Anna tanpa sengaja menghabiskan malam panas dengan mantan suaminya, Liam. Akibat pil pe-rang-sang membuatnya menghabiskan malam bersama dengan Liam setelah satu tahun mereka bercerai. Anna menganggap jika semua hanya kecelakaan saja begitu pula Liam mencoba menganggap hal yang sama.
Tapi, semua itu hilang disaat mendapati fakta jika Anna hamil setelah satu bulan berlalu. Liam sangat yakin jika anak yang dikandung oleh Anna adalah darah dagingnya. Hingga memaksa untuk menanggung jawabi benih tersebut meskipun Anna sendiri enggan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Anna sibuk menata setiap detail desain gaun yang sangat diinginkan oleh Emma, semua ia lakukan penuh ketelitian. Selain Emma merupakan orang yang rewel tapi juga Anna tidak ingin ada pelanggan yang kecewa karna hasilnya tidak sesuai dengan harapan mereka. Selama ini Anna selalu memberikan yang terbaik untuk kliennya, terkadang semuanya memuji Anna atas hasil tangan ajaibnya.
Dan kini tinggal sentuhan akhir saja yaitu sebuah manik-manik dibagian dada, harus butuh ketelitian khusus mengerjakannya. Suara pintu diketuk membuat fokus Anna teralihkan, ia melangkah untuk membuka pintu ternyata Nora.
"Emma sudah datang," Ucap Nora singkat saja, ia menepuk bangga pundak Anna lalu melangkah pergi.
Anna menarik napas dalam-dalam, pertemuan terakhirnya dengan Emma sangat tidak baik. Wanita keras kepala dan angkuh itu benar-benar menguras emosi, selalu memandang orang sebelah mata.
"Selamat datang, Nona Emma.." Para karyawan dj Boutique menyambut Emma dengan baik. Sementara wanita cantik itu berjalan dengan menaikan kepalanya yang mana sebagai bentuk keangkuhan yang nyata.
Dari kejauhan Anna dapat melihat Emma, ia siap-siap fokus kembali pada gaun yang sedikit saja selesai.
"Permisi.." Emma mengetuk pintu pelan, ia tersenyum sinis saja karena desainer menyebalkan baginya belum selesai juga mengurus gaun yang ia inginkan.
"Silahkan masuk, Nona Emma.. Maaf, gaun mu belum selesai. Hanya tinggal memasang satu manik-manik saja lalu beres," Ucap Anna penuh keramahan, senyuman manis di wajahnya juga masih ada.
Emma berdecak sebal, ia menunjukkan jam tangannya pada Anna menandakan ia tidak mau membuang waktu.
"Kau sengaja mau menghancurkan dinner ku?" Malah Emma menuduh.
"Bukan_"
"Ah wajar saja, aku adalah seorang model terkenal. Banyak orang yang tidak suka padaku termasuk kau sendiri, itu sebabnya kau mengacaukan semuanya melalui gaun yang belum kau selesaikan." Sela Emma, ia duduk disofa dengan kedua kaki dilipat feminim dan juga disertai tatapan angkuh.
Anna tersenyum tipis saja, ia mengalihkan fokusnya kembali pada gaun berwarna ungu muda itu. Hal itu adalah satu-satunya cara untuk mengabaikan kesombongan Emma, Anna hanya tidak ingin emosi tidak tertahan lalu memberikan pelajaran tidak terlupakan pada wanita itu.
"Kenapa dia lama sekali?" Emma bangkit lagi dari duduknya, ia terus menatap kearah luar ruangan. "Apa dia membohongi aku lagi?" Emma sebal sendiri, ia terus menghentakan kakinya berjalan kesana-kemari menunggu kedatangan seseorang.
Anna sedikit kesulitan memasang manik-manik terakhir diarea dada, ia mengambil gunting dimeja untuk memotong setiap detail yang tidak penting dibagian celah terkecil. Disaat itulah Anna merasa seperti ada aroma yang menganggu, aroma parfume yang bisa membuatnya mual-mual.
"Aroma apa ini?" Anna terus menggelengkan kepalanya untuk tidak memikirkan aroma tersebut agar rasa mual terus menghilang.
Tapi, malah aroma itu seolah semakin mendekat. "Sayang, akhirnya kau datang juga.." Ucap Emma yang diabaikan oleh Anna, siapapun yang datang sama sekali tidak urusannya.
"Kau belum selesai juga?" Suara itu membuat Anna tanpa sengaja menggunting bagian lain, tidak kecil melainkan sangat besar merusak keindahan gaun yang sudah susah payah ia buat. "Astaga!" Anna terlalu kencang mengatakannya hingga fokus Emma pada Liam tadi tergantikan pada gaunnya.
"Anna?" Suara Liam di dalam hati, ia sangat terkejut melihat Anna berdiri disana mengerjakan desain. Kedua mata Liam juga membola sempurna ada sedikit kemarahan di hatinya karena Anna kabur dari Apartemen tidak mengikutinya aturan yang telah mereka sepakati.
"Dasar kau tidak berguna!" Hardik Emma, ia menarik tangan Anna sampai tubuh wanita itu terhuyung. Hampir saja terjatuh untungnya Anna pandai menjaga keseimbangan diri, ia terus menunduk karna perasaan bersalah dan juga ada Liam didekatnya.
Pandangan mata Liam masih tertuju pada Anna terus menerus, tidak menghiraukan Emma yang terus mengoceh pada gaun yang rusak akibat Anna yang tidak teliti. Tatapan matanya sangat tajam sehingga Anna takut berkutik sebentar saja, tapi ia segera menyesuaikan keadaan tidak mau Emma curiga.
"Maafkan aku, Nona Emma. Saya akan memperbaiki segera, saya berjanji.." Anna terus menunduk hormat pada Emma, dilakukan berulang-ulang kali hingga Liam kesal sendiri melihatnya.
Emma yang memang pada dasarnya pemarah dan semena-mena tentu saja tidak suka dengan semua kesalahan ini. Dengan kedua tangan berkacak pinggang ia seolah berdiri menghakimi Anna.
"Perbaiki katamu? Apa kau bisa mengembalikan semua ke semula? dasar tidak berguna!" Emma semakin marah besar, tatapan matanya penuh kemarahan yang akan meledak sebentar lagi.
Dengan kekuatan penuh Emma menarik tangan Anna mendekat pada gaun tersebut, pegangan tangannya sangat kuat terlihat Anna sedikit meringis kesakitan dan Liam masih melihat semua itu.
"Emma, sudahlah!" Liam melepaskan tangan Emma yang menyakiti Anna, tapi Emma tetap berusaha memegang tangan Anna.
"Kau mau melindungi desainer tidak bertangungjawab ini, Liam? Dia telah mengacaukan gaun yang akan aku pakai untuk dinner kita!" Teriak Emma, kemarahan sudah menguasai dirinya sekarang.
Liam menghela napas panjang saja, ia menatap Anna sebentar seperti biasa wanita itu masih menunduk. Lalu kembali Liam menatap Emma, penuh kelembutan mencoba membuat Emma menyudahi kemarahan tidak perlunya.
"Kau masih punya gaun lain, dan tadi dia juga mengatakan bisa memperbaiki semuanya. Berhenti bersikap kasar seperti ini, Emma!"
"Bersikap kasar katamu?" Emma semakin tidak terima, dengan kekuatan penuh ia menarik tangan Anna menuju patung tersebut. "Segera selesaikan secepatnya, aku dan Liam akan dinner malam ini. Jika tidak selesai maka aku akan membuat video tentang betapa buruknya_" Belum selesai Emma mengatakan ancamannya Anna sudah terduduk dilantai.
Tangan Anna memohon dihadapan Emma dan juga Liam, Emma yang tersenyum puas sementara Liam tidak tega melihatnya.
"Kau takut? Hanya Boutique jelek seperti ini saja kau sampai memohon padaku?!"
"Emma!" Liam menatap tajam Emma yang tidak kunjung sudah menindas Anna.
"Kenapa? Kau memberikan tatapan tajam seperti itu padaku didepan desainer miskin seperti dia? Kenapa kau seolah melindungi wanita tidak berguna itu, ha?!" Tanya Emma penuh kemarahan, ia sampai terus memukul dada bidang Liam.
aaiiss..dn sampai d bab 30 ..gini2 aja jln cerita nya...