NovelToon NovelToon
Dua Akad Satu Cinta

Dua Akad Satu Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Poligami / Penyesalan Suami / Konflik etika
Popularitas:86.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Tiga Tahun berumah tangga, Amanda merasa bahwa pernikahannya benar-benar bahagia, tapi semua berubah saat ia bertemu Yuni, sahabat lamanya.

Pertemuan dengan Yuni, membawa Amanda pergi ke rumah tempat Yuni tinggal, dimana dia bisa melihat foto pernikahan Yuni yang bersama dengan pria yang Amanda panggil suami.

Ternyata Yuni sudah menikah lima tahun dengan suaminya, hancur, Amanda menyadari bahwa dia ternyata adalah madu dari sahabatnya sendiri, apakah yang akan Amanda lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga Puluh Lima

Pagi itu, udara di kota A terasa lebih sejuk dari biasanya. Langit biru pucat dengan awan putih tipis menggantung di atas gedung-gedung bertingkat. Amanda duduk di kursi dekat jendela mini bus yang membawa rombongan dari kantornya menuju lokasi seminar. Ia menatap keluar, melihat pepohonan yang melintas cepat bersama bayangan masa lalu yang tak juga mau pergi dari pikirannya.

Di kursi sebelah, dua rekan kerjanya, Rara dan Dini, sedang asyik bercanda. Sementara di bangku depan, Davino, atasannya, sibuk menelpon seseorang, membahas teknis rapat yang akan dihadiri setelah seminar selesai nanti sore.

Amanda hanya tersenyum tipis sesekali, sekadar merespons gurauan teman-temannya. Tapi di balik senyum itu, dadanya terasa berat. Ia berusaha menyembunyikan semua gelombang emosi yang masih sering muncul tanpa diundang.

“Mand, nanti malam kita sempat jalan-jalan ke mall nggak ya? Katanya di sini ada tempat baru yang bagus banget,” tanya Dini dengan semangat.

Amanda menoleh, mencoba terlihat antusias. “Boleh aja. Lagian udah lama juga nggak belanja.”

“Yah, akhirnya! Kirain kamu bakal nolak lagi, kayak biasa,” goda Rara sambil tertawa kecil.

Amanda ikut tertawa, padahal pikirannya bukan dengan kedua rekannya itu. Dia teringat saat bersama sahabatnya Yuni. setiap meter kota ini penuh dengan kenangannya bersama sahabatnya itu.

Seminar itu berjalan lancar. Amanda sempat mempresentasikan laporan singkat di hadapan peserta, dan Davino terlihat puas. Setelah acara berakhir, mereka makan siang bersama di kafe dekat lokasi, lalu memutuskan untuk mampir ke mall baru di pusat kota sebelum kembali ke hotel.

Davino lebih memilih kembali ke hotel. Mereka bertiga saja yang pergi ke mall.

Mall itu megah dan modern, dengan interior luas dan aroma kopi menyambut di setiap lantainya. Rara dan Dini langsung menuju toko pakaian, sementara Amanda memilih jalan pelan-pelan, hanya ingin menikmati suasana. Ia berjalan menyusuri deretan toko sambil menenteng segelas es kopi susu di tangan kanan.

Sampai langkahnya berhenti di depan sebuah butik kecil di lantai dua. Matanya terpaku pada sosok perempuan yang sedang berdiri di dalam, menatap rak pakaian dengan ekspresi yang tak asing sama sekali.

Amanda mematung. Napasnya tercekat. "Yuni."

Amanda tak menyangka bertemu Yuni di kota ini. Dia pikir wanita itu tak akan mungkin ada di sini. Kedua orang tuanya telah lama pindah ke kota lain.

Mereka berdua bersahabat sejak memasuki usia remaja atau puber. Orang yang dulu tahu segalanya tentang hidupnya. yang dulu selalu jadi tempat pulang ketika dunia terasa terlalu bising. Dan kini ia menjadi luka terbesar dalam hidup Yuni.

Amanda merasa sesak. Dia tak pernah menginginkan hal ini, tapi takdir berkata lain. Dia menjadi duri dalam rumah tangga Yuni.

Amanda menggigit bibir. Ia tak menyangka akan bertemu Yuni di tempat ini. Antara ingin menyapa atau berbalik arah, langkahnya terasa berat.

Tapi sebelum pikirannya sempat memutuskan, Yuni sudah lebih dulu menoleh. Tatapan mereka bertemu. Hanya beberapa detik, tapi cukup membuat dada Amanda sesak. Ia menatap Amanda tanpa ekspresi, seolah ada dinding tak terlihat di antara mereka.

Amanda mengumpulkan keberanian, lalu melangkah mendekat. “Uni ...,” panggilnya pelan.

Yuni tidak menjawab. Hanya memandangi Amanda dengan mata yang tajam namun rapuh. Amanda menelan ludah, mencoba tersenyum. Ia tahu, tak ada cara mudah untuk menghadapi ini.

“Aku nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini,” ucap Amanda dengan suara bergetar. Ia mendekat dan, tanpa banyak berpikir, langsung memeluk sahabatnya itu.

Tubuh Yuni kaku. Ia tidak membalas pelukan itu, tapi juga tidak menolak. Hanya berdiri diam.

“Apa kabar kamu, Uni?” tanya Amanda pelan setelah melepas pelukannya.

Yuni menarik napas panjang sebelum menjawab, suaranya datar. “Baik.”

Amanda berusaha tersenyum lagi. “Nathan gimana? Apa kabarnya?”

Yuni menatapnya lama. Lalu dengan nada yang lebih tajam dari sebelumnya, ia berkata pelan tapi jelas. "Kenapa hanya tanya Nathan? Kamu nggak mau sekalian nanya kabar suamiku juga?”

Darah Amanda seperti berhenti mengalir seketika. Suara ramai dari pengunjung mall mendadak terdengar jauh. Ia menatap Yuni, wajahnya berubah tegang. “Apa maksud kamu, Yun?” tanyanya dengan suara hampir berbisik.

Yuni menyilangkan tangan di dada. “Kamu jangan pura-pura nggak tahu, Amanda. Aku capek lihat orang munafik seperti mu.”

Kalimat itu seperti belati yang menembus pelan tapi pasti ke dada Amanda. Ia bisa merasakan setiap kata Yuni menampar rasa bersalah yang selama ini sudah berusaha ia kubur dalam.

Amanda menghela napas. “Kita bisa ngomong baik-baik nggak? Tapi nggak di sini terlalu ramai,” ujarnya lembut.

Yuni menatapnya sekilas, lalu memalingkan wajah. “Aku nggak ada waktu, Mand.”

“Tolong, Uni,” Amanda menahan lengan sahabatnya dengan pelan. “Hanya sebentar aja. Aku tahu kamu marah, kamu kecewa, dan kamu punya hak buat itu. Tapi izinkan aku jelasin, meskipun mungkin kamu nggak mau dengar.”

Yuni menatap tangan Amanda yang menggenggam lengannya, lalu menghela napas berat. Ada keraguan di matanya. Entah karena iba, atau karena masih ada sisa kenangan persahabatan di hatinya.

Beberapa detik hening. Akhirnya Yuni berkata lirih, “Baiklah. Tapi aku nggak janji bakal bisa dengerin semuanya.”

Amanda mengangguk cepat, merasa sedikit lega. “Terima kasih. Tunggu sebentar aku izin dengan kedua temanku dulu."

Amanda lalu menghampiri kedua rekan kerjanya. Mengajak mereka untuk ikut masuk ke kafe tersebut, tapi karena telah lelah, keduanya lebih memilih kembali ke hotel.

"Maaf ya, ada sedikit masalah yang harus aku luruskan dengan sahabatku itu," ucap Amanda dengan wajah penuh penyesalan. Dia merasa bersalah karena harus meninggalkan dua rekan kerjanya itu.

