Queensa, seorang gadis yang menjadi dingin karena terlalu banyak tersakiti. Dan Sasa, seorang gadis antik dan penakut yang sudah menjadi bahan bully sejak pertama kali masuk ke sekolahnya.
Dilihat dari segi manapun, tidak ada yang akan menyangka, jika kedua sosok itu adalah orang yang sama.
Berawal dari benci, dia menyadari jika perbedaab antara cinta dan benci hanya setipis kertas tisu. Dia jatuh cinta pada pria yang membullynya.
Lalu akankah kisah cinta mereka berjalan mulus, atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosemarry_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queensa "27"
...Seperti biasa ya bestie......
...Tinggalkan like, komen, vote dan juga masukkan ke favorit! Jangan lupa🤭😘...
...***** Happy Reading Bestie *****...
Kini Queen sudah berada di parkiran motornya, namun belum sempat dia naik ke atas motornya, ponsel yang dia letakkan di sakunya pun bergetar.
Dan mau tidak mau dia harus menerima telepon itu, meskipun dia sudah mengira jika yang meneleponnya adalah Lea.
"Apa lagi sih Lea?"
"Lea? Siapa Lea?"
Mata Queen membola saat mendengar suara orang di seberang sana, yang sudah pasti bukan Lea karena itu adalah suara seorang pria.
Queen mencoba menetralkan nafasnya dan mencoba untuk tetap tenang, dan mendengarkan apa yang Varo inginkan.
"Buruan lo ke mall Xx, gue tungguin sekarang!"
Rasanya Queensa ingin sekali mengeluarkan kata-kata azimatnya untuk menyumpah serapahi makhluk aneh bin ajaib itu, tapi apalah daya jika yang Varo kenal adalah Sasa bukan Queensa.
Akhirnya otak Queensa pun di paksa untuk bekerja keras dan mencari seribu alasan untuk menolak perintah Varo.
Benar, perintah. Karena cara bicara Varo itu seperti dekrit kaisar yang tak bisa di tolak sama sekali.
Dan akhirnya karena otak Queensa mendadak menjadi bodoh, diapun memberikan alasan apapun yang mampir di otaknya saat ini.
"Ehm... maaf aku nggak bisa. Soalnya... soalnya kakak aku lagi sakit. Ya, dia sakit."
"Sakit? Sakit apa, emang nggak bisa lo tinggal?"
"Dia lagi sakit... ehm... sakit ambien, wasir, bisulan, pokoknya banyak deh. Udah ya aku matiin dulu teleponnya, bye!"
Tanpa menunggu jawaban dari Varo, Queen pun mematikan ponselnya begitu saja. Dan tentu saja hal itu membuat Varo kesal setengah mati, terlebih dengan alasan absurd dari Queen tadi.
Namun saat Varo mencoba menelepon Queensa lagi, telepon gadis itu ternyata sudah dimatikan, dan membuatnya semakin kesal hingga berniat untuk memberikan pelajaran pada Queensa besok, di sekolah.
Sedangkan Queen kini sedang berpacu dengan waktu, tapi mau bagaimana lagi jika motornya saat ini bukanlah motor miliknya yang bisa melesat cepat bagai kilat.
Melainkan seperti seekor siput yang harus bekerja keras hanya untuk berjalan, karena harus membawa serta rumahnya yang bahkan lebih besar dari tubuhnya.
"Sorry bang, maafin gue. Di saat-saat genting, yang nyantol di otak gue cuma nama lo dan ya... penyakit aneh tadi," ucap Queen dalam hati.
Queen membayangkan wajah Dion yang pastinya akan sangat marah, jika tau dia dibilang memiliki penyakit-penyakit mengerikan tadi.
Di sisi lain...
"Hachiu!" Entah kenapa Dion tiba-tiba saja bersin, "Apa ada yang lagi ngomong jelek soal gue ya, sampe bikin gue bersin?"
Namun karena tak ingin memikirkan hal yang tidak penting, Dion pun menggedikkan bahunya dan memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju sebuah cafe yang berada tak jauh dari tempatnya saat ini.
Queen menghentikan laju scooter bututnya, tepat di samping seseorang yang tampak sudah berkacak pinggang menunggunya.
Mata orang itu, tampak tengah melotot seolah ingin membunuh Queensa dengan tatapannya itu.
...*******...
...Jangan lupa like, komen, vote dan sumbangkan sedikit poin kalian ya guys.🙈...
...Dukungan kalian adalah hal terindah yang selalu membuatku bahagia.🤣...
...Novel yang satu ini novel ringan ya guys, jadi maklumin aja kalau alurnya memang agak lambat....
...Kalau kalian nyari yang konfliknya berat seberat beban hidup author, kalian salah tempat.🙊...
semangat Thor
Ry Benci Pakpol Mampir