menceritakan kisah seorang pemuda dekil yang sering di hina dan di rendahkan karena penampilannya yang tak rupawan dan sering di anggap remeh hanya karena manusia biasa.
Namun siapa sangka di balik penampilannya yang sederhana pemuda itu ternyata memiliki kekuatan tidak terkalahkan bahkan pemuda tersebut memiliki ribuan Boneka yang terbuat dari mayat tokoh tokoh kuat zaman dahulu, namun pemuda itu sendiri sama sekali tidak menyadari kelebihannya entah itu kekuatan Tidak terkalahkan miliknya maupun boneka boneka miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
buto Tiwikromo
Hembusan angin tipis terasa menusuk dari kejauhan, Dukun Sumanto bisa melihat ratusan tidak ribuan makhluk halus dari berbagai penjuru alas Roban datang menuju ke rumah joglo miliknya.
Apa tujuannya? Tentu saja tujuannya adalah Jamilah dan anak di kandungannya, dengan memakan anak dari Jamilah yang merupakan cucu Dukun Sumanto para makhluk halus percaya bahwa mereka akan bisa meningkatkan kekuatan mereka berkali kali lipat.
Secara perlahan lahan semak semak di sekeliling rumah joglo ini terbelah, hingga muncul banyak sekali makhluk halus dari berbagai arah.
Bang!
Bang!
Bang!
Mereka langsung terpental kesana kemari begitu tubuh mereka mengenai pegeran ghaib yang di buat oleh Dukun Sumanto.
Mereka semua masih terlalu lemah untuk bisa menembus pageran tersebut.
Sring!
Dukun Sumanto menghunuskan tombaknya, matanya tajam dari wajahnya menyiratkan tekad tidak gentar melihat ribuan makhul halus itu.
Aura energi kundalini berkobar kobar dari dukun Sumanto kemudian menyelimuti tombak miliknya, tombak dengan ukiran ular yang terlihat sangat gagah dan kokoh itu terlihat semakin kuat dan tajam, karena energi kundalini milik Dukun Sumanto.
Kemudian dukun Sumanto berteriak, "Semuanya keluar dari pageran dan habisi semua makhluk halus yang mencoba masuk!" Teriaknya kepada jin Perewang miliknya.
Semuanya mengangguk...
"Serang!!!" Teriak dukun sumanto.
"Huraaaaaaa!!!"
Dukun sumanto berlari paling depan, pageran tersebut langsung terbuka sedikit lebar, Dukun Sumanto dan para jin perewangnya langsung membunuh makhul halus manapun yang mencoba masuk ke halaman rumah miliknya.
Namun apa yang tidak di ketahui oleh Dukun Sumanto, salah satu Jin Perewangnya yang memikiki wujud manusia dengan sisik sisik hijau terlihat tidak keluar dari pageran.
Sosok tersebut justru bersembunyi di balik tiang rumah joglo itu.
Sosok tersebut menyeringai lebar, giginya terlihat tajam dan rapat bagaikan gigi hiu, di sekujur tubuhnya terdapat karang karang dan rumput laut.
Sosok tersebut menjilat bibirnya sendiri, kemudian matanya yang tidak memiliki manik mata atau putih semua menatap ke dalam pintu rumah joglo.
"Patung Madono sudah tidak ada! Sumanto bodoh itu juga sama sekali tidak menyadari bahwa ada penghianat! Hari ini benar benar hari keberuntungan!" Ucap sosok tersebut dengan senyum seringai yang sangat mengerikan.
Dia berjalan pelan dan mengendap endap menuju ke halaman belakang, dia ingin masuk ke rumah joglo ini lewat pintu belakang.
Kaki sosok tersebut terlihat menyentuh tanah walaupun ia adalah Jin, setiap langkahnya menggerakan karang karang di sekujur tubuhnya dan terdengar bunyi 'krek krek' seperti tulang patah setiap kali ia melangkah.
Wus....
Bayangan putih tiba tiba melintas di samping pagar ghaib tepat di samping sosok tersebut berdiri.
Sontak sosok tersebut langsung melihat ke arah samping, dia tidak mendapati ada apapun di sana, hanya ada semak belukar dan kegelapan yang hutan yang seolah tidak ada ujungnya.
Namun detik berikutnya sosok itu membesarkannya matanya dengan ekspresi terkejut, ketika dari kegelapan muncul sepasang bola mata dengan cahaya biru terang bagaikan cahaya petir.