"Tak apa, Manda. Kebetulan kami juga mau istirahat. Tapi apa kamu tak apa nanti kembali ke hotel seorang diri?"

"Tak apa, ini kota tempat aku dilahirkan. Aku tak takut. Sekali lagi maaf," ucap Manda.

Mereka akhirnya berpisah. Amanda kembali menghampiri Yuni. Sahabatnya itu tampak berbeda. Tak seperti mereka bertemu saat itu.

"Uni, kita masuk yuk!" ajak Amanda saat melihat wanita hanya diam. Kedua berjalan masuk tanpa ada sepatah katapun. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

-

1
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor 🙏
IndahMulya
semoga yuni bisa memaafkan amanda, dan mrka berdua bisa sama2 membalas perbuatannya azka. pasti seru tuh
Daulat Pasaribu
si yuni sama amanda korban,seharusnya si azka dpt karmanya dong thor.apalagi kesalahannya lebih besar ama istri pertamanya
IndahMulya
kalau endingnya si amanda malah balik sama azka krna mengatasnamakan cinta artinya si manda munafik. cinta itu ga salah, tapi caranya azka yg salah. dan azka ga pantes dpt cintanya manda atau yuni
Daulat Pasaribu
enak kali si azka,uda nyakitin si yuni begitu dalam.tapi gk dpt karmanya
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Neng Saripah
jangan merasa paling trsakiti yun...
Ika Wahyuni
padahal Amanda juga korban dan rela mengalah demi kamu yun😥
faridah ida
semoga setelah di jelasin sama Manda , Yuni mau memaafkan nya .
Bun cie
sama2 korban azka dan ortu azka..
Bun cie
nah kan ortu azka itu juga ikut membohongi yuni dan amanda...
supaya adil tdk ada yg tersakiti..
amanda dan yuni berpisah saja..
klo terus bersm yuni hanya amanda yg diikiran azka ..hanya u status nathan..
klo terus dengan amanda..azka melepas yuni merampas nathan..bagai mana perasaan yuni apalagi amanda sahabat nya..
kita mah pembaca nurut aja gimana kak authornya..walau baper gemesh😂😂😂
Bun cie
yuni mau aja dibohongi lagi ortu azka yg harus kamu pahami azka tdk mencintai mu selama ini..
Bun cie
tuh sdh tahu koq terus menekn yuni..kalian mama papa azka org yg egois mementingkan kehendak sendiri tanpa peduli perasaan yuni..jangan menurut kali ini yuni.. kamu punya hati dn perasaan bukan boneka mereka yg sesuka hati dipermainkan lalu dicampakkan..#emakesmosi
Bun cie
mmg benar2 egois azka hanya memikirkn diri sendiri fokus cinta kpd manda ...tnp peduli ke yuni dan nathan yg juga lebih terskiti dn dibohongi
🌷Vnyjkb🌷
manda Jgn mau d hakimi dg Semena,,, lawan ,krn km jg benar, gak salah 100 % ,,
🌷Vnyjkb🌷
berarti Kupingmu yg gak mau dengar Kebenaran, krn hatimu sdh pahit dr awall,, dihhh makanya azka lbh cinta manda,,
🌷Vnyjkb🌷
eeee sesama Korban mbok ya d Jaga mulutnyaaaa,, manda tdk Munafik klu smua Jelas dr awal,, waahhhh bibirnyaaaaa kyk Pisau!!
Supryatin 123
😠😠😠 geram q liat Yuni jgn sok kamu blum tw kebenarannya.klo dah tw kebenarannya semoga kamu menyesal n utk orang tua Azka jgn sok bijak anda berdua.anda mengorbankan perasaan anakj anda hanya karena balas Budi.😠😠😠 lnjut thor 💪💪
Sry C'cipit Tea
silahkan ambil Azka Yuni... ortunya emang mendukung mu...tp jiwa Azka ada sama Manda...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!