NovelToon NovelToon
Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Di Selingkuhi Tanpa Rasa Bersalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Poligami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:101.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Malam bahagia bagi Dila dan Arga adalah malam penuh luka bagi Lara, perempuan yang harus menelan kenyataan bahwa suami yang dicintainya kini menjadi milik adiknya sendiri.
Dalam rumah yang dulu penuh doa, Lara kehilangan arah dan bertanya pada Tuhan, di mana letak kebahagiaan untuk orang yang selalu mengalah?

Pada akhirnya, Lara pergi, meninggalkan tanah kelahirannya, meninggalkan nama, kenangan, dan cinta yang telah mati.
Tiga tahun berlalu, di antara musim dingin Prancis yang sunyi, ia belajar berdamai dengan takdir.
Dan di sanalah, di kota yang asing namun lembut, Lara bertemu Liam, pria berdarah Indonesia-Prancis yang datang seperti cahaya senja, tenang, tidak terburu-buru, dan perlahan menuntunnya kembali mengenal arti mencintai tanpa luka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 33

Lara, Liam, dan Madame Dayana akhirnya tiba di Indonesia. Begitu kaki mereka menginjak lantai bandara, Lara menghirup udara lembap yang dulu pernah membuat dadanya terasa sesak. Aroma khas kota yang padat, perpaduan antara udara tropis, parfum orang-orang yang berlalu-lalang, serta wangi kopi dari kedai dekat pintu keluar, menyeruak menyambut mereka.

Namun kali ini, bukan rasa pengap yang menusuk seperti saat ia meninggalkan kota ini bertahun-tahun lalu. Yang hadir justru kelegaan. Seolah udara yang sama yang dulu menyakitinya kini memeluknya dengan lebih ramah, memberi ruang untuk bernapas lebih lapang.

Perjalanan menuju pusat kota berjalan cukup tenang. Lara duduk di samping jendela, memperhatikan gedung-gedung tinggi yang berderet, bangunan yang dulu terasa menakutkan dan menekan dadanya, kini tampak biasa saja, bahkan familiar. Tidak ada lagi bayang-bayang masa lalu yang membuntuti setiap sudut pikirannya. Hanya deru kendaraan, riuh kota yang tak pernah benar-benar tidur, dan langit Jakarta yang sedikit mendung seperti berniat turun hujan.

Liam, yang duduk di sampingnya, meraih tangannya dan mengepalkannya lembut. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan suara rendah.

Lara hanya mengangguk. “Aku merasa… pulang.”

Kalimat sederhana itu membuat Liam tersenyum, dan Madame Dayana yang duduk di kursi belakang juga ikut tersenyum lembut, seolah lega melihat menantunya tampak nyaman kembali ke tanah kelahirannya.

Begitu mereka tiba di apartemen mewah yang disiapkan perusahaan Liam, Lara membuka pintu lebih dulu. Udara dingin dari pendingin ruangan menyapa kulitnya, membawa aroma wangi lembut dari diffuser yang dipasang di sudut ruangan.

Matanya menyapu seluruh isi apartemen luas itu. Langit-langit tinggi, dinding-dinding kaca yang memamerkan gemerlap kota, dan interior modern yang elegan dengan sentuhan hangat dari lampu-lampu kuning. Suasananya mewah, tetapi tidak dingin. Ada kehangatan yang tak ia sangka.

Liam meletakkan koper di sudut ruangan sambil melihat reaksi Lara dengan penuh harap. Sementara itu, Madame Dayana berdiri di tengah ruangan dengan kedua tangan menyentuh dadanya, seolah benar-benar terkejut. “Indah sekali… jauh lebih besar dari yang kubayangkan,” ujarnya dengan aksen Prancisnya yang khas.

Liam tersenyum bangga. “Aku pastikan tempat ini nyaman untuk kita semua.”

Lara berjalan pelan ke ruang tamu dan menyentuh permukaan meja marmer putih yang tampak mengilap. Perasaan asing namun akrab bergumul di dadanya. Ia pernah membayangkan tinggal di tempat seperti ini… tapi tidak pernah benar-benar mengharapkannya.