"A--apa itu?!" Sosok tersebut terlihat gemetar ketakutan.
Wus...
Siapa sangka bola mata tersebut terlihat melesat, dari kegelapan dan terlihat Angga dalam wujud manusia harimau yang sangat mengerikan.
Slash!
Pageran tersebut langsung robek begitu Angga mencakarnya, Angga langsung masuk ke dalam begitu saja.
Melihat hal tersebut sosok manusia dengan sisik hijau itu panik, dia mencoba lari namun angga mengejar dan menerimanya begitu saja.
"Arrrrrgg---!!" Dia merintih kesakitan namun suaranya tertahan, ketika Angga membungkam namun tangannya membungkam mulut sosok itu.
Tidak lama kemudian sosok itu tewas begitu saja, Angga langsung berdiri tegak.
Dari caranya berdiri tidak seperti harimau, namun seperti manusia, mulutnya Angga terlihat di penuhi darah hitam bukan darah miliknya namun darah dari sosok jin yang sebelum ini ia bunuh.
Angga kemudian menatap ke samping tepat di jendela.
Bang!
Dia menghentakan kakinya ke tanah, kemudian melesat masuk ke dalam rumah Joglo itu lewat jendela itu.
Angga langsung tiba di ruang tamu, Angga terlihat mengendus mengendus lantai layaknya mencari bau seseorang.
Dia kemudian melirik ke salah satu kamar, "bau wangi dari janin bayi benar benar sangat memikat!" Batin Angga.
Dia berjalan mengendap endap menuju ke dalam kamar itu, setiap ia melangkah sama sekali tidak menimbulkan suara, layaknya harimau sungguhan ketika mendekati mangsa.
Tidak ada siapapun di sini yang bisa menghentikan Angga melangkah, semua artefak dan pusaka milik Dukun Sumanto sedang di gunakan dukun Sumanto untuk menghalau ribuan makhluk halus di luar.
Angga memandang sesaat pintu kayu yang berada di depannya.
Bang!
Angga kemudian menendangnya begitu saja, sontak jamilah yang sedang tertidur langsung bangkit dengan wajah panik, matanya bergetar melihat sosok yang sangat mengerikan di depannya.
Sosok manusia namun memiliki kulit layaknya harimau putih dengan rambut putih yang tergerai sampai ke lantai dan cakar cakar hitam panjang di jemarinya.
Jamilah hendak berteriak namun sayang sekali gerakan dari Angga sangat cepat, tangan Angga langsung membungkam mulut Jamilah begitu saja.
Sementara tangan kiri Angga langsung merobek perut Jamilah dan mengambil sesuatu di dalamnya secara paksa.
Note: author tidak bisa melanjutkannya karena adegan ini terlalu berdarah.
***
Sementara di luar Dukun Sumanto dan para Jin Perewangnya terlihat sangat mendominasi.
Para makhul halus entah itu demit, siluman dan lelembut semuanya mulai kabur tunggang langgang, karena mereka tidak ingin mati melawan dukun Sumanto.
"Hahahaha!!! Dasar pengecut!" Teriak Dukun Sumanto dengan sangat lantang. Dia berduri tegak memandang kepergian para makhluk halus itu.
Namun detik berikutnya dukun Sumanto melebarkan matanya, ketika merasakan aura yang begitu menindas terasa dari kejauhan dan secara perlahan mendekat.
Dum!
Dum!
Dum!
Krek!
Krek!
Krek!
terdengar suara langkah yang membuat tanah sedikit bergetar, di iringi dengan suara yang seperti tulang patah.
Dukun Sumanto dan para Jin Perewangnya menoleh ke arah sumber suara, mereka langsung melihat sosok yang memiliki suara langkah itu.
"Grr!" Sosok tersebut menggeram marah, "Siapa yang berani membunuh anakku!" Teriaknya dengan lantang.
Sosok itu terlihat sangat mengerikan, ia adalah Buto Tiwikromo sosok buto setinggi 6 meter dengan gadah emas yang sebesar pohon kelapa di pundaknya.
***
maaf baru bisa up, soalnya author lagi sibuk belajar buat TKA. insyaallah kalau tkanya sudah selesai author bakalan up setiap hari.
jgn nanggung lg ceritanya.../Pray//Pray//Ok//Good/