Sesosok mayat perempuan ditemukan di halaman belakang rumah kosong yang ada di depan rumahku.Mang Ujang yang biasa membersihkan rumah tersebut merasa ketakutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari kepolisian ,sosok mayat wanita tersebut diperkirakan meninggal 7 hari yang lalu.Mayat tersebut hampir membusuk.
Namun ada kejanggalan di sana,terdapat bunga kamboja berguguran dan masih segar. Padahal tidak ada tumbuhan bunga kamboja di sekitarnya.
Siapa sebenarnya perempuan itu?Apa yang sudah terjadi sebelumnya? Bagaimana kasus ini dapat diselesaikan?
Yuk kita simak kelanjutan ceritanya!Semoga berkenan..
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita ,ini semua murni karangan author saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Rinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 33
Mas Wirya menyetujuinya.Dia pun memintaku untuk menunggu di halte depan kampus dengan Yola. Tak butuh waktu lama mas Wirya sudah tiba dan disebelahnya sudah duduk Mas Yongki yang ternyata juga ikut pergi ke kampung Farhan. Mas Yongki pun segera pindah ke kursi belakang dan duduk bersama Yola.
" Apa kalian jadian?" tanyaku dan spontan saja membuat Mas Yongki dan Yola menjadi salah tingkah .Mas Wirya pun ikut tersenyum melihat tingkah laku adiknya tersebut.Tanpa mendapat jawaban dari mereka berdua, aku segera membenarkan posisi duduk ku,karena Mas Wirya sudah memberikan isyarat akan melajukan mobilnya.
Beberapa jam kemudian kami sudah tiba di kampungnya Farhan ,Mas Wirya langsung memarkirkan mobilnya di depan rumah Pak lurah.Rumah tersebut tampak sepi.Terlebih pintu dan jendela masih tertutup rapat.Kami pun segera keluar dari mobil dan menuju ke rumah Pak lurah.Ku ketuk pintu rumah pak lurah, tapi tidak ada jawaban.Yola membantuku mengetuk pintu tapi memang tidak ada sahutan.
Mas Wirya dan Mas Yongki segera ke samping rumah yang ada jendelanya dimana salah satu jendelanya adalah kamar si Farhan. Namun semua jendela kaca masih tertutup tirai .
"Farhan.." panggil Mas Wirya sambil mengetuk jendela kamar si Farhan, tapi tidak ada sahutan.Berkali-kali Mas Wirya mengetuk jendela kaca tersebut dengan dibantu Mas Yongki pula.Namun sepi tidak ada sahutan. Sepertinya memang tidak ada orang di rumah. Lalu Farhan ke mana? Bukankah dia tidak bisa kemana-mana?
Sementara Mas Wirya dan Mas Yongki masih berusaha mengetuk pintu dan jendela di semua sisi rumah, aku dan Yola beranjak pergi ke rumah tetangga untuk menanyakan keberadaan Pak lurah.Namun tetangganya juga tidak ada yang tahu. Alhamdulillah.. Pak RW kebetulan lewat, jadi aku pun bertanya pada Pak RW .
"Memangnya pak lurah ke mana Pak ?kok rumahnya sepi dan masih tertutup rapat lagi!" Aku pun mencari informasi pada Pak RW
"Bapak juga tidak tahu nak Ana! kemarin saja petugas kantor desa juga mencari Pak lurah tapi rumahnya memang sudah sepi !"jelas Pak RW .
"Jadi pak lurah atau istrinya tidak meninggalkan pesan apapun ?Bagaimana dengan pembantunya?" tanya Yola.
Kemudian Pak RW pun berpikir sejenak.Benar juga yang dikatakan Yola, tidak mungkin pak lurah pergi tanpa pamitan pada siapapun.
" Bagaimana?" tanya Mas Wirya yang tiba-tiba menghampiri kami.Aku hanya mengangkat kedua bahu, tanda tidak mengerti. Pak RW segera mengambil ponselnya dan menghubungi sekretaris desa yang biasanya bersama Pak lurah .Namun sayang sekretaris Pak lurah juga tidak tahu keberadaan bosnya.
Akhirnya pak RW memanggil beberapa warga untuk mengecek rumah Pak lurah.Karena menurut Pak RW, kemarin seharian penuh beliau tidak melihat Pak lurah.
Setelah beberapa warga berkumpul ,pak RW dan lainnya mendobrak paksa pintu rumah Pak lurah untuk mencari tahu keberadaan pemilik rumah.Termasuk pembantu Pak lurah yang juga tidak kelihatan sama sekali.
Betapa terkejutnya kami setelah pintu berhasil dibuka paksa oleh warga.Terlihat pak lurah dan istrinya tergeletak di depan pintu kamar Farhan.Dimana pintu kamarnya sudah terbuka, warga segera mengecek kondisi Pak lurah dan istrinyaAku langsung menuju kamar Farhan dan mencarinya .
" Farhan.." panggilku, tapi sama sekali tidak ada wujud si Farhan, bahkan suaranya pun tidak terdengar.
"Farhan ke mana Mas? tanyaku kepada Mas Wirya dengan panik.Dia pun segera meraih ponsel di sakunya dan menghubungi seseorang.Ternyata itu mas Farid yang ada di Sumatera.
Melihat kondisi pak lurah dan istrinya yang masih bernafas,pak RW segera menelepon ambulans dan juga polisi.Beberapa warga yