Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Seratus Lima Puluh Juta...?
Hari ini adalah hari di mana Shaina menerima gaji. Tentu saja Shaina terlihat semangat sekali berangkat ke kantor.
"Wah... Sudah siap kak...? Kakak terlihat semangat sekali pagi ini...?'' tanya Riska yang masih santai dengan baju tidurnya karena dia masuk kerja shift siang.
"Iya dong harus semangat... Kan hari ini kita gajian..." sahut Shaina sambil menyemprotkan parfum ke kemeja kerjanya.
"Oh iya sekarang tanggal dua puluh ya., yes asik gajian..." ucap Riska.
"Oya kak, semalam kakak pulang jam berapa sih...?'' tanya Riska karena tadi malam ketika Shaina pulang dia sudah tidur.
"Jam sembilan..." jawab Shaina lalu merapihkan rambutnya menggunakan sisir.
"Memangnya kakak dari mana...?'' tanya Riska.
"Ehm... Lembur...." jawab Shaina.
Iya, Shaina terpaksa berbohong pada Riska. Tidak mungkin juga dia akan memberitahunya kalau tadi malam dia hanya menemani Sagara lembur.
Iya ,tadi malam Shaina diantar pulang oleh Sagara dan sekertaris Jo. Padahal Shaina sudah menolaknya karena takut ada yang melihat, dan akan berfikir macam- macam padanya. Tapi Shaina justru dimarahi oleh Sagara karena menolak ajakannya untuk diantar pulang. Dan dengan terpaksa dan perasaan was- was, Shaina pun pulang bersama dengan Sagara dan sekertaris Jo.
"Kakak berangkat dulu ya...." ucap Shaina.
"Iya, hati- hati di jalan kak..." sahut Riska.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Waktu istirahat pun tiba, Shaina segera pergi ke ATM untuk mengambil uang gaji sekaligus mentransfer pada sang ayah untuk membayar hutang sang ayah pada rentenir. Ketika sudah berada di depan mesin ATM dan mengecek saldonya, Shaina dibuat kaget melihat nominal uang yang masuk ke rekeningnya.
"Hah...? Apa aku tidak salah lihat...? Ke... Kenapa nol nya banyak sekali...?'' ucap Shaina sambil memperhatikan layar mesin ATM.
"Satu..dua ..tiga.. Empat.. Lima ... Enam ...tujuh....hah...? Kok nolnya ada tujuh...? Kan harusnya cuma enam..." Shaina kaget sekaligus bingung.
Iya, selama empat bulan bekerja di perusahan Putra Mandala Sentosa, setiap bulan Shaina mendapat gaji lima belas juta. Lima belas juta angka nol nya ada enam. Namun kali ini Shaina dibuat kaget karena di layar mesin ATM angka nolnya ada tujuh. Itu artinya uang yang masuk ke rekening Shaina bukan lima belas juta melainkan seratus lima puluh juta.
"Kenapa banyak sekali... Pasti ini ada kesalahan..." ucap Shaina.
Shaina lalu mentransfer uang ke nomor sang ayah sebanyak sepuluh juta. Kemudian dia mengambil tiga juta untuk dia pegang. setelah melakukan transaksi Shaina lalu pergi ke bank untuk mengambil sisa uang tersebut karena dia bermaksud untuk mengembalikan uangnya kepada perusahaan. Karena itu bukan hak Shaina. Shaina yakin ini ada kesalahan dari bagian personalia.Iya, karena yang bertugas mengenai pengaturan gaji adalah bagian Personalia.
Sesampainya di bank, Shaina langsung mengambil uang tersebut. Uang yang dia ambil adalah sebanyak seratus tiga puluh lima juta. Karena yang lima belas juta adalah uang gajinya.
Untung saja kondisi bank sedang tidak terlalu ramai. Jadi Shaina bisa cepat mengambil yang tersebut. Setelah semuanya selesai Shaina kembali ke perusahaan untuk bertemu dengan manager depertemen Personalia yaitu pak Tamrin. Namun sampai di ruangannya Shaina tidak menemukannya.
"Apa...? Pak Tamrin resign...?" tanya Shaina setelah diberi tahu oleh Putra salah satu pegawai di departemen personalia. Iya tentu saja Shaina kaget karena dia memang tidak mengetahui akan hal itu.
"Iya, dia baru saja pergi dari perusahaan ini beberapa menit yang lalu..." sahut Putra.
"Oh ya ampun... Kenapa dia resign...?'' tanya Shaina.
"Dia ada masalah di perusahaan ini..." jawab Putra.
"Masalah apa...?'' tanya Shaina.
"Saya tidak mau menyebarkan gosip yang belum tentu kebenarannya. Nanti kamu akan tahu sendiri..." jawab Putra.
"Aduh... Trus sekarang dia ada di mana...?'' tanya Shaina.
"Dia baru pergi, mungkin masih di parkiran..." jawab Putri.
"Ya udah makasih ya..." Shaina langsung lari ke arah lift.
Sesampainya di lantai bawah, Shaina kemudian berlari menuju tempat parkir mobil untuk mencari mobil milik pak Tamrin.
"Aduh.. mana mobilnya pak Tamrin...?'' Shaina menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Ah... Itu dia pak Tamrin..." ucap Shaina melihat pak Tamrin yang sedang berjalan ke arah mobilnya.
"Pak Tamrin...pak Tamrin tunggu....!'' Shaina segera berlari ke menghampiri pak Tamrin.
Pak Tamrin pun menoleh ke arah Shaina.
"Hah...hah...akhirnya saya bisa bertemu dengan pak Tamrin..." ucap Shaina dengan nafas memburu karena kecapekan berlari.
"Ada apa Shaina...?'' tanya pak Tamrin.
"Pak...ini..." ucap Shaina mengambil amplop warna coklat dari dalam tasnya lalu memberikannya kepada pak Tamrin.
"Apa ini...?'' tanya Pak Tamrin.
"Ini uang pak..." jawab Shaina.
"Uang...?'' tanya pak Tamrin.
Shaina lalu menceritakan pada pak Tamrin kalau ada kesalahan yang terjadi saat pak Tamrin mentransfer uang gaji ke nomer rekeningnya.
"Jumlahnya terlalu banyak pak, makanya saya kembalikan ke bapak...." ucap Shaina.
Pak Tamrin menghela nafas.
"Maaf Sha... Itu bukan urusan saya lagi. Saya sudah resign dari perusahaan ini. Kamu kasihkan saja uang ini kepada pak Fandi. Kan dia juga ikut dalam mengurusi gaji karyawan..." sahut pak Tamrin.
Shaina terdiam beberapa saat. Iya, Shaina sedang kesal pada Pak Fandi karena sudah beberap hari ini dia selalu mencari- cari kesalahannya. Shaina jadi sering terkena sasaran amarahnya walaupun kesalahan yang dibuat oleh Shaina tidak seberapa.
"Pak Tamrin saja deh yang mengembalikan uang ini ke pak Fandi...." ucap Shaina sambil meletakkan amplop berisi uang tersebut di tangan pak Tamrin.
"Kau ini bagaimana... Kan kamu tinggal kasihkan saja pada pak Fandi, dia kan satu divisi dengan kamu..." sahut Pak Tamrin.
"Bapak saja deh... Saya sedang malas melihat muka pak Fandi..." jawab Shaina kemudian berlari ke arah mushola karena dia belum melaksanakan sholat dzuhur.
"Astaga anak ini..." Pak Tamrin terlihat kesal karena Shaina tidak mau menuruti kata- katanya.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Keesokan harinya di rumah kediaman keluarga Mandala, sebelum berangkat ke kantor Sagara menemui sang papa di ruang kerjanya. Iya, walaupun tuan Daniel jarang pergi ke kantor karena urusan kantor sudah diserahkan kepada Sagara dan Ronald, tapi tuan Daniel masih tetap memantau perkembangan perusahaannya. Tuan Daniel juga rutin mengecek saham di perusahaannya.
"Pah..." ucap Sagara masuk ke ruang kerja sang papa.
Tuan Daniel yang sedang duduk di meja kerjanya pun menoleh ke arah sang putra. Sagara menghampiri sang papa.
"Ada apa...?'' tanya tuan Daniel.
Sagara lalu meletakkan uang seratus ribu di atas meja kerja sang papa. Melihat hal tersebut tuan Daniel pun menatap wajah sang anak.
"Apa ini...?'' tanya tuan Daniel.
"Gadis berandal itu... Ehm... Maksudnya gadis wonder women yang menitipkan uang itu supaya dikasihkan ke papa..." jawab Sagara.
Tuan Daniel mengerutkan keningnya.
"Dia bilang dia tidak mau punya hutang ke papa..." ucap Sagara.
Iya, tuan Daniel tentu saja ingat kalau dia yang sudah membantu Shaina membayarkan ojeknya kemarin.
"Papa sudah bilang sama dia kalau papa hanya membantunya dan tidak memintanya untuk mengembalikan yang itu...dan papa tidak menghitungnya sebagai hutang..." sahut tuan Daniel.
Sagara menghela nafas.
"Dia sepertinya kesal sama papa..." ucap Sagara.
"Apa...? Kesal...?'' tanya tuan Daniel.
"Iya, dia merasa dibohongi oleh papa. Dia sudah tahu kalau papa adalah papa saya pemilik perusahaan Mandala..." jawab Sagara.
Tuan Daniel menghela nafas.
"Dia gadis yang polos dan menyenangkan..." tuan Daniel tersenyum mengingat pertemuan pertamanya dengan Shaina.
Tuan Daniel merasa begitu dekat dengan Shaina karena saat itu mereka ngobrol santai layaknya seperti ayah dan anak. Apa lagi selama ini tuan Daniel jarang sekali, bahkan mungkin tidak pernah ngobrol santai dengan kedua putranya. Mereka hanya mau bicara jika ada hal yang penting saja. Dan itu pun biasanya berakhir dengan ketengangan atau pun pertengkaran.
"Kapan- kapan papa harus menemuinya lagi untuk menjelaskan padanya kalau papa tidak bermaksud membohonginya..." ucap tuan Daniel.
Sagara hanya diam dan masih berdiri di depan meja kerja sang papa. Tuan Daniel kembali menatap sang putra. Iya, tuan Daniel merasa heran karena Sagara masih berdiri di sana. Biasanya jika Sagara sudah mengutarakan maksudnya, dia langsung pergi begitu saja, tapi kali ini tidak. Tuan Daniel pun yakin jika ada hal lain yang akan Sagara sampaikan padanya. Hal itu terlihat dari ekspresi wajah Sagara.
"Ada apa...?'' tanya tuan Daniel sambil menatap wajah Sagara.
Sagara menghela nafas.
"Pah, Sagara mau mengurus surat cerai...'' ucap Sagara.
"Apa...?'' tuan Daniel cukup kaget mendengar apa yang dikatakan oleh sang putra.
Sagara kembali menghela nafas.
"Kamu yakin dengan keputusanmu...?'' tanya tuan Daniel.
"Iya Pah..." jawab Sagara.
"Bukankah kamu pernah bilang pada Thania dan keluarganya bahwa kamu akan menunggu Thania sampai dia siap menjadi suami kamu...? Kamu akan rujuk setelah Thania benar- benar sudah siap hidup denganmu...? Kau sudah lupa itu...?'' tanya tuan Daniel.
"Kamu bilang kamu sangat mencintai Thania hingga kamu rela menunggunya sampai dia benar- benar siap menerimamu. Begitu kan...? Tapi kenapa sekarang kamu tiba- tiba ingin mengurus perceraian...? Kamu tidak ingin rujuk dengannya...?'' sambung tuan Daniel.
Sagara tidak menjawab pertanyaan sang papa, dia justru mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Apa cintamu pada Thania yang dulu begitu besar sudah hilang...? Siapa yang sudah berhasil menghilangkan rasa cintamu kepada Thania...? Hem..? " tanya tuan Daniel.
Lagi- lagi Sagara hanya diam. Melihat sang putra yang hanya diam, tuan Daniel pun tertawa.
"Apa gadis wonder women itu yang sudah membuat hati kamu berpaling dari Thania...?'' tanya tuan Daniel.
"Bu...bukan..bukan seperti itu pah...." Sagara tergagap.
"Benarkah...? Tapi berdasarkan informasi yang papa terima kamu begitu dekat dengan gadis wonder women itu. Dan kamu sudah beberapa kali mengantarnya pulang ke tempat kosnya kan...?'' tanya tuan Daniel.
Sagara kaget kenapa sang papa bisa tahu akan hal itu.
"Bukan begitu pah... Mana mungkin saya tertarik dengan gadis berandal dan kampungan itu. Bahkan saya tidak pernah melihatnya sebagai seorang perempuan...." ucap Sagara.
Mendengar apa yang dikatakan oleh Sagara, tuan Daniel pun kembali tertawa.
Sagara lalu memberitahu sang papa, memang benar dia pernah mengantar Shaina pulang ke tempat kost, tapi itu karena alasan tertentu yaitu saat itu Shaina mengalami sakit di pergelangan tangannya. Dan yang kedua karena Shaina pulang malam setelah lembur kerja. Jadi Sagara tidak tega membiarkan Shaina pulang sendiri. Menurutnya jika terjadi apa- apa dengannya Sagara juga yang harus bertanggung jawab. Oleh karena itu Sagara mengantar Shaina pulang.