“Bagaimana, sayang?” tanya Liam sambil merangkul pinggangnya dari belakang. Kehangatan tubuh lelaki itu membuat Lara tersenyum kecil. “Apa kamu suka apartemen ini?”

Lara menatap keluar jendela besar di hadapan mereka. Kota Jakarta, padat, penuh lampu, penuh riuh, tampak seperti hamparan bintang yang jatuh dan terperangkap di antara gedung. “Aku suka,” jawabnya pelan. “Tempat ini nyaman… dan aku bisa melihat seluruh kota dari sini. Rasanya seperti beda dari yang kuingat.”

Liam mengangkat dagunya dan menempelkan ke bahu Lara, suaranya santai tapi jelas serius. “Kalau begitu… apa kamu mau kita membeli apartemen ini?”

Lara langsung menoleh, hampir memutar seluruh tubuhnya saking terkejut. “Liam… kamu bercanda, kan? Membeli apartemen ini tidak seperti membeli kacang goreng.”

Bukannya tersinggung, Liam tertawa. “Kenapa tidak? Aku suka tempat ini. Kamu suka. Itu sudah cukup alasan.”

Madame Dayana yang baru keluar dari kamar tamu ikut menimpali sambil menepuk-nepuk kedua tangan. “Benar itu, Sayang. Dia punya uang, dan seluruh uang itu juga milikmu. Apa gunanya dia bekerja keras kalau bukan untukmu? Seluruh hartanya adalah milik istrinya.”

Lara terdiam, tidak tahu harus membalas apa. Ada rasa geli, rasa risih, dan rasa hangat bercampur jadi satu. “Tapi, Ma… kita kan tidak akan selamanya tinggal di sini. Jadi untuk apa membeli apartemen?”

Madame Dayana mendekat, menempelkan telapak tangannya ke pipi Lara dengan lembut. “Lara sayang, rumah itu bukan hanya tentang berapa lama kita tinggal. Tapi tentang perasaan nyaman saat kita berada di dalamnya.”

Lara terpaku sesaat. Perkataan itu menohok sesuatu di dadanya, entah bagian yang kosong, atau bagian yang baru saja tumbuh kembali.

Liam mengangguk setuju. “Kalau kamu suka, kita bisa tinggal di sini beberapa bulan, sisanya di London. Atau kita tinggal di dua tempat sekaligus. Aku bisa mengatur pekerjaanku jadi lebih fleksibel.”

Lara terkekeh tak percaya. “Kamu berbicara seolah-olah itu hal paling mudah di dunia.”

“Untukmu, memang mudah.” Liam menatapnya dengan kesungguhan yang membuat jantung Lara berdebar lebih cepat.

Lara menggeleng pelan. “Tidak usah, Sayang. Kita tak perlu beli. Tapi… selama di sini, aku akan menikmati semua waktuku.”

Liam mengendus pelipis Lara dengan lembut, bersuara sangat tipis. “Selama kamu bahagia, itu cukup buatku.”

Lara hanya tersenyum, tak ingin membalas dengan kata-kata yang berlebihan. Ia tahu, Liam selalu menepati ucapannya. Dan itu saja sudah lebih dari cukup.

Perhatiannya kemudian beralih pada Madame Dayana yang sedang membuka koper dan mengeluarkan beberapa suvenir kecil yang ia bawa untuk teman-teman baru yang mungkin ia temui di Indonesia. “Ma, nanti selama Mama di sini, aku mau ajak Mama jalan-jalan. Banyak tempat yang pasti Mama suka.”

Madame Dayana langsung menegakkan tubuhnya. Ekspresi wajahnya berubah lembut, penuh kasih yang tulus. “Mama akan sangat senang kalau kamu mau menemani Mama, Sayang.”

Lara mendekat, duduk di sisi wanita paruh baya itu. Ia menggenggam tangan lembutnya, mengusap punggung tangannya perlahan. “Mama mau ke mana? Pantai? Pegunungan? Mau makan makanan khas Indonesia? Atau mau belanja?”

