NovelToon NovelToon
Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dokter / Menyembunyikan Identitas / Kekasih misterius
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Nadira Keisha Azzura pertama kali co-ass di rumah sakit ternama, harus mengalami nasib buruk di mana Bapaknya masuk UGD tanpa sepengetahuannya akibat tabrakan, lalu tak lama meninggal dan sebelumnya harus mendengar ijab kabul mengatasnamakan dirinya di kamar Bapaknya di rawat sebelum meninggal. Pernikahan itu tanpa di saksikan olehnya sehingga dia tidak mengetahui pria tersebut.

Sedangkan dia hanya memiliki seorang Bapak hingga dewasa, dia tidak mengetahui keberadaan kakak dan Ibunya. Dia di bawa pergi oleh Bapaknya karena hanya sosok pria miskin dan mereka hanya menginginkan anak laki-laki untuk penerus.

Bagaimana nasib Nadira selanjutnya? akankah dia hidup bahagia bersama suaminya? akankah Nadira bisa menerima siapa suami dan siapa yang telah menabrak Bapaknya? Akankah dia bertemu dengan keluarganya?

Yu saksikan ceritanya hanya di novel 'Suami Misteriusku ternyata seorang Dokter'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 ~ Prank

"Bil, ikut gue!" ajak Thomas.

Nabila pun berdiri tanpa banyak bertanya, di jalan yang mulai gelap itu, Nabila merasa bulu kuduknya berdiri, hingga tidak dia sadari kini tubuhnya semakin mendekati Thomas yang akhirnya merangkul lengan Thomas dengan intens.

Thomas yang menyadari itu pun akhirnya tersenyum.

Lumayan dapat gebetan mendadak wkwk. Batin Thomas dengan memperlihatkan deretan giginya.

Setelah tiba di jalan raya, Nabila yang tersadar akan prilakunya, dengan seketika langsung melepaskan tangannya.

Setelah berjalan dan berkeliling akhirnya Mereka pun menemukan apa yang mereka cari, lalu memesan makanan yang mereka inginkan termasuk untuk makan Ken.

Di rumah Nadira, Ken yang telah di kompres oleh Nadira pun akhirnya tertidur lelap di atas kasur Nadira.

Nadira pun meninggalkan Ken seorang diri di dalam kamar.

Tak lama dari itu datanglah Thomas dan Nabila, "Dira, ini buat Ken!" seru Thomas sambil memberikan satu plastik hitam ke tangan Nadira.

Nadira pun bergegas menuju dapur untuk menuangkannya ke dalam mangkuk.

Di ruang tamu, Thomas sibuk bersama Nabila dan Siska. "Gue pinjam sambal kalian nanti gue balikkan lagi pada kalian," ujar Thomas sambil membawa semua sambal dari plastik kecil dari piring mereka tanpa menunggu jawaban, dan langsung menuangkan pada sebuah piring yang telah berisi nasi.

Kedua wanita itu terpelongo atas apa yang dilakukan Thomas tanpa ingin bertanya sedikitpun.

Lalu, Thomas bergegas membawa sepiring nasi yang telah di sisipi Sambal di samping nasi itu ke dalam kamar.

"Ken, bangun Ken, ini makan dulu," ucap Thomas sambil menggerakkan tubuh Ken.

Ken pun membuka matanya secara perlahan, dan di luar pintu kedua wanita itu sedang memperhatikan apa yang diperbuat Thomas.

"Makan dulu, isi perut lo!" Seru Thomas yang penuh perhatian.

"Serius Dokter Thomas mau kasih nasi sama sambal buat Dokter Ken?" Tanya Nabila dengan berbisik kepada Siska.

"Gue juga ga paham, kita lihat saja," jawab Siska yang sama-sama berbisik.

"Kalian lagi ngapain?" Tanya Nadira dengan heran melihat teman-temannya yang sedang mengintip.

"Tahan dulu, jangan masuk lihat apa yang dilakukan Dokter Thomas!" cegah Nabila dengan menahan tangan Nadira.

