NovelToon NovelToon
Rapa & Cleona : Menjaga Hati

Rapa & Cleona : Menjaga Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: leni septiani

Menjaga hati itu tidak mudah, begitu juga dengan apa yang Cleona dan Rapa alami. Meskipun sudah sejak kecil selalu bersama dan berbagi kisah, tapi semua itu tidak menjamin hubungan yang akan selalu baik.

Cleona sadar bahwa ketika usia mulai beranjak remaja, perasaan itu akan mulai terombang ambing dan kelabilan mengantar pada sebuah perasaan baru, dimana selalu ada yang membuat kita tertarik. Dan di masa ini lah perasaan di uji, kuatkah untuk menjaga hati? Atau justru malah goyah dan melepaskan yang sejak lama kita genggam.

Cleona tidak pernah tahu akan masa depan, tapi harapan Cleona hanya satu, semoga laki-laki tercintanya mampu menjaga hati untuk dirinya, meskipun banyak perempuan lain datang menghampiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon leni septiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Abaikan Netizen

"Bangus lo ya, ngajak anak gue pulang semalam ini! Gak lihat lo sekarang udah jam berapa? Udah mah pergi gak izin, pul…”

Rapa dengan cepat menyodorkan kantung berisi martabak yang ia beli sebelum pulang tepat di depan wajah Leo yang sukses membuat laki-laki tua itu menghentikan omelannya.

“Ck, lo pikir gue bisa di sogok pake beginian?” dengus Leo seraya menyambar kantong di tangan Rapa. “Pulang sana lo!” lanjutnya mengusir.

Bibir Rapa mencebik. “Bilangnya gak bisa di sogok, tapi di embat juga. Emang dasar orang tua!” gerutu Rapa sangat pelan.

“Pulang woy, ngapain masih disini?!”

“Jangan keseringan marah-marah, Pi, nanti cepat tua!" ujar Rapa dengan mengejek.

“Sialan! Pergi lo curut, awas aja kalau berani deke…”

Cup. Satu kecupan Rapa daratkan di pipi Cleona, membuat gadis itu terkejut dan menghentikan tawanya yang tengah menyaksikan omelan-omelan sang papi, sedangkan si pelaku sudah kabur lebih dulu dengan tawa berderai, sebelum kemurkaan Pak Raden menyembur kepermukaan.

“Rapa, berengsek lo! Sialan, gue kecolongan lagi. Awas lo, Rap, gue gak akan segan-segan nyunat lo lagi!"

Leo mencak-mencak dengan tangan mengepal, gerutuan terus keluar, membuat Cleona pusing dan memilih untuk kabur ke kamar, meninggalkan Luna yang dengan sabar hati menunggu suaminya lelah mengomel.

Luna mengambil alih kantong di tangan Leo lalu membuka bungkusan itu, kemudian duduk di sofa sambil menikmati martabak dari calon menantu. Wangi harum dari makanan tersebut nyatanya dengan cepat sampai ke hidung Leo, terbukti dari berhentinya mulut itu mengomel, juga langkahnya yang berjalan mendekat.

Luna menggelengkan kepala melihat suaminya yang sudah mengambil sepotong martabak hijau itu dan melahapnya dengan suapan besar, Leo memang tidak bisa menolak makanan, apalagi yang gratis. Maka akan semakin enak lah makanan tersebut di lidah laki-laki itu.

“Emang deh, Si Rapa tahu aja kesukaan calon mertua. Bilangin sama dia, supaya sering-sering bawain martabak.” Luna hanya memutar bola mata jengah mendengar ucapan suaminya itu.

Calon mertua tidak tahu diri ya seperti ini. Lupa kayaknya sudah mengomeli Rapa barusan. Sekitanya itu lah yang ada di pikiran Luna.

═════

Di jam istirahat ini, Cleona menghabiskan waktu bersama Alvin di taman samping lapangan basket, berteduh di bawah pohon rindang menonton beberapa orang yang tengah bermain, memperebutkan bola berwarna oranye itu.

Sejak tadi canda dan tawa keduanya lakukan, hingga beberapa orang yang melintas menatap mereka dengan iri, tak suka, kagum dan ada juga yang saling berbisik menggosipkan mengenai Cleona yang selingkuh dari Rapa. Namun itu tidak keduanya hiraukan, toh mereka ada di tempat yang ramai, siapa saja bisa melihat bahkan mungkin Rapa sendiri. Dan tujuannya bukan ingin membuat siapa pun cemburu.

Alvin hanya ingin menghabiskan sisa waktunya bersama Cleona, karena sebentar lagi ia akan keluar dari sekolah ini, yang pasti akan membuat mereka jarang bertemu kecuali salah satu di antaranya menghampiri. Selama mengenal gadis itu beberapa bulan ini, Alvin cukup merasakan bagaimana indahnya menikmati hidup.

Dulu, Alvin jarang sekali tertawa meskipun sedang bersama teman-temannya, tapi semanjak dekat dengan Cleona, tawa lepas itu muncul dan membuat hati Alvin terasa lega. Tidak ada lagi kepalsuan yang sejak dulu selalu ia lakukan, bahkan senyumnya pun sekarang terasa lebih ringan.

Awal mendekati Cleona, memang karena sebuah ketertarikannya yang sejak awal masuk selalu mencuri lihat gadis itu, sampai kemudian ia meminta nomor Cleona dan mulai bertukar pesan. Niat pendekatannya ternyata harus berhenti sebelum perjuangan ia lakukan.

Hampir setiap hari mendengar perempuan itu menceritakan kekasihnya, membuat Alvin sadar bahwa tidak ada celah untuk dirinya masuk. Cleona terlalu mencintai Rapa, begitupun dengan laki-laki itu, di tambah dengan kenyataan bahwa mereka sudah di jodohkan sejak bayi. Membuat Alvin harus menelan kekecewaan yang sayangnya membuat hatinya lega entah karena apa.

Mekipun menyataan itu sudah dirinya ketahui, tidak membuat Alvin menjauh, bahkan malah melangkah semakin mendekat. Tanpa niat untuk menghancurkan. Ia sadar, setangguh apapun berjuang, tidak akan pernah bisa mendapatkan hati gadis itu jadi, Alvin memutuskan untuk kembali mengubur perasaannya yang belum terlalu dalam ini.

Dengan seiringnya waktu berjalan, perasaan itu memang berubah dari rasa suka beralih pada rasa yang di sebut ‘sayang’. Namun sayang yang layaknya seorang kakak berikan pada adiknya. Mungkin semua orang tidak akan pernah percaya, tapi itu terserah mereka, karena perasaannya hanya Alvin sendiri yang tahu.

Bersama Cleona, Alvin merasa bahwa ia tidak semenyedihkan itu, dan dengannya, kehangatan, kepedulian juga kasih sayang dapat Alvin rasakan. Kehidupannya tidak lagi abu-abu, karena Cleona telah memberinya warna walau bukan merah jambu, tapi setidaknya ia tidak lagi kelabu seperti sebelumnya.

“Cle, meskipun gue udah gak ada di sekolah ini, dan kita tidak dapat bertemu seperti ini lagi, lo gak akan lupa kan sama gue?” tanya Alvin, manatap adik kelasnya itu.

Senyum hangat selalu Cleona berikan, dan itu yang membuat Alvin seakan terhipnotis untuk ikut tersenyum. Cleona tulus, dan dia berbeda dengan orang-orang yang selalu mendekati dirinya.

“Gak ada alasan untuk gue lupa sama lo, Kak. Yang ada mungkin gue akan kangen sama lo,” ucapnya sambil tersenyum.

“Gue harus senang gak di kangenin lo?”

“Ya, tentu aja lo harus senang. Jarang-jarang ‘kan ada yang ngangenin lo seperti gue?”

Alvin tertawa mendengarnya, kemudian mengangguk tidak bisa mengelak bahwa itu memang benar. “Lo masih mau ngangkat telpon dan balas Chat gue ‘kan?”

“Tenang aja, Kak, gue gak akan mengabaikan itu untuk lo. Gue janji.”

Mengacak rambut Cleona dengan gemas, Alvin kemudian kembali tersenyum. “Terima kasih, Cleo.”

“Kantin yuk, kak, gue lapar."

Alvin mengangguk, lalu bangkit dari duduknya, mengulurkan tangan yang langsung di sambut oleh Cleona dengan senyum manis yang begitu tulus. Tidak sedikit mata yang memandang, dan tidak sedikit pula bisikan terdengar menyakitkan. Namun Cleona hanya acuh, karena kebenaran tidak selalu menampakan diri. Cleona tidak peduli dengan gosip, tidak peduli mereka menganggap dirinya selingkuh atau pun tuduhan yang mengatakan bahwa dirinya murahan, karena baginya selama itu tidak ia lakukan, untuk apa harus mendengar komentar orang?

Netizen itu cukup di abaikan, karena jika di ladeni tidak akan membuatnya puas. Toh mereka tidak akan percaya pada kejujuran karena yang di lihatnya sudah menjadi bukti nyata sebagai kebenaran menurut mereka. Kebanyakan orang mungkin akan beranggapan netizen internet lebih kejam, tapi percaya lah lebih mematikan netizen dunia nyata dari pada dunia maya, karena komentarnya langsung terdengar oleh telinga. Tidak mudah di hapus seperti tulisan.

Di tengah jalan, Cleona bertemu dengan Rapa yang baru saja turun dari lantai dua, seperti biasa kecemburuan laki-laki itu akan timbul begitu melihat Cleona bersama Alvin. Namun, meskipun begitu Rapa tidak pernah melarang.

“Gue tahu lo dapat di percaya.”

Itulah yang selalu Rapa ucapkan pada Alvin setiap kali kakak kelasnya itu membawa pergi Cleona, atau Rapa sendiri yang menitipkan kekasihnya saat tidak bisa mengantarkan pulang karena Rapat OSIS atau tugas lainnya.

Orang-orang bahkan sekarang semakin melirik mereka, karena Cleona berada di tengah-tengah antara Alvin dan Rapa yang selalu saja perdebatan menemani perjalanan mereka. Memang resiko cewek cantik itu seperti ini, bikin iri pemirsa.

1
prima yanary
Luar biasa
dina
paling suka pada part ini,cinta Rapa benar benar teruji ❤️😍
dina
cerita nya bagus,santai dan menghibur
🥀Leni Septiani 🥀 HIATUS: terima kasih
total 1 replies
arfan
up
Kepiting Cina
astaga, mertua dan menantu apaan sih ini???😭
Kepiting Cina
pengertian amat adik ipar😂
Kepiting Cina
jujur aku masih kesal
Kepiting Cina
kebanjiran, tolong dong😭
Rini Astuti
memang sesuai nama sekolahnya kebaperan murid2nyà bikin baper 🤣🤣👍🏼👍🏼👍🏼
Noli loliii
seneng nih lihat kejudesan dan kecuekan double C 🤭🤭
Dariella zhoylie felisetiawan
apl nya apa ya info dong
BINTANG PENGHACUR
banyak amat pemerannya hadeh pusing gw bacanya
BINTANG PENGHACUR
ayolah Thor bikin cleo cemburu sama rapa
JK
THOR GK ADA NIAT BUAT CERITA SHAFA SAMA DANIEL GTU😭😭😭
Riska Wulandari
heran loh sama mereka semua,, kepalanya pada kuat2 g ada yg kena gegar otak padahal hobinya saling geplak..🤭
Riska Wulandari
🥰🥰 terimakasih thor..
Riska Wulandari
lega banget rasanya..
eh si kembar mana ini sampai d lupain loh..
Riska Wulandari
knp ya si Dania??g jadi nikah??🤭🤭
Habis ini giliran Pandu aja yg d buang ke Timbuktu thor..🤣🤣🤣
Riska Wulandari
keterlaluan emang si Pandu...masa 3 bulan g boleh pulang sama sekali..
Riska Wulandari
keluarga langka emang..🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!