Pernikahan siri antara Nirmala Wongso dan juga Seno Aji Prakoso membuahkan hasil seorang anak laki-laki yang tidak pernah diakui oleh Seno, karena ia takut keluarga besarnya akan tahu tentang aibnya yang diam-diam menikahi gadis pelayan di club malam.
Setelah dinyatakan hamil oleh dokter Seno mulai berubah dan menyuruh Nirmala untuk menggugurkan kandungannya jika masih tetap ingin menjadi istrinya.
Namun Nirmala memilih jalan untuk mempertahankan buah hati dan meninggalkan kemewahannya bersama dengan Seno.
Penasaran?? ikuti jalan kisah Nirmala yang penuh dengan lika-liku kehidupan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Secepat mungkin langkah kaki Nirmala mulai menjauh meninggalkan Seno yang masih mematung, menatapnya penuh dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
Selama 22 tahun ini Seno bersembunyi dibalik nama besar keluarganya, dan juga keluarga kecilnya sendiri yang jauh dari kabar miring, dan hubungannya bersama Nirmala merupakan rahasia besarnya yang ia sembunyikan dari siapapun.
"Aku punya alasan tersendiri Nirmala, untuk tidak mengakui darah dagingku, kalau saja dunia tahu, pasti hidupmu tidak akan setenang ini," ucapnya sambil menatap tubuh wanita yang dulu pernah mengisi kekosongan hatinya.
Seno berbalik arah, namun perkataan dari asistennya mulai menghentikan langkahnya. "Tuan apa sebaiknya kita kejar saja Ibu Nirmala," ucap Rafa.
"Tidak usah, biar anak buahku yang lain saja yang akan mengikutinya," ucapnya dengan langkah gontai.
Seno menyeberang jalan yang dipadati kendaraan, setiap langkahnya terasa berat meski tubuhnya tampak mantap. Setibanya di sisi mobil, ia membuka pintu dan duduk di kursi, napasnya masih tersengal. Kata-kata yang baru saja keluar dari mulutnya berputar di kepala, sungguh cerobohnya dirinya, mengeluarkan kata-kata yang sudah pastinya menyakiti hati Nirmala.
Tapi dia berbuat seperti itu, bukan tanpa alasan, karena ia tahu hidupnya dipenuhi banyak masalah, andai saja Nirmala mau diajak bicara baik-baik pasti kejadiannya tidak akan seperti ini.
'Aku tahu kesalahanku ini tidak termaafkan, bahkan dipertemuan kita setelah beberapa tahun aku masih belum bisa merangkul mu,' batinnya berkecamuk.
Mobil masih terus melaju, menerobos jalanan yang ramai kendaraan, di sepanjang jalan sedari tadi hati dan pikirannya tidak bisa tenang pasalnya ia terlalu bodoh mengungkit luka lama yang dulu pernah ia torehkan kepada seorang wanita.
"Rafa ..."Panggil Seno kepada asistennya itu.
"Iya Tuan," sahut Rafa.
"Kira-kira perkataan ku tadi keterlaluan atau tidak?" tanyanya dengan penuh penyesalan.
Rafa hanya bisa menatap wajah sesal bosnya, ia tahu yang dilakukan bosnya teramat menyakitkan, tapi dibalik itu ada alasan tersendiri, mungkin untuk saat ini hanya Seno saja yang bisa memahami tentang keadaan ini.
"Kalau versi Ibu Nirmala anda sangat keterlaluan Tuan, dan kalau versi anda sendiri sebenarnya anda sedang menjaga," jawab Rafa dengan dua versi.
Seno terdiam tatapannya muram, seketika tangannya mulai menekan-nekan pelipisnya yang terasa pening. "Aku memang keterlaluan dan brengsek, sejak Nirmala keluar dari rumahku 22 tahu yang lalu aku tidak pernah sekali pun menengok," ucapnya dengan nada sesal.
"Bagaimana mau menengok mencari pun Anda tidak pernah," sahut Rafa.
Seketika Seno mendongakkan pandangannya terhadap Rafa yang sudah berani berbicara seperti itu, namun apa yang diucap oleh asistennya itu benar adanya dia adalah sosok ayah yang sangat brengsek.
Tanpa terasa mobil sudah berhenti di depan pintu utama rumah megahnya, sejenak tangan kokoh itu mulai membuka pintu mobil. Kakinya langsung menyentuh kilapnya lantai marmer di rumahnya dua pelayan menyambut dan menunduk penuh hormat, ketika langkah kakinya berada di ruang tamu, dua anak perempuannya langsung menyambutnya penuh hangat dan kasih sayang.
"Papi ...," panggil Alice dan Alula.
Seno langsung merentangkan kedua tangannya, dua gadis cantiknya itu langsung mendekap kedalam pelukan sang ayah. "Dua princes Papi, gimana kabar kalian Nak?" tanya Seno penuh hangat.
"Alhamdulillah kabar Kakak baik Pi, sebentar lagi Kakak ada meeting," sahut Alice anak pertama yang cerdas dan penuh ketegasan, bahkan kedudukan Alice saat ini memegang salah satu cabang perusahaan ayahnya.
"Ingat jaga kesehatan ya Kak, jangan terlalu capek," pesan Seno.