"Baiklah jika kamu memang tidak tertarik sama gadis wonder women itu. Tidak papa, tapi setidaknya kamu jangan merepotkannya lagi. Dan jangan melakukan hal yang membuatnya stres hingga dia tidak bisa tidur semalaman akibat ulah gila kamu..." ucap tuan Daniel.
"Ma..maksud papa ulah gila apa...?'' tanya Sagara tidak paham dengan arah pembicaraan sang papa.
"Sudahlah tidak perlu di bahas soal itu. Papa yakin kamu tidak akan mengakuinya..." jawab tuan Daniel.
Sagara berdecak kesal.
"Kapan kamu akan mengurus perceraianmu dengan Thania...?'' tanya tuan Daniel.
"Secepatnya Pah..." jawab Sagara.
"Tapi katakan dulu pada papa, apa yang menbuatmu ingin bercerai secara resmi dengan Thania...?'' tanya tuan Daniel.
Sagara menghela nafas.
"Sagara sudah memberikan waktu yang cukup banyak pada Thania pah. Tapi tidak ada kejelasan. Dan sampai sekarang sepertinya Thania juga tidak ada niat untuk memperbaiki hubungan..." jawab Sagara.
Tuan Daniel mengangguk- anggukan kepalanya.
"Baiklah papa akan mendukungmu. Sebagai laki- laki kamu harus punya harga diri. Kita jangan sampai mengemis cinta pada wanita yang tidak mencintai kita. Itu sangat memalukan..." ucap tuan Daniel.
"Papa akan hubungi pengacara papa untuk mengurus perceraian kamu dengan Thania..." sambung tuan Daniel.
"Tidak bisa...!''
Tiba- tiba terdengar seruan dari pintu ruang kerja tuan Daniel. Sagara dan tuan Daniel pun kaget dan langsung menoleh ke sumber suara. Dan ternyata di depan pintu ruang kerja tuan Daniel ada Oma dan juga nyonya Fransiska.
"Oma..." ucap Sagara.
Oma dan nyonya Fransiska masuk ke dalam ruang kerja tuan Daniel.
"Dengar Sagara... Di dalam keluarga Mandala, tidak ada yang namanya perceraian. Kamu tidak boleh bercerai dengan Thania. Kalian harus rujuk bagaimana pun caranya..." ucap oma dengan tegas.
"Ta..tapi oma...'' sahut Sagara.
"Tidak ada tapi- tapian....! Kamu harus menuruti apa kata oma. Dan jangan membuat malu keluarga Mandala..." jawab oma.
"Kamu seharusnya bersyukur Sagara... Perpisahan kamu dengan Thania tidak sampai terdengar oleh orang luar. Itu artinya nama baik keluarga kita tetap terjaga..." sambung Oma.
"Dan sekarang waktunya kamu untuk memperbaiki hubunganmu dengan Thania. Kamu harus secepatnya rujuk dengan dia. Kamu tahu kan, tidak lama lagi Thania akan lulus kuliah. Dan oma yakin , dia sudah siap untuk menjadi istrimu..." lanjut oma.
Mendengar semua perkataan oma, Sagara nampak kesal.
"Tidak oma, Sagara akan tetap bercerai dari Thania..." ucap Sagara.
"Selama oma masih hidup, tidak ada yang bisa membantah apapun yang sudah ditetapkan oleh oma. Termasuk kamu Sagara. Kamu adalah bagian dari keluarga Mandala. Jadi kamu harus ikuti peraturan keluarga ini...'' sahut oma.
Sagara menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Oma harap kamu tidak akan mengikuti jejak ibumu yang berani melanggar peraturan di rumah ini, Sagara..." ucap Oma sambil menatap tajam wajah Sagara.
Bersambung....
kira" pak thamrin bakalan jujur apa tidak yah, uangnya sudah diberikan ke fandi. jadi biar jelas arah uangnya kemana... karena berita beredar kalau pak thamrin suka berhutang ke semua orng yg ada dikantor ataupun korupsi... eh si fandi malah ngamuk shaina bertanya tentang uang itu, jadi penasaran apa motifnya fandi menghamburkan uang kelebihan gaji shaina....
ta ttp aja jadi gosip orang ga ada yg tau kalau kamu mudah berpisah hemmmmm memang 1/2 ons susah ga mau upgrade 😂😂
ini juga tuan saga aja yg masih stuck di 1/2 ons 🤦🤦🤦
Dih dulu nolak Sekarang cemburu Thania...Thania..
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
eh, sekarang dia yg cemburu sagara dekat dengan shania .. tapi kalau memang sagara mulai ada rasa dengan shania, segeralah urus perceraian resmimu dengan thania biar dia nyesek telah menolak dirimu.