasa sakit yg dirasakan Nissa
Pejuang Cinta 56
andhika sakit jiwa
Neng Robiatul Adawiyah
Gerah thor bacanya, lanjut.. ☺☺👍🏻👍🏻
Hanisah Nisa
lanjut
Mei11
Nissa cembokurr
Mei11
Maniss bngt sizzhh
Mei11
Menjijikan orng kyk gt
Mei11
Orang tua ny gilakk si
Mei11
Ini andika niat nggk sih balik sm nisa dan adel?
Mei11
Kenapa hrs ben sih
Mei11
Thor jngn di ambil hati pembaca emng gt semua wkwkwk
Mei11
Andika out
Mei11
Udh jngn sm andika lg
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!