"Iya Pi, itu pasti," sahut Alice.
"Bohong Pi," celetuk Alula. "Mana mungkin Kakak, istirahat dia itu kan gila kerja," imbuh Alula.
"Biarin mending aku gila kerja dari pada kamu gila demo, awas ya sampai kamu terlihat dengan demo yang anarkis," pesan kakaknya itu terdengar seperti ancaman.
"Oh tidak mungkin Kak, aku demo yang sehat-sehat saja, lagian tujuan kita sangat masuk akal kok menyampaikan aspirasi atau kekecewaan kita terhadap pemerintah? Apa itu salah?" tanya Alula dengan khas gayanya yang sedikit pecicilan.
"Gak ada yang salah kok Nak, dengan apa yang kau perbuat, tapi ... Kau harus hati-hati ya dengan tindakanmu dan harus pandai jaga diri di saat berada di tengah-tengah kerumunan," nasihat Seno yang diangguki oleh putri bungsunya itu.
Setelah bercengkrama dengan kedua princes nya Seno langsung melangkah ke atas untuk masuk ke dalam kamarnya, pintu kamar mulai terbuka, di situ Seno mulai melihat seorang wanita cantik tang sedang menunggunya sambil duduk dihadapan cermin.
"Sudah pulang ...?" tanyanya dengan nada sinis.
Sejenak Seno mengambil nafas belum-belum ia sudah mendapatkan nada peringatan dari istrinya. "Sayang, aku baru datang loh," ucap Seno mencoba untuk mendekat ke arah Nadira.
"Jangan mendekat? Gimana pertemuannya tadi dengan gundikmu dulu?" todong Nadira dengan nada yang mengintimidasi.
"Sayang, itu pertemuan yang tidak sengaja, bahkan kau tahu sendiri kan, sekarang ini aku sudah melakukan apa yang kau mau, yaitu menjauhi dia," sahut Seno.
"Aku tahu, tapi hatiku ragu, jangan sampai kau mengulangi kesalahan yang kedua kali, ingat jika sekali saja kau melanggar, maka ... akan ku pastikan gundik dan anak haram mu itu menderita seumur hidupnya," ancam Nadira.
Nadira Suherman, merupakan wanita cantik berkarir mentereng, cerdas dan berwawasan luas, dan tentunya mempunyai kuasa dengan ratusan orang-orang kepercayaan yang selalu ia tugaskan untuk mengawasi setiap gerak-gerik suaminya. dan pertemuan Nirmala dan Seno yang tidak di sengaja tadi sudah masuk ke dalam beritanya.
Bukan hanya itu saja Nadira juga terkenal sebagai wanita bertangan dingin, membunuh tanpa menyentuh, itu merupakan hal yang selalu ia lakukan ketika kehidupannya mulai terusik, bahkan Nirmala termasuk daftar orang yang ada di buku gelapnya.
Hanya saja dulu dirinya ada perjanjian hitam diatas putih bersama dengan Seno, hingga pada akhirnya dia melepaskan Nirmala hidup bebas, dengan imbalan suaminya itu tidak boleh hadir ataupun menopang kehidupan Nirmala dan anak yang dikandung pada waktu itu, bagi Nadira melihat Nirmala hidup susah dan menderita itu sudah menjadi poin plus dalamnhidupnya.
"Aku sudah berjanji, kamu tahu aku kan? Tidak mungkin aku mengingkari itu semua," sahut Seno sedikit tegas.
"Baiklah," ucap Nadira.
☘️☘️☘️☘️
Dua hari kemudian.
Alaska akhirnya mulai mendapatkan cuti libur beberapa hari saja, lelaki itu dengan tegas menaiki mobil yang akan mengantarnya pulang ke rumah, dengan begitu bangga ia bisa pulang dan menagih janji terhadap sang Ibu yang dulu pernah berkata, akan menceritakan semuanya tentang identitas sang ayah disaat dirinya sudah menjadi tentara.
Alaska mulai menyandarkan kepalanya di jok belakang lelaki itu mulai penasaran, dengan janji ibunya empat tahun yang lalu. "Kira-kira setelah nanti Ibu bercerita, apa hati kecil ini akan menerima." ucapnya sendiri.
Ah ... entahlah terkadang hidup memang selalu membuat hati seseorang bimbang, sedari kecil Alaskan menantikan kedatangan sang Ayah, hingga sekarang dia dewasa namun di dalam benaknya ia masih menginginkan kedatangan sang ayah, meskipun ia tahu banyak luka yang ia lalui tanpa uluran tangannya.
"Tuhan ... dari semenjak aku kecil sampai dewasa ayahku tidak kunjung datang juga, apa dia bisa di bilang ayah yang baik," ucapnya sedikit putus asa.
Namun di balik semua itu ada rasa rindu yang sejak dulu menyiksa. "Datanglah meskipun aku tahu kau bukan ayah yang bertanggung jawab." gumamnya dengan nada getir nya.
Bersambung ....
Semoga suka ya ...
😂😂😂😂
paa SE buruk itu si Seno thorr
untuk istri nya flashback dong kejadian apa yg dulu itu
serasa paling suci deh
ini bikin ilfill