Nadira pun mengikuti apa yang dikatakan oleh Nabila dan ikut mengintip ke arah kamar.

"Cepat jangan manja," ucap Thomas.

"Iya, lo udah kaya mak mak aja!" protes Ken dengan mencoba duduk sambil menyenderkan kepalanya pada bantal.

"Ini!, isi perut lo!" seru Thomas sambil memberikan sepiring nasi kepada Ken.

Ken pun membelalakkan kedua matanya dengan nyalang. "Lo!" tanpa melepas pandangan nyalangnya kepada Thomas.

"Gue udah janjikan mau ngasih lo sepiring nasi dengan sambal," ucap Thomas dengan santai, dan ketiga wanita itu kompak menutup mulutnya dengan tangan mereka karena rasa keterkejutan yang menyelimuti mereka.

"Gue pecat lo jadi Dokter!" Ancam Ken.

"Ha ha ha, serius amat Dokter Ken ini, Nadira sini, mana makan untuk si bos," ujarnya sambil terus tertawa renyah.

"Ini buat lo!" Seru Thomas sambil memberikan semangkuk bubur kehadapan Ken.

"Bubur?" Tanya nyalang Ken.

"Yup, orang sakit itu jangan neko-neko, gue sekarang dokternya, makan cepat, kalau ga lo ga bakalan gue bawa balik," ancam Thomas tak kalah tegas.

Tak apa gue ga balik, gue nyaman ko di sini. Batin Ken mengomentari Thomas.

"Dira, ga apa-apa lo suapi dulu Ken? gue mau mau nambah sambal buat Ken." Thomas berjalan melewati Nadira dengan suara jelas terdengar oleh Ken.

Dan itu sontak membuat Ken menatap nyalang Thomas.

"Ngapain kalian di sini?, ayo sini!" Ajak Thomas pada kedua wanita itu.

"Ini sambal kalian ambil ya, thanks atas kerjasamanya," ucap Thomas santai sambil menaruh piring tersebut di atas meja.

"Pak Thomas ada-ada saja, kita kira beneran Pak ken mau dikasih sambel," ucap Nabila dengan kekehannya.

"Iya kali gue kasih sambal pada orang sakit, ha ha ha," sahutnya dengan santai dengan duduk di atas sofa.

"Pak Thomas bisa juga ngeprank," imbuh Siska dengan menaham tawanya.

"Lo kira gue seserius itu, ha ha ha," sahut Thomas masih dengan tawanya.

Di dalam kamar, "Pak, mau saya suapi?" Tawar Nabila.

Ken terdiam menatap Nadira, "Pak ..." ucap Nadira saat melihat Ken yang menatapnya.

"Eh iya apa dir?" Tanya Ken.

"Ini buburnya, apa Bapak bisa makan sendiri?" Tanya Nadira kembali.

"Bisa, tapi apa ga bisa di ganti nasi?" Tanya Ken yang enggan memakannya.

"Kenapa?" Tanya Nadira heran.

Namun Ken hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Ya sudah saya suapi Bapak yah," Tawar Nadira mencoba untuk membantu.

Ken langsung membelalakkan kedua matanya.

"Bapak, ga mau, ya sudah ini!" seru Nadira dengan memberikan mangkuk tersebut.

Kembali Ken menggelengkan kepalanya.

"Jadi Bapak maunya apa?" Tanya Nadira kebingungan.

"Gue eneuk ga suka bubur, boleh lah kamu suapi aku, kalau ga, mungkin bubur itu ga akan pernah masuk pada mulutku," jelas Ken panjang kali lebar.

"Modus," bisik Nadira sambil menyendok bubur dalam mangkuk tersebut.

"Apa?" Tanya Ken yang samar terdengar.

"Ga, ini!" sahut Nadira dengan wajah yang di tengkuk dengan memberikan satu sendok bubur masuk ke dalam mulut Ken.

Ken memakan bubur dengan lahap tanpa tersisa, dia begitu menikmati bubur itu, sambil memandang wajah teduh Nadira.