Madame Dayana tertawa kecil, matanya berbinar. “Selama bersama kamu, ke mana saja pun Mama mau.”

Lara ikut tertawa pelan, dadanya dipenuhi rasa hangat yang tak bisa dijelaskan. Kebersamaan seperti ini, sederhana tapi penuh cinta, adalah hal yang dulu tak pernah ia bayangkan bisa ia miliki.

1
Irma Luthfah
boleh gak aku senyum sinis pas tau keadaan si dilanda ini🤣🤣
Sazmah Maa
kenapa bertahan
tutiana
author ni berpihak pd dila kah,,, kok ada aja sih ulahnya nyakitin lara, ga hbs2 niat jahatnya ke lara
Ariany Sudjana
orang seperti Liam kok bodoh sekali? nanti si pelakor Dila tidur sama Liam, video direkam dan dikirim ke lara, pasti begitu. dan ujungnya lara marah dan pergi dari Liam, dan pelakor yang menang
M.S Inisial
Bqgus alur ceritanya thor. bikin deg-dengan
Isma Nayla
hampir semua novel kok ceritanya sama semua,klu sampai ceritanya sm off dulu deh bacanya.
jd malas bacanya
Maple latte: ceritanya sama bagaimana y kak? maaf kak, ini hasil pemikiran author sendiri. kuras isi kepala kak nulisnya, nulis novel itu bukan kayak nulis balas chat kak. belum lagi kalo stuck, kita benar-benar harus mikir.
total 1 replies
Siti M Akil
jangan2 itu ular ngaku hamil anak nya liam trs bilang sama lara lihat lelaki mu semuanya suka sama aku sampai aku hamil hmm of dulu ah bacanya
rian Away
padahal eksekusi DILA DIBUNUH, ARGA DIPOTONG KELAMIN NYA
sullycungliiie
kalau sampe rencana Dila berhasil aku GK mau baca lagi thor.....baru juga lara bahagia terus dilanjing itu mau rebut suaminya lagi... males Thor bacanya kalo sampe itu terjadi
Star Ir
tuh kan receh banget
Umi Kolifah
ya masak Dila menang dan Liam bisa terkena jeratnya , q gak rela Thor kalau hidup lara berantakan lagi, pokoknya q marah sama othor kalau itu terjadi/Sob//Sob//Sob/
Yuli Yulianti
semoga ad yg menolong liam ..Arga bodoh kamu akan menyesal klo kamu ngikuti kehendak Dila biar pun kamu nangis darah lara tidak akan kembali lg kepadamu jadi berpikir kah jgn sampai jadi penyesalan mu
gaby
Yah, makin panjang kali lebar critanya. Ya kali Liam sebodoh itu masuk jebakan. Ntar Dila ngaku2 hamil anak Liam, lalu Lara di madu lg. Ntar Lara nikah lagi sama cwok lain, trus Dila iri lagi, abis itu di ambil lg suami Lara. Kaya gitu aja terus muter2nya.
Ceu Markonah: hampir semua cerita novel begitu
total 1 replies
Ceu Markonah
terlallu muter muter
YuWie
kenapa kata2 nya semakin bertele2 ya
Ma Em
Kenapa Dila tdk mati saja sih karena pendarahan , jgn sampai Arga atau Lara masuk kedalam jebakan Dila , tolong selamatkan Lara Thor 🙏🙏 .
rian Away: TENANG NANTI DIA AKAN MATI SETELAH DI ....
total 1 replies
Ariany Sudjana
itu hukum tabur tuai Dila, terima saja, jangan selalu menyalahkan lara
Ceu Markonah
kpn berakhirnya niat jahat nyai kunti ini
Dewi Yanti
plis thor buat rencana dila gagal, kasihan lara klo sampai m3nderita lg
Tini Uje
dinegara sendiri pun lara tak ada aman2 nya..mnding keluar nagrek aja lagi thor 😅
Maple latte: Di Luar negeri drama hidupnya kurang seru kak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!