NovelToon NovelToon
The Marriage Of Hate

The Marriage Of Hate

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: dewidewie

Novel ini kelanjutan dari Cinta di atas menara ( pencuri hati pria lumpuh)

Arabella adalah seorang gadis muda yang terpaksa menikahi seorang pria yang sangat membenci wanita.
Di matanya semua wanita adalah sumber penderitaan.
Tapi seiring berjalannya waktu pemikiran itupun berubah,dan semua sudah terlambat.

Perlakuan kasar dan tidak manusiawi yang Bella terima selama ini telah mengubah hatinya yang tak lagi menginginkan cinta dari suaminya. Bella pun memilih pergi meninggalkannya. Nah apa yang akan terjadi selanjutnya?

Dan siapakah Arabella? adakah hubungannya dengan Devan dan Andara? Bagaimana kisah selanjutnya..?

Yuk simak di karya terbaruku.

Jangan lupa like, subscribe dan komentar yang baik baik ya 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Saga masih tidak percaya kalau wanita yang berada di depannya saat ini adalah seseorang yang ingin sekali dia benci namun tidak bisa.

" Untuk apa mama datang ke sini?"

Amira berjalan mendekati putranya dan duduk di tepi ranjang, meletakkan semangkuk sup yang dia buat sendiri di atas meja " Saga, maafkan mama".

Saga menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya kemudian beranjak dan berdiri di samping jendela dengan kedua tangannya dilipat di dada tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.

Amira pun berjalan mendekati Saga dan bersandar di sisi jendela sebelahnya hingga keduanya saling berhadapan " Mama tahu semua masalahmu anakku"

Saga mengerutkan dahinya " Mama tahu semuanya, Hhh terus mama mau ngapain, oiya bukannya mama sedang sakit untuk apa datang kemari?"

Amira menghela nafasnya" Mama mengerti semua kebencianmu Saga, mama minta maaf sudah terlalu banyak menyakitimu. Tapi satu pesan mama jangan kamu buat anak anakmu kelak seperti dirimu, cukup mama saja yang berbuat salah sudah membuatmu menderita seperti ini" Amira mulai berkaca-kaca.

" Hhh bagus kalau mama menyadarinya " Jawab Saga memiringkan bibirnya.

Tanpa diduga air mata Amira lolos begitu saja.

Tiba tiba ponsel Saga bergetar, ia pun bergegas membuka panggilan masuk yang ternyata dari Vincent yang memberitahukan mengenai cctv di rumah sakit sudah bisa di perbaiki.

Saga pun tersenyum tipis dan bergegas membersihkan dirinya sebelum berangkat memeriksanya bersama Vincent.

Sebelum melangkah Saga terdiam dan menoleh kepada ibunya " Ma, kamu adalah orang yang ingin sekali aku benci tapi tetap tidak bisa. Jadi biarkan saja semua seperti ini.Jika mama ingin memperbaiki semuanya, pergilah ma, cobalah temui papa" Ucapnya dingin namun sangat menusuk hati Amira.

Amira pun menangis sesenggukan sambil memegangi dadanya.

Saga tidak perduli dan tetap berjalan menuju ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, Saga tak melihat ibunya berada di sana. Koper besar warna hitam yang tadinya di bawa oleh Amira pun tidak ada. Saga mendengus sesaat.

Sebuah amplop besar warna cokelat tergeletak di atas nakas, Saga meraihnya namun sebelum sempat membukanya sebuah pesan dari Vincent masuk ke ponselnya, agar dirinya segera berangkat ke rumah sakit tempat kemarin Bella dirawat.

Saga menarik nafas dan meletakkan kembali amplop itu di tempat semula. Ia pun bergegas pergi untuk menemui Vincent yang sudah tiba lebih dulu di rumah sakit.

Tak butuh waktu lama, Saga pun tiba di sana.

Seorang suster mempersilakan Saga menuju ruang keamanan rumah sakit. Seorang petugas keamanan sudah duduk di depan layar monitor yang menampilkan deretan rekaman CCTV.

"Ini, Pak… rekaman dua bulan yang lalu," ujar petugas itu, tangannya mulai memutar "ulang video dari pukul sembilan malam" Pinta Saga.

Saga berdiri tegak di belakangnya, kedua tangannya terselip di saku celana. Wajahnya dingin, tapi matanya menatap tajam ke layar, seperti elang yang mengincar mangsa.

Gambar mulai bergerak, tampak Arabella keluar dari pintu ruang rawat, tubuhnya sedikit tertunduk, langkahnya pelan. Seorang pria memapahnya, menuntunnya dengan sabar.

Saga langsung mencondongkan tubuhnya. "Zoom. Perbesar wajahnya."

Petugas menggerakkan mouse, dan wajah pria itu mulai terlihat jelas di layar.

Saga memicingkan matanya " Siapa dia! " Tanyanya pelan namun tegas.

" Dokter Vandra" Jawab salah satu petugas keamanan.

" Dokter Vandra? " Tegas Saga lirih namun terdengar menahan sesuatu yang sangat berat.

" Iya tuan, sepertinya dia yang membawa Nona Arabella semalam," Jawab petugas keamanan itu dengan hati-hati.

Saga menatap layar tanpa berkedip. Vandra terlihat begitu hati-hati saat membantu Arabella masuk ke dalam mobil. Bukan taksi, bukan ambulans, tapi mobil pribadi berwarna abu abu metalik.

"Berhenti. Cek plat nomornya," Perintah Saga cepat.

Petugas mem-pause video, menyorot plat nomor di belakang mobil. "B… 1827…."

Saga mengulang pelan di bawah napas, menghafalnya. Tatapannya tajam, penuh amarah bercampur sesuatu yang tak ia mengerti, terutama saat melihat Arabella duduk di kursi penumpang dengan kepala bersandar pada bahu pria itu.

Dengan langkah cepat Saga berjalan keluar dari mobilnya diikuti Vincent yang seakan sudah tahu apa yang akan terjadi.

" Tuan, apa kita langsung lacak plat nomor mobil itu sekaligus lokasi tempat nona muda berada?"

Tanpa menoleh, tanpa menghentikan langkahnya, Saga hanya memberikan instruksi dengan sebuah anggukan dan itu sudah cukup untuk membuat Vincent mengerti. Ia segera menghubungi seseorang untuk melacak posisi nona mudanya.

Namun lagi lagi usahanya akan menemui titik buntu karena semua data mengenai dokter Vandra sudah dihapus, begitu juga dengan plat nomor mobil yang semula memang milik dokter Vandra tapi kini sudah berpindah tangan dan itu terjadi satu minggu yang lalu.

Saga semakin geram, segala usaha sudah ia upayakan tapi hasilnya tetap nol. Bella seperti hilang ditelan bumi tak ada jejak sama sekali. Bahkan keluarga Bertrand pun tidak ada yang tahu keberadaannya.

*

*

*

Raga datang ke kantor Saga, langkahnya panjang dan tatapannya menakutkan, tak ada yang berani bertanya ataupun sekedar menyapa karena mereka semua tahu bos besarnya itu sedang marah.

Ceklek

Tanpa mengetuk pintu, Raga memasuki ruangan Saga dan tiba tiba saja meraih kerah baju Saga dan mencengkramnya dengan kuat

" Sudah satu minggu Bella pergi tapi kamu tidak pernah mencarinya!"

Saga pun tidak kalah kuat, mendorong tubuh papanya hingga membentur dinding.

" Apa sih maksud papa, tiba tiba bikin masalah"

" Apa saja yang kamu lakukan Saga, kerahkan anak buahmu untuk melacaknya!"

" Sudah pa! Cukup! Papa kira Saga diam saja selama ini! Lagi pula apa hebatnya di Bella sampai belain terus buat cari dia!" Saga semakin tersulut emosi hingga uratnya nampak muncul di lehernya, matanya merah menyala.

Raga mengatur nafasnya, tangan satu di jidat dan satunya dilipat di pinggang " Nanti kamu akan tahu sendiri siapa Bella dan kenapa papa ingin kamu bersamanya. Hanya dia yang pantas untukmu dan melahirkan anak anakmu yang akan menjadi penerus Mahendra"

Saga memicingkan matanya" Apa maksud papa, Hhh bisa bisanya papa memikirkan penerus Mahendra. Lagi pula keluarga sudah hancur begini apa yang akan diteruskan "

Plaks

Sebuah tamparan melesat keras dari tangan Raga, tatapannya tajam" Jaga bicaramu Saga! Keluarga Mahendra tetap terhormat sebelum"

Raga menggantungkan kalimatnya, seakan lupa akan sebuah rahasia besar yang belum saatnya terungkap.

" Sebelum apa pa?"

" Sebelum kamu menemukan Bella papa tidak bisa memberitahukan apapun" Setelah menyelesaikan ucapannya, Raga pun melangkah pergi.

" Apakah mama menemui papa? Aku tahu mama sebenarnya sedang sakit pa, cobalah memperbaiki hubungan bila masih bisa di perbaiki?" Ucap Saga tanpa menoleh ke arah Raga serta untuk mengalihkan pikiran dari Bela.

Raga pun menghentikan langkahnya dan kembali menoleh kepada putranya " Apa itu berarti kamu mengakui kekalahanmu Saga, Mahendra"

Saga tak menjawab hanya hembusan nafas panjang yang mengiringi langkah papanya yang kemudian pergi dari ruangan nya.

Saga tetap terdiam di posisi yang sama, kepalanya menengadah seakan sedang menahan sebuah rasa sakit yang sangat dalam kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya,"Aku memang sudah kalah pa, aku kalah dan papa yang benar. Laki laki tidak pernah bisa hidup tanpa wanita. Aku tak tahu apa yang spesial dari Bella tapi semakin aku membencinya semakin dalam aku merindukannya" Batin Saga di dalam hatinya.

1
Zhu Yun💫
Seminggu /Sweat/ kirain udah ada dua atau tiga bulan yang lalu /Smug/
partini
merindukan tapi jahat main siksa aja ga punya perasaan,,saga gemlung
Zhu Yun💫: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ kangen ngadonnya doang sepertinya itu kak si Saga ... /Facepalm/
dewidewie: jiahhh 0.75%🤣🤣🤣
total 4 replies
dewidewie
pas lupa itu si Vandranya
Zhu Yun💫
Megang fotonya Andara kah /Sweat/
dewidewie: /Proud/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Ada perasaan gimana sih Bel... sosok bidan nisa aja belum pernah nongol... aku pikir malah udah ibu-ibu, sudah punya anak dan suami loh si bidan nisa itu .. /Sweat/
dewidewie: Denger dari tetangga /Chuckle/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Harusnya jas putihnya ditinggal diruangan kerja kamu nggak sih Van... pulangnya kamu pakai jaket atau mantel gitu /Sweat//Sweat//Sweat/
dewidewie: sebab dingin jadi dibawa pulang aja kali🤭🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Zhu Yun💫
Aku juga baru tahu loh Bel /Sweat/
dewidewie: Baru muncul juga /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Tolong kondisikan sus.. Vandra masih tersegel masa disuruh lihat rawa-rawa /Curse//Curse/
Zhu Yun💫
😱😱😱Aduhhh.... kok cepet banget sih ketmunya... mana Saga belum menyesal lagi... yang pasti bakal ada perang dunia ini.... Saga-Vandra sama Devan-Betrand... /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
dewidewie: pastinya buks buks buks/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Paman Devan disini jangan genit ya... ingat umur... udah tua loh... ehh /Hammer//Hammer//Hammer/ Ditunggu adegan mesra paman Devan saat bertemu dengan Andara nanti... saling pelukk saling cium dan saling achh pastinya /Hammer//Hammer//Hammer/
dewidewie: /Grin//Grin//Grin/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Itu... lelaki yang suka pamer menara itu loh pelakunya /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
dewidewie: hmmmmmm
total 1 replies
Zhu Yun💫
Emang udah masuk angin, NDRA... perut Bella udah kembung tuh gegara ulah Saga /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
dewidewie: gegara menaranya Saga/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nazefa
waaahhh.... Saga pasti sudah tidak sabar untuk 'aach' sama Arabella... udah nyut-nyutan ya, Ga?/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Hammer/
dewidewie: Udah ketagihan /Facepalm/
total 1 replies
Nazefa
hajar pakai yang iya-iya ya, Saga../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nazefa: sama-sama mikirin menaranya saga maksudnya.../Facepalm//Facepalm//Hammer//Hammer/
total 4 replies
Nazefa
takut banget om Devan nantinya bakal suka sama Arabella, sumpah../Joyful//Joyful//Hammer/
dewidewie: /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
wehh.. Viora nongol juga di sini
dewidewie: /Grin//Grin/
dewidewie: /Grimace//Grimace//Grimace/ gak yakin
total 65 replies
Zhu Yun💫
Aku menunggu penyesalan Saga yang benar-benar menyesal tapi bukan semata karena sudah mulai ada perasaan sama Arabella... /Grin/
Zhu Yun💫
Terpantau... semakin tua jiwa Betrand semakin bergejolak untuk menyentuh Andara /CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Zhu Yun💫
Oh... oh... oh.... Jangan ragukan kinerja my baby berondong Raka ya Tuan Mahendra /Grin//Grin//Grin//Grin/
Zhu Yun💫
Nyeselnya jangan kecepetan ya Ga... proses.. proses ... perlakuanmu buruk dan tidak manusiawi loh... Cinta doang nggak bisa dianggap sebagai penyesalan.. /Joyful//Joyful/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!