Beberapa menit kemudian, "Sudah selesai Pak, biar saya taruh dulu mangkuknya ke dapur." Nadira pun beranjak dari duduknya.

"Dir, gimana sudah habis makannya itu si Ken?" Tanya Thomas mendekati Nadira saat melihat Nadira keluar kamar.

"Bilangnya ga suka sama bubur, tapi tandas," ucap Nadira sambil terus berjalan ke arah dapur.

"Hahaha, tumben dia itu ga pernah habis jika makan bubur," sahut Thomas yang membuat Nadira terdiam sejenak dan kembali melanjutkan langkahnya memasuki dapur.

Thomas pun melangkahkan kakinya menuju arah kamar. "Bro, tumben buburnya habis, enak ya sambil melihat keindahan ciptaan Tuhan," sindir Thomas dengan menepuk bahu Ken.

"Ngomong-ngomong lo mau balik kaga?, gue juga mau nginep di rumah Tante Kania," ucap Thomas yang membuat Ken terdiam.

"Ha ha ha, nanti kita nginap di mari, biar gue cari jalannya ok brother. Soalnya kalau lo tidur di mari yang ada mereka semua ngampar di luar," ucapnya dengan cengiran khasnya.

"Ini makan obat lo, ayo bangun!, apa perlu gue bantu Lo? takutnya Lo pusing?" Tanya Thomas.

"Gue bisa sendiri," tolak Ken dengan mencoba turun dari kasur empuk milik Nadira.

Lalu Nadira kembali memasuki kamarnya hanya untuk membawakan segelas air minum untuk Ken, namun saat gelas itu telah di taruh, tiba-tiba tubuh Ken oleng mengenai Nadira yang tepat berdiri di depannya.

Nadira dengan spontan menahan tubuh Ken yang hendak jatuh di hadapannya, dengan seketika tatapan mereka saling bertemu dalam waktu sepersekian detik, tatapan yang begitu dekat hingga Nadira tersadar jika tangannya tak mampu lagi menahan tubuh tegap Ken.

"Aww," jeritnya kesakitan selain tangan, punggungnya terasa sakit akibat tertekan pada meja yang tepat berada di belakangnya.

"Ken ..., sudah gue bilang biar gue bantu, tuh kan akhirnya lo oleng juga," tegur Thomas yang sigap membantu Ken berdiri agar segera terlepas dari Nadira yang sedang kesulitan hingga merasakan sakit menahan tubuh Ken.

"Maaf, apakah ada yang sakit?" Tanya Ken merasa bersalah.

"WHAT?" Tanya Thomas spontan, dengan membulatkan kedua matanya.

Tumben lo perhatian kaya gitu? Lo bukannya sosok astral dari kutub utara. Batin Thomas.

"Kenapa?" Tanya Ken dengan menatap nyalang Thomas.

"Ga," kilah Thomas.

"Apakah ada yang sakit?" kembali Ken bertanya pada Nadira.

"Hanya sedikit tertekan pada meja saja, tapi tidak apa-apa nanti juga sembuh," kilah Nadira agar Ken tidak merasa bersalah.

"Sudah-sudah ayo kita balik, biarkan Nadira dan kawan-kawannya beristirahat. Lo juga Ken." Thomas sambil merangkul tubuh Ken agar tidak kembali oleng.

Bersambung ...

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
dira rahmi: sekedar info, novel baru saya yang lain
"Sang Penerus yang tersembunyi"/Chuckle/
Anto D Cotto: seep 👌👍
total 3 replies
Hesty
kpn bwrsatunya.... bikinortu ken tau thoooor
dira rahmi: penasaran ya bersatunya? hehe sabar ya ... bikin cintanya bermekaran dulu kaya bunga2 di taman /Grin/
dira rahmi: tau bagaimana? nikah ya?
total 2 replies
dira rahmi
keren ni
dira rahmi
orang miskin yang pinjam dari pinjol untuk menafkahi Nadira hehe🤔✌🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!