NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 33 Sama-sama Panik.

Aira yang pagi ini sudah bangun tidur dan dia jika sudah terlihat fresh yang pagi-pagi hari sudah mandi. Aira sudah mulai berani masuk ke dalam kamarnya ketika sangat yakin jika sudah tidak ada sesuatu hal rekaman kamera di dalam kamarnya.

Aira membuka kulkas dan melihat isi kulkas itu tampak penuh, lengkap dengan minuman, buah-buahan, sayuran dan bahkan cemilan. Mungkin saja masih banyak sekali makanan yang harus dimasukkan ke dalam kulkas kecil itu dan hanya saja tidak muat.

"Kamu cari apa?" Aira tersentak kaget saat suara itu terdengar dan membuatnya menoleh ke belakang.

"Hmmm, aku hanya cari madu yang biasa aku letakkan di sini," jawabnya sedikit gugup sembari menunjuk tempat madu tersebut yang memang sudah diisi dengan minuman kaleng.

"Oh, itu," Arfandi berjalan menuju lemari dan mengambil madu yang dimaksud Aira.

"Bukan yang ini. Seingatku, aku tidak membeli yang baru," ucap Aira.

"Aku membelikan yang baru, karena yang di dalam kulkas sudah membeku. Aira madu itu tidak bisa ditaruh di kulkas, kamu tidak akan bisa meminumnya nanti," ucap Arfandi.

"Aku tahu membeku, tetapi caraku meminumnya seperti permen," jawab Aira.

"Jangan ngadi-ngadi. Nanti rasanya tidak akan ada lagi dan khasiatnya juga akan hilang," sahut Arfandi.

Arfandi yang terlihat mengambil gelas kecil dan menuangkan sedikit madu itu ke dalam gelas, kemudian memberikan kepada Aira.

"Minumlah!" titah Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Aira mengambil gelas itu dan mulai menikmati madu tersebut dan sementara Arfandi kembali menutup botol itu yang meletakkan tempatnya kembali ke dalam lemari.

"Uhuk-uhuk-uhuk!" Aira yang tiba-tiba terbatuk membuat Arfandi dengan spontan mengambil tisu.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Arfandi panik dan lebih spontan lagi melap ujung bibir Aira yang terdapat bekas madu dengan jempolnya.

Aira mengangkat kepalanya sehingga saling melihat dengan Arfandi, jarak wajah keduanya yang sama-sama dekat dengan tatapan mata yang begitu dalam.

"Maaf!" ucap Arfandi menyadari kelancangannya dan sedikit menjauh dari Aira yang membuat keduanya akhirnya sama-sama canggung.

Menghilangkan rasa kecanggungan itu membuat Arfandi mengambil air putih dan memberikan kepada Aira. Aira juga mengambilnya dan berlalu dari hadapan Arfandi, dia juga sangat gugup sekali dengan jantung yang berdebar sejak tadi.

"Hmmmm, kamu belum sarapan, bagaimana jika kita sarapan!" ajak Arfandi tampak gugup.

"Baiklah!" kalau begitu biar aku saja yang membuat sarapannya," sahut Aira.

"Tidak perlu! Aku saja yang membuatkannya," sahut Arfandi yang langsung bergerak tanpa menunggu persetujuan Aira. Aira menurut saja yang memilih kembali melanjutkan minum itu sembari duduk.

Aira memperhatikan Arfandi yang sepertinya ingin memasak spaghetti, Aira juga tidak tahu bahan makanan apa saja yang ada di dapurnya dan mungkin saja sudah seperti Supermarket yang dipenuhi dengan kelengkapan bahan makanan.

Ketika Arfandi melihat Aira dan maka Aira mengalihkan pandangannya, Aira tidak ingin ketahuan bahwa sejak tadi dia curi-curi pandang yang padahal Arfandi pasti menyadari jika sejak tadi dia ditonton.

Sampai akhirnya masakan itu sudah masak dengan waktu yang sangat singkat.

"Ayo Aira kita sarapan!" ajak Arfandi yang sudah menghitamkan dua piring spaghetti yang sangat nikmat.

"Baiklah!" sahut Aira berdiri dari tempat duduknya.

"Aku buka jendela sebentar agar terlihat lebih terang," ucap Aira yang membuat Arfandi menganggukkan kepala.

Saat jendela itu terbuka yang tiba-tiba saja airnya terkejut saat melihat adik perempuannya dan kakak pertamanya yang berjalan menaiki anak tangga sembari mengobrol yang membuat mata akhirnya melotot.

"Arfandi gawat!" ucapnya tiba-tiba panik.

"Ada apa?" tanya Arfandi bingung.

"Adik dan kakakku datang. Ini bisa bahaya jika mereka melihat kamu ada di sini," ucap Aira.

"Ya, sudah kalau begitu aku pulang saja," ucap Arfandi yang juga tahu apa yang dipikirin Aira.

"Tidak!" Aira yang mencegah kepergian Arfandi yang sekarang sudah berdiri di depan Arfandi.

"Kalau kamu pulang sama saja dan mereka akan melihat kamu keluar dari rumahku," ucap Aira.

"Lalu?" tanya Arfandi.

"Kak Aira? kenapa pintunya ditutup. Buka!" Aira dan Arfandi sama-sama melihat ke arah pintu yang membuat mereka sama-sama kaget dan semakin panik.

"Bagaimana ini? Jika mereka melihat kamu ada di rumahku dan apalagi tahu kamu menginap di rumahku, mereka pasti akan berpikiran yang aneh-aneh," ucap Aira semakin panik.

"Aku juga tidak tahu harus bagaimana. Apa aku melompat diam-diam saja dari jendela atau aku bersembunyi di balkon saja?" banyak Arfandi memberikan ide yang juga sejak tadi dia sangat panik.

"Kamu bersembunyi di kamarku saja! Ayo cepat!" ajak Aira menarik tangan Arfandi yang membuat Arfandi mengikut saja.

"Pokoknya kamu di sini saja sampai aku benar-benar datang dan pintunya kunci saja dari dalam!" tegas Aira memberikan peringatan kepada Arfandi yang membuat Arfandi menurut saja.

Suara di luar sejak tadi memanggil yang membuat Aira buru-buru keluar dari kamar.

"Iya sebentar," sahut Aira berlari menuju pintu.

"Kok, tumben banget pintunya dikunci!" ucap Dinda dengan wajah kesalnya.

"Hmmm, itu, tadi lagi mandi," jawab Aira memberikan alasan.

"Kebiasaan mandi lama sekali," ucap Dinda yang masuk begitu saja tanpa ada yang menyuruh dan juga disusul oleh kakaknya Tari.

"Kamu sudah sarapan Aira?" tanya Tari.

"Sudah," jawab Aira.

"Kalau sudah berarti makanan yang di meja ini bisa dimakan dong," sahut Dinda yang tanpa disadari Aira sudah berjalan menuju dapur.

"Hey jangan di makan!" Aira sampai berlari mencegah Dinda.

"Kenapa? bukankah Kakak mengatakan sudah sarapan dan makanan ini untuk siapa lagi atau jangan-jangan Kakak belum makan ya dan ini kenapa bisa ada dua? Jangan-jangan Kakak sedang menunggu seseorang ya?" tebak Dinda dengan rasa curiga yang membuat Aira mengerutkan dahi.

"Siapa juga yang menunggu orang," sahut Dinda.

"Terus! ini kenapa ada dua piring?" tanya Dinda yang mencurigai Aira dan Aira semakin panik yang tidak tahu harus memberi alasan apa.

"Ini jelas untuk kita berdua Dinda. Aira menyiapkan untuk kita, karena sebelumnya Kakak sudah memberitahu akan datang," sahut Tari.

"Hmmm, iya itu untuk kalian," jawab Aira.

"Kalau begitu boleh dimakan dong," sahut Dinda yang tampak tidak sabaran dan bahkan sudah duduk di depan makanan itu dan langsung menikmati.

Meski jawaban tari dapat menyelamatkannya dari kecurigaan Dinda, tetapi tetap saja makanan itu akhirnya dimakan oleh adik dan kakaknya yang membuat Aira pasrah daripada ketahuan jika Arfandi ada di rumahnya.

"Kalau dilihat-lihat rumah kakak tampak ramai sekali apalagi dapurnya terlihat lengkap. Baru belanja ya?" tanya Dinda yang membuat Aira menganggukkan kepala.

"Cieee lagi banyak duit ya!" goda Dinda.

"Apaan sih! Nggak juga," sahut Aira.

Dinda dan Tari yang kembali menikmati makanan itu dan bahkan adik dan kakak itu membongkar dapur Aira yang memang sangat banyak sekali makanan yang membuat mereka tidak berhenti menikmati.

Aira tidak melarang sama sekali, karena yang dia pedulikan saat ini bagaimana supaya Arfandi yang berada di kamarnya tidak terlihat oleh adik dan kakaknya.

Karena pasti akan menjadi masalah sekali jika keluarganya tahu ada laki-laki menginap di rumahnya dan itu bukanlah hal yang sangat biasa. Aira tidak ingin menambah masalah.

Bersambung.......

1
Teh Euis Tea
aku kira sampe mereka nikah thor baru tamat, tp makasih banyak happy ending, INSYAALLAH nanti mampir di karyamu yg lain
Teh Euis Tea
nah gitu dong jgn diem dieman trs ky pacaranan abg aj, ga menjamin ya u.ur udah dewasa tp klu ada masalah bkn di selesaiin malah diam diaman

syukur alhamdulilah ya othor klu udah bisa ngumpulin uangnya, aku cm bisa bantu doa aj, apapun kesulitan othor mudah"an segera selesai
sehat selalu ya othor
Yeni Wahyu Widiasih
nathali suka sama arfandi...dan arfandi tau tapi tidak tegas nolak..
Teh Euis Tea
ayolah aira bukan salah arfandi klu nathali suka sm dia, karna cinta ga tau akan berlabuh kesiapa, tp arfandi tulus sm km aira
Teh Euis Tea
syukurlah kalian bisa keluar dari gudang
arfandi jgn kasih celah buat si nathali sm si ramon mereka hrs di laporkan, kasihan aira hrs dpt ke adilan
Yeni Wahyu Widiasih
bagus
kalea rizuky
uda lah bodoh bgt Aira males liat cwek bloon kek lu
kalea rizuky
nyadar ya bodoh
kalea rizuky
slaah sndiri g punya temen mending krja di tempat orang lah lu g bakat jd pengusaha wong bloon usaha mu bangkrut
kalea rizuky
gk bs bisnis kok bisnis bodoh
Teh Euis Tea
cieeee yg udah jadian, siap siap menuju halal nih
Teh Euis Tea
akhirnya aira dan arfandi jadian jg, ga usah pacaran lngsng nikah aj

nathali dari dulu arfandi cm mengab km teman kmnya aj yg kepanasan sendiri cemburu ga jelas
Teh Euis Tea
aira, mia aj pede loh mengajak ke 3 anaknya berbaur pdhal temen"nya pd sukses ga minderan ky km, hrsnya km contoh mia dong
ohh ternyata biang ketoknya si natali ya yg bekerjasama sm si raymon
Teh Euis Tea
semoga sj arfandi mau mrngajak mia untuk kerja se engaknya untuk membantu perekonomian mia dan anak"nya
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!