NovelToon NovelToon
KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Hantu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Melati dan Kemuning tak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mereka yang harus menanggung karma perbuatan dari orang tuanya?

Sampai kapan dan bagaimana cara mereka lepas dari kutukan yang pernah Kin ucapkan?


Assalamualaikum, cerita ini murni karangan author, nama, tempat dan kejadian semua hanya kebetulan semata. Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Senyum Yang Akhirnya Merekah Di Bibir Melati

Pagi ini, Melati memaksakan langkahnya ke sekolah, dia berjalan seorang diri melewati hamparan sawah, melihat sawah-sawah itu membuat Melati ingat kalau dulunya adalah milik keluarganya, ketika sudah dijual kenapa tanah itu subur, Melati juga terpaksa menjualnya dengan harga murah supaya cepat laku.

Gadis itu memang terlihat diam, tapi dalam hati dan pikirannya sangat berisik. "Kenapa? Aku rasa gagal panen pun bagian dari kesialanku dan Muning," gumamnya dalam hati.

"Mana stok padi di gudang tinggal sedikit, setelah ini aku dan Muning harus bagaimana? Atau aku mencari kerja?" tanyanya dalam hati.

Untuk sejenak, Melati menghentikan langkah, dia menarik nafas dalam-dalam, menikmati sejuknya udara pagi di tepi sawah.

Tiba-tiba, suara klakson angkot mengagetkannya, Melati membuka mata dan dari ujung sana ada sebuah angkot yang hilang kendali.

Tentu saja apa yang Melati lihat membuatnya panik, tapi tak banyak yang bisa gadis pincang itu lakukan, pergerakannya lamban, ditambah lagi karena dia tidak bisa berpikir cepat disaat terdesak.

Melati mundur beberapa langkah, berusaha menghindari angkot yang sedikit lagi menyeruduknya, tapi sepertinya tak sempat.

Tongkat lepas dari tangannya, dia pun melambaikan tangan pada si sopir. "Rem, Pak!" teriak Melati, tapi bukannya mengerem, justru bunyi klakson semakin nyaring terdengar.

"Aaaaaaaaaa!" teriak Melati.

"Ya Tuhan. Jika ini ajalku, aku titipkan Kemuning, tolong jaga adikku!" tangis Melati saat itu juga.

Melati memejamkan mata, sudah siap menerima benturan itu.

Namun, tiba-tiba saja tubuhnya melayang, lalu berguling ke hamparan sawah.

Deg! Melati membuka mata, ternyata ada Seno yang menyelamatkannya.

Melati masih terengah, matanya membulat sempurna, menyadari dirinya kini berada dalam pelukan Seno yang tubuhnya juga penuh lumpur sawah.

"Nggak apa-apa, kita aman," suara Seno parau, nafasnya masih berat setelah menarik Melati dari maut.

Melati menatap wajahnya dari jarak begitu dekat, dada Seno terasa hangat menahan tubuhnya. Air mata yang tadi karena takut kini bercampur rasa lega.

"Kamu, nyelamatin aku?" suara Melati bergetar.

Seno tersenyum tipis, dia mengangguk, lalu menjatuhkan kepalanya ke tanah, merasa lega dan bersyukur karena mereka masih diberi keselamatan.

Melati terdiam, hanya bisa merasakan degup jantung Seno yang kencang, seirama dengan detaknya sendiri. Entah kenapa, pelukan itu membuatnya ingin bertahan sedikit lebih lama sebelum kenyataan kembali memanggil.

Sementara itu, angkot yang tadi sudah menabrak pohon tua yang ada di tepi jalan, keadaannya cukup parah, bagian depan sampai ringsek, beruntung tak ada korban jiwa, sopir yang tadi sempat keluar dari angkot untuk menyelamatkan diri.

Kejadian ini menjadi tontonan bagi semua orang yang melintas.

Singkat cerita, karena keadaan mereka berdua sangat kotor membuat mereka pulang, tidak jadi sekolah.

Mereka berdua berjalan beriringan, saat sudah memasuki desa mata Melati berhenti ke gubuk tua yang terbengkalai, Seno mengikuti arah mata Melati tertuju.

"Katanya, pemiliki rumah itu meninggal bunuh diri," kata Seno yang membuka obrolan.

Melati mengerutkan kening, pandangannya tak lepas dari gubuk reyot dengan pintu yang hampir lepas dari engselnya.

"Kenapa?" tanyanya pelan, ada nada penasaran sekaligus ngeri.

Seno menoleh sekilas, suaranya direndahkan. "Kata orang, dia nggak kuat nahan aib. Sejak itu, rumah ini nggak ada yang berani tempatin."

Angin lewat membuat daun pintu berderit, dan entah kenapa bulu kuduk Melati meremang. Dalam hati, gadis itu merasa seolah ada sepasang mata yang mengintip dari balik kegelapan di dalam gubuk itu.

"Ya udah, ayo jangan lama-lama di sini," ajak Seno, mereka pun melanjutkan langkah dengan sesekali masih menoleh.

"Seno," panggil Melati tanpa melihatnya, masih ingin bertanya tentang pemilik gubuk itu, matanya masih serius memperhatikan ke belakang.

Dan dengan sengaja, Seno mengagetinya. Wajahnya dia hadapkan tepat di depan wajah Melati saat gadis itu menoleh dengan mata yang dibuat juling.

"Aaaaaaa!" Melati terkejut, dia hampir jatuh, dengan sigap Seno menahan punggungnya dan sekarang, mereka saling menatap.

Sedetik, dua detik, lalu Melati memukul lengan Seno yang sudah berani mengerjainya.

Seno pura-pura kesakitan dan tanpa terasa kedekatan mereka mulai tercipta.

Melati mendengus kesal, tapi sudut bibirnya tak bisa menahan senyum tipis.

"Dasar jahil," ucapnya sambil memperbaiki langkah.

Seno hanya terkekeh, tangannya masih terulur seolah siap menahan jika Melati kembali kehilangan keseimbangan.

Mereka melanjutkan langkah, Seno mengantarkan Melati lebih dulu, di depan gerbang, Melati mengucapkan terima kasih pada Seno, kalau bukan karena dia mungkin sekarang Melati sudah gepeng diseruduk angkot tadi.

Seno menjawab dengan senyum, lalu pergi tanpa permisi, hatinya berat untuk meninggalkan gadis itu.

Setiap langkah menjauh, pikirannya masih tertinggal di depan gerbang, pada tatapan Melati yang tadi penuh rasa lega.

Seno tak tahu sejak kapan ia mulai peduli sedalam ini, yang jelas, pagi itu, detak jantungnya terasa berbeda.

Si mbok yang sedang menyapu halaman itu memperhatikan mereka yang saling melemparkan senyum.

Melihat Melati yang begitu kotor, badannya penuh lumpur si mbok pun segera menghampiri. "Non, Non kenapa? Apa Seno yang mengganggu?" tanyanya panik.

"Bukan, mbok. Justru dia yang menyelamatkan aku tadi," jawab Melati.

Sekarang dengan perlahan Melati masuk ke kamar, dia melihat adiknya sedang menulis di meja belajar.

"Muning, kamu lagi belajar?" tanya Melati seraya menutup pintu kamarnya.

Melihat Melati membuat Kemuning segera menutup bukunya.

"Bosen aja, Mbak. Jadi, Muning iseng nulis dan baca buku," jawabnya seraya tersenyum, berharap sang kakak tidak penasaran dengan apa yang dia tulis tadi.

"Oh, iya udah lanjutin kalau gitu. Mbak mau mandi, kotor banget," sahut Melati yang kemudian mengambil handuk yang menggantung di belakang pintu.

Selesai dengan mandinya, Melati melihat si mbok ternyata sudah berada di kamar, sedang menyisir rambut Kemuning, lalu memberikannya obat.

Melihat Melati yang keluar dari kamar mandi, si mbok pun mengajaknya untuk bicara di luar.

Melati mengikutinya dan ternyata ada kabar buruk, mobilnya yang hilang telah ditemukan, tapi dalam keadaan rusak parah karena kecelakaan dan sopirnya tewas di TKP.

Melati terdiam dan saat itu dengan perlahan si mbok meraih tangan kanannya, dia menatap lekat mata Melati yang sekarang terlihat teduh, tak seperti sebelumnya yang dipenuhi amarah.

"Non nggak jadi menghukum Seno?" tanyanya lirih.

"Buat apa? Nanti juga ada hukuman yang akan dia terima," jawab Melati, dia berjalan ke arah jendela, menatap ke sekeliling halaman rumahnya.

"Maksudnya?" si mbok belum begitu mengerti maksud gadis itu.

"Seperti sopir kita, dia kena batunya kan? Begitu juga dengan Seno, jadi buat apa aku menghabiskan banyak tenaga dan uang? Tinggal tunggu waktunya saja," jawab Melati, terdengar datar dan dingin.

Jadi, senyum yang akhirnya Melati berikan pada Seno, apakah palsu?

Senyum tipis tersungging di bibir Melati, tatapannya juga tak dapat diartikan. Tapi, si mbok sudah mengerti maksud dari jawaban Melati.

"Baiklah, si mbok paham," ujarnya.

Setelah itu, si mbok pamit pada Melati untuk ke gudang, mengurus stok beras yang hampir habis.

Melati mengangguk mengerti, dia memperhatikan si mbok sampai tak terlihat lagi.

****

Di rumah Seno, kedua orang tuanya sudah menunggu di halaman yang cukup luas. Mereka marah setelah mendengar kabar kalau Seno menyelematkan Melati dari maut.

“Jauhi Melati!” perintah ayahnya dengan mata melotot saat melihat sang putra sudah berdiri di depannya.

"Kenapa? Seno suka sama Melati, Seno mau menikahinya," jawab Seno tanpa basa basi lagi.

"Menikah?" Ibu Seno mengulangi perkataan Seno dengan nada terkejut.

"Ya, menikah. Kalian setuju atau tidak, aku nggak masalah," jawab Seno dengan entengnya.

Apakah Seno pikir akan semudah itu?

Coba kita temukan kelanjutan kisah mereka di bab selanjutnya.

1
Rhina sri
kasian melati yg jadi karma dari bapaknya
Rhina sri
apa yg dilu drajat lakukan sm kinan kena sm melati🥺
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
Rhina sri
kesalahan drajat di masa lalu membuat anak anaknya gk tenang di hantui dgn dendam
Queen Alma: Semoga ada cara buat Melati sama Kemuning lepas dari kutukan Kin
total 1 replies
Rhina sri
walau si drajat udah meninggal kinan masih bls dendam tuk meneror anaknya
Queen Alma: Sakit hatinya masih belum reda ka 🥺🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya aku suka
Queen Alma: Terimakasih 😍🥰🥰
total 1 replies
Rhina sri
kin harus balas dendam lagi gk seru dong kalo harus di musnahkan sm dukun😂
Queen Alma: kutukan itu bakal tetep ada walau Kin udah nggak ada, udh jadi karma turun temurun 😩🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya.. buka ajah kalung jimatnya biar kin yg ngejar ngejar si drajat
Rhina sri
astagfiruloh tega banget semua org.. udah saatnya kinan balas dendam
Rhina sri
kasian kinan hamil dari laki laki bejat😭
Queen Alma: 🥺🥺🥺🥺🥺
sedih bgt yaaa
total 1 replies
ㅤㅤ
kasihan karsih, tega baget si drajat..
Queen Alma: bukan manusia emang si Drajat 😌
total 1 replies
ㅤㅤ
kin blum musnah kan, biar bsa balas dendam lgi.. 🤭
Queen Alma: heheee belum ko,
total 1 replies
ㅤㅤ
tadi prasaan hamil muda kok udh mau lahiran thor..
Queen Alma: kayanya dipersingkat deh 🤭✌
total 1 replies
ㅤㅤ
tega banget orang² kampung, kasihan Kin dan emak.ny.. 😢
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
ㅤㅤ
jahat banget si Drajat, mana memanfaatkan anak kecil lagi..😒
Queen Alma: jelmaan dia mah bukan manusia 😌😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!