Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arjuna dan yasmin
Pagi itu Arjuna tiba di kota, sebuah hotel lama yang menyediakan satu kamar untuk dia tinggali dalam beberapa hari. Hotel yang tidak jauh dari rumah keluarga Mahatma, ada banyak hal yang harus Arjuna ketahui mengenai rahasia keluarganya yang tidak pernah diketahui. Setelah meninggalkan pakaian dan juga barangnya di dalam kamar hotel serta menerima kunci pintu hotel tersebut, Arjuna langsung pergi ke tempat yang tidak jauh dari kediaman Mahatma.
Sambil memesan makan siang, Arjuna melihat ke arah rumah keluarganya yang nampak sepi. Hingga sebuah mobil berhenti didepan rumah itu, mobil berwarna hitam klasik dengan pengemudinya seorang pria muda seumurannya membawa buket bunga.
Lalu selang beberapa menit kemudian wanita yang jelas adalah bibinya itu keluar dari dalam rumah memakai pakaian yang cantik serta berdandan. Arjuna tersenyum tipis melihat bibinya nampak bahagia saat menghampiri pria itu.
“Bukannya Yasmin mau menikah, tapi masih saja berhubungan dengan kekasihnya yang itu.” Ucapan pemilik warung makan yang membuat Arjuna menoleh.
“Memangnya dia bukan calon suaminya, Bu?.”
“Bukan mas, calon suaminya itu pegawai kabupaten pakai mobil warna putih. Temannya Pak Mahatma. Iya sih, kalau saya jadi Yasmin pasti memilih yang lebih ganteng dan muda, tapi apa gunanya juga kalau yang di pakai milik orang tua.”
Arjuna kembali melihat gadis yang di sebut namanya dengan Yasmin, terlihat masih berada disana mobil milik pacarnya itu, tapi kemudian meninggalkan rumah dengan membawa Yasmin bersamanya.
“Kalau Pak Mahatma dan Istrinya tidak ada dirumah, kekasihnya selalu datang dan membawa Yasmin pergi. Pak Mahatma tidak pernah percaya dengan saya, padahal beberapa kali saya sudah bilang ke istrinya kalau Yasmin masih berhubungan dengan kekasihnya.”
“Memangnya Pak Mahatma punya berapa anak, Bu?.”
“Dua, yang satu masih kecil, adiknya Yasmin. Namanya Yusuf, jaraknya sama anak pertama memang jauh, kalau tidak punya Yusuf, rumah itu pasti sepi mas. Dulu pak Mahatma dan istrinya sulit punya anak.”
Arjuna menganggukkan kepala, saat datang bersama Renjana. Warung ini tutup, mungkin jika mereka berdua datang kesini langsung bisa mendapatkan banyak informasinya.
Hari kedua Arjuna berada di kota, ada banyak hal yang Arjuna ketahui mengenai keluarganya yang tidak dia tahu di masa depan. Hingga hari ini tiba, saat Arjuna melihat secara langsung pria yang akan menikahi bibinya, seorang pria berumur hampir sama dengan Ayah Yasmin datang dengan membawa banyak hantaran, dari kotak yang berisi makanan hingga barang-barang berharga, namun wajah Yasmin tidak bahagia sama sekali.
Alasan yang sudah sangat jelas mengapa Yasmin memilih kekasihnya ketimbang pria yang akan menikah dengannya. Ternyata bukan hanya ayah Renjana yang masih diatur dalam menikahi seseorang, namun juga keluarganya sendiri sama saja. Arjuna tahu betul bagaimana kebaikan kakeknya kepada orang tua dan dirinya, dia tidak pernah menyangka kalau kakeknya akan sejahat ini kepada putrinya sendiri.
Sore itu Arjuna melihat Yasmin duduk di taman bermain sendirian, dengan keberanian yang kuat Arjuna berjalan menghampirinya. Yasmin terlihat mengusap air matanya yang sempat Arjuna lihat, keadaan tidak baik-baik saja dari Yasmin.
“Anda-.”
Arjuna tersenyum tipis dan duduk 1 meter dari Yasmin duduk, dia tidak ingin menimbulkan banyak fitnah saat duduk dekat dengan Yasmin.
“Saya kebetulan lewat.”
“Bagaimana pernikahan kerabat anda?.” Yasmin tersenyum manis pada Arjuna.
“Baik.” Arjuna tidak tahu bagaimana keadaan Renjana saat ini, mendengar pertanyaan bibinya membuat Arjuna jadi kepikiran dengan Renjana, sudah tiga hari sejak Arjuna meninggalkan rumah, pernikahan akan segera dilaksanakan.
“Baguslah, senang mendengarnya.”
“Anda baik-baik saja?.”
“Saya? Ya saya baik-baik saja, saya senang karena sebentar lagi saya juga akan menikah.”
“Dengan pria yang sangat anda cintai?.”
Yasmin terdiam sejenak, seakan mengerti yang Yasmin pikirkan. Arjuna mengalihkan pembicaraan, dia tidak ingin membuat Yasmin pergi tanpa mengatakan hal yang ingin diketahui.
“Bunga yang ada di rumah anda, saya ingin mencoba menanamnya namun selalu gagal, bunga layu dan mati, atau akarnya membusuk, apakah ada yang harus diperhatikan saat menanam mawar?.”
“Itu-.” Yasmin tersenyum dan mulai menjelaskan bagaimana ayahnya merawat mawar putih di halaman rumah mereka dari satu tangkai menjadi sangat banyak.
Dari cara bicara Yasmin saat membicarakan perihal ayahnya, sangat jelas bahwa Yasmin sangat menyayangi ayahnya hingga gadis itu tidak bisa menolak apapun yang ayahnya inginkan. Sedangkan ibunya bukan orang yang dominan di dalam keluarga, dia hanya lah ibu rumah tangga yang tidak punya peran penting dalam mengambil sebuah keputusan besar.
“Jika anda dihadapkan dalam sebuah pilihan, menikah dengan pria yang tidak dicintai atau meninggalkan rumah, apa yang akan anda pilih?.” Ucapan Arjuna membuat Yasmin menoleh.
“Kenapa anda mengatakan hal itu?.”
“Saya hanya ingin meminta pendapat anda, karena saya pernah berada di posisi itu, namun saya merasa tidak memilih jalan yang salah.” Ucap Arjuna berbohong, ayahnya bahkan tidak pernah melarangnya berhubungan dengan siapapun, terutama ibunya yang selalu mengambil peran penting dalam hidup Arjuna.
“Saya akan menikah dengan orang yang tidak saya cintai.”
“Tapi bukankah pada akhirnya anda akan tetap meninggalkan rumah?.”
“Itu-.”
“Saya memilih menikahi orang yang saya cintai karena saya hanya bisa hidup dengannya saja.” Bayangan Arjuna tergambar saat Renjana tertawa bersamanya, dia tidak bisa membayangkan jika Renjana jauh darinya di masa depan nanti, karena Arjuna akan tetap mencari Renjana untuk melanjutkan hubungan mereka yang tertunda.
“Anda benar.”
Entah mengapa perbincangan itu berakhir seakan tidak baik, bukannya menjadi tenang, namun Arjuna menjadi tidak bisa tidur semalaman. Dia keluar dari kamar menuju ke depan hotel untuk merokok, tanpa sengaja Arjuna melihat mobil yang mirip dengan mobil milik pacar Yasmin terparkir di depan hotel sekitar jam 10 malam. Tapi mobil seperti itu banyak di sini, hanya saja Arjuna hafal platnya yang sama persis dengan mobil milik pacar Yasmin.
Arjuna sengaja menunggu sang pemiliknya keluar, sekitar dua jam berlalu sekitar jam 12 malam, dua orang keluar dari dalam hotel. Bukan Yasmin melainkan wanita lain yang tidak pernah Arjuna lihat tentunya bersama dengan pacar Yasmin. Arjuna berjalan dengan cepat menghampiri pria itu dan menarik kerah pakaiannya kemudian memukul wajah pria itu hingga membuatnya terjatuh di lantai.
“Apa-apaan ini!.” protes pria itu sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
“Anda yang seharusnya berkaca, bukankah anda sudah punya kekasih.”
“Kamu masuk dulu sayang, ada yang ingin aku bicarakan dengannya.” Pria itu menyuruh wanita yang datang bersamanya masuk kedalam mobil.
Setelah melihat wanitanya masuk, pria itu menatap marah ke arah Arjuna, “Siapa anda dan apa hubungan anda dengan Yasmin?.”
“Anda sadar siapa pacar anda ternyata.”
“Pacar apa? pacar yang akan menikahi pria lain maksud anda?.”
“Dia mencintai anda dan tidak akan menikahi pria lain, tapi setelah hari ini saya akan memastikan dia tidak akan pernah menikahi bajingan seperti anda.”
“Anda menyukainya? lelaki yang mana lagi?.”
Buugghhh!!
Arjuna kembali memukulnya dengan kasar sampai ada keributan antar keduanya yang saling baku hantam secara fisik. Keduanya berhenti setelah dipisahkan oleh pemilik hotel, tentu saja pria itu diusir karena memang sudah habis jam sewanya, sedangkan Arjuna kembali masuk kedalam kamar dengan resah.