NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Suamiku

Mengandung Benih Mantan Suamiku

Status: tamat
Genre:Cerai / CEO / Penyesalan Suami / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:56k
Nilai: 5
Nama Author: Nadia_Ava02

Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.

Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.

Sejak malam itu, hidup Delia berubah arah—antara rasa ingin bebas dan kenyataan bahwa Devano tak pernah benar-benar rela melepaskannya. Cinta, luka, dan rahasia yang terkuak perlahan justru menyeret Delia kembali ke sisi pria yang seharusnya ia tinggalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBMS - Bab 33 Butuh Pengakuan

"Aku hamil, Dev... Ini anak kita," ucap Giselle pelan tapi tajam.

Jantung Devano seperti berhenti berdetak sesaat. Tatapannya langsung menusuk ke arah Giselle, rahangnya menegang.

"Apa kamu bilang?" suaranya parau menahan emosi.

"Kau dengar sendiri, aku hamil," Giselle mengeluarkan selembar kertas dari tas tangannya. "Ini hasil tes dari rumah sakit. Aku tidak berbohong."

"Kau sudah gila, Giselle!" Devano mencengkram leher Giselle dengan kuat, amarahnya tak lagi bisa dikendalikan.

"Dev! Cukup!" teriak Delia panik.

Langkahnya cepat menghampiri, menatap Dev dengan sorot mata tajam tapi lembut. "Turunkan tanganmu," pintanya. "Turunkan Devano!" pekik Delia.

Dev memandang Giselle penuh benci, lalu menatap Delia, dan seketika genggamannya melemah. Suara Delia adalah satu-satunya hal yang bisa meredam amarahnya.

"Del... aku mohon, jangan percaya ucapannya. Dia berbohong," lirih Dev, masih terengah.

Delia menatap keduanya bergantian, lalu mengulurkan tangan.

"Berikan surat itu," titahnya tegas.

Dengan tangan gemetar, Giselle menyerahkan amplop itu.

Semua mata kini tertuju pada Delia. Ia membuka amplop itu perlahan, diikuti Mama Raisa dan Papa Bryan yang mendekat.

Beberapa detik hening. Hanya suara napas yang terdengar.

Wajah Delia memucat, matanya gemetar membaca hasil itu.

Mama Raisa menatap Devano penuh rasa kecewa dan hancur. "Sekarang katakan..." suaranya bergetar. "Apa surat ini benar? Dan pria dalam video itu kamu, Devano?"

Dev menelan ludah, matanya basah. "Ma... aku tidak melakukan apapun dengan Giselle. Video itu... memang aku, tapi_"

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipinya, menggema di seluruh ruangan.

Mama Raisa menatap putranya dengan mata merah. "Mama kecewa, Devano! Mama pikir mama bisa mempercayai mu... tapi kamu memperlakukan wanita seperti ini?"

Dev terdiam. Ia ingin menjelaskan, tapi suaranya tercekat.

Delia menunduk, tangannya bergetar nyaris meremas surat itu.

Giselle hanya berdiri di sana menatap semua wajah yang nampak sangat kecewa.

Devano menatap surat itu lama, lalu tiba-tiba merebut ponsel dari tangan Papa Bryan, juga surat kehamilan itu dari Delia. Tanpa sepatah kata, ia mencengkram lengan Giselle dan menyeretnya keluar rumah.

Dev melempar tubuh wanita itu hingga terhuyung jatuh ke lantai.

Brugh.

"Sudah cukup, Giselle!" suaranya bergemuruh. "Kamu puas sekarang? Puas menghancurkan keluargaku?!"

"Dev! Hentikan!" teriak Mama Raisa dari belakang.

"Biarkan, Ma," Dev menatap tajam. "Wanita ini harus diberi pelajaran! Dia benar-benar tidak tahu diri!"

"Cukup, Devano! Jangan berbuat kasar padanya!" sergah Papa Bryan.

Namun Dev tak mendengar. Ia melempar ponsel dan surat itu tepat ke wajah Giselle.

"Dasar wanita picik!" makinya.

Giselle menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa ditahan. Ia memungut barang-barangnya dengan tangan gemetar.

Delia yang sejak tadi diam akhirnya melangkah mendekat, membantu Giselle berdiri.

Mata mereka bertemu hanya sepersekian detik, tapi penuh makna.Delia mengangkat tangannya, menyelipkan jemarinya ke rambut Giselle menyusurinya hingga ke bawah dan...

Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi Giselle.

Semua orang terkejut. Giselle refleks langsung memegang pipinya, menatap Delia tak percaya wanita itu berani menamparnya, di depan keluarga Henderson.

Jika bukan karena mereka, mungkin Giselle sudah membalasnya.

"Harusnya kamu tahu risikonya sebelum melakukan sesuatu," ucap Delia dengan nada ambigu, namun penuh makna.

"Kamu yang menyerahkan diri, sekarang kamu yang merasa korban?" lanjutnya tajam.

Giselle mengeratkan giginya. "Kami saling mencintai, jadi apa salahnya?"

Plak! Tamparan kedua membuat Giselle tersentak.

"Saling mencintai bukan berarti harus bodoh, Giselle. Harusnya kamu pastikan dulu, apa status kalian," ucap Delia tegas sambil menatap Devano, membuat suasana semakin mencekam.

"Lalu bagaimana denganmu? Sudah bercerai, tapi mengandung anak yang entah anak siapa.. dasar jalang!" umpatnya

Plak! Tamparan ketiga membuat pipi Giselle semakin panas. Hatinya bergemuruh, berteriak ingin membalas, tapi keadaan membuatnya terpaksa menahan.

"Jaga bicaramu. Harusnya kamu sadar dengan ucapanmu sendiri, dengan sikapmu yang seperti ini.. siapa yang pantas disebut sebagai jalang?!" tekan Delia, membuat pipi Giselle semakin panas. Dadanya naik turun menahan amarah.

Jika dulu mungkin Dev pasti akan langsung membelanya. Tapi kini setelah Delia kembali, sikap Dev berubah. Dan wanita itu juga makin berani padanya.

Delia lalu menarik napas panjang, berbalik menatap Dev.

"Dan kamu, Dev… aku tidak pernah memaksamu mengakui anak dalam perutku. Tapi sepertinya wanita yang kamu pilih sangat haus akan pengakuan."

Setelah itu, Delia membalikkan badan dan melangkah pergi.

"Delia, tunggu! Aku bisa jelaskan!" seru Devano, menahan tangan Delia.

"Jangan." Delia menatapnya datar. "Aku tak butuh penjelasan apapun. Aku bukan siapa-siapa lagi bagimu, Dev. Sekarang yang terpenting bagiku hanya kebahagiaan aku dan anakku."

Ia melepaskan genggaman Devano dan terus melangkah, meninggalkan semuanya di belakang.

Dev hanya berdiri mematung, menatap punggungnya menjauh, tak mampu berbuat apa-apa.

Mama Raisa menatap Giselle dengan sorot kecewa sekaligus marah. "Sekarang, lebih baik kamu pulang. Sudah cukup kamu membuat keributan di sini."

Papa Bryan menambahkan dengan nada tegas, "Pulanglah. Kami butuh waktu untuk membicarakan semua ini."

Giselle menunduk, air matanya jatuh lagi. Ia hanya mengangguk pelan, lalu melangkah pergi meninggalkan luka bagi semuanya orang.

Setelah Giselle dan Delia pergi, Papa Bryan memegang kedua lengan Mama Raisa dengan lembut mencoba menenangkannya. Wajah wanita itu terlihat sangat pucat, ia pasti masih sangat shock mendengar berita ini.

"Ayo ma, papa antar mama istirahat," ajak papa Bryan. Mama Raisa hanya mengangguk lemah mengikuti langkah sang suami.

Devano terpaku di tempatnya, dada sesak, matanya tak lagi mampu menahan air matanya. Ia merasa runtuh, entah harus bicara apa lagi, ke siapa ia harus membuktikan kebenarannya. Semua bukti, semua kata-kata, tampak tak berarti saat wajah keluarga menatapnya dengan kecewa.

Ia berdiri sendiri di antara amarah yang coba ia redam. Dalam hati ia mengulang-ulang alasan, menyangkal, memohon, tapi tak ada yang terdengar. Papa Bryan dan Mama Raisa pergi, pintu tertutup pelan, menyisakan ruang keluarga yang terasa makin sempit.

Devano meremas rambutnya sendiri dengan kasar, merasakan seluruh kehancuran yang baru saja ia rawat tumbuh besar kembali. Ia ingin meneriakkan kebenaran, tapi suaranya tercekat. Hanya napas panjang dan tangis pelan yang keluar.

"Brengsek!" Dev menghantamkan bogemnya ke tembok berkali-kali.

Bug.

Bug.

Bug.

***

Brak!

Begitu masuk ke dalam mobil, wajah Giselle langsung berubah, bukan lagi wanita lemah dan rapuh yang tadi ia tunjukkan didepan keluarga Dev. Tatapannya kini menatap lurus ke depan dengan tajam dan penuh siasat.

Ia mengusap lembut airmata dipipinya dengan jarinya seolah tak pernah terjadi apa-apa.

"Kamu pikir bisa lari begitu saja, Dev? Tidak semudah itu," gumamnya pelan.

Ia meraih tas, membuka ponsel, melihat sekilas layar video dan surat yang semula ia gunakan sebagai senjata masih tersimpan rapi. Senyum miring perlahan muncul di bibirnya.

Ia mengusap pipinya yang masih terasa sangat panas akibat tamparan Delia tadi. seketika wajahnya berubah tegas, rahangnya mengeras, tatapannya menatap penuh kebencian.

"Dan kamu delia.. Aku pastikan kamu akan menebusnya untuk ini," bisiknya tegas.

Giselle menyalakan mesin, mobil melaju di bawah lampu jalan, dan di balik kaca, malam terasa menyimpan rencana yang baru saja dimulai.

1
Clarissa🌷
thor lanjut,😍
Niar Zahniar
semangat berkarya
Nadia_Ava02: terimakasih banyak untuk bintang sempurnanya Kaka....🤗🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Lanjut kak🤭🤭🤭
ArchaBeryl: makasih kak🤗🤗
total 2 replies
Muchamad Ridho
ko gk ada cerita penyesalan ayahnya Giselle kak..
Dwi ratna
karyanya bagus kak
Nadia_Ava02: terimakasih banyak-banyak untuk bintang sempurnanya Kaka..../Kiss//Kiss/
total 1 replies
Ani Basiati
mksb thor
Nadia_Ava02: sama-sama Kaka..🥰🥰
total 1 replies
Atmita Gajiwi
/Determined//Kiss/
Nadia_Ava02: terimakasih banyak untuk bintang sempurnanya Kaka..😘😘
total 1 replies
ArchaBeryl
Karya yg sangat bagus dan gak ngebosenin,
banyak pelajaran yg bisa kita ambil dari cerita ini
terutama harus menghargai pasangan hidup kita
Nadia_Ava02: terimakasih banyak Kaka .. lope-lope youuuu sekandang kebon...🤣🤣🤣
total 1 replies
ArchaBeryl
Selamat hidup bahagia keluarga kecil Dev🤗🤗
terimakasih kak ceritanya bagus banget
akhir yg bahagia tentunya 🤭🤭🤭
Nadia_Ava02: siapp....😉
total 5 replies
Nadia_Ava02
Bab selanjutnya adalah bab akhir ya teman-teman.. jadi mohon yang sudah selesai membaca ceritanya untuk memberikan bintang lima berserta ulasan terbaik kalian.. terimakasih 🙏🏻🥰🥰
Dwi ratna
Gedeg sm s dev,eh mantan gk sok peduli loe
Ani Basiati
lanjut thor
ArchaBeryl
Menang banyak to Dev 🤣🤣🤣
cintanya terbalas tunai🤗🤗
Dwi ratna
duh berat bgd hamil sendiri tuh, kdng hamil punya suami yg GK peka jg berat
Nadia_Ava02: betul Kaka...🤧🤧🤧
total 1 replies
Dwi ratna
😭😭😭😭
Dwi ratna
mampir
Nadia_Ava02: silahkan Kaka... semoga ceritanya tidak mengecewakan..🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
manizzzz banget
sampai terhura aq🤗🤗🤗
selamat buat pernikahan nya ya Dev 🤭
Nadia_Ava02: asiaapp.....🤣🤣
total 5 replies
ArchaBeryl
Ahhh jadi terharu 🥹🥹🥹
Semoga bahagia selalu ya keluarga kecil DelVa🤗🤗🤗🤗
Nadia_Ava02: terimakasih banyak Kaka.....🤧🤧😄😄😄
total 1 replies
ArchaBeryl
Semoga Delia dan anaknya selamat
sabar ya Dev ini masih cobaan buat kamu
Nadia_Ava02: semoga begitu kak..🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Jangan cemburu buta dulu ya Dev 🤭🤭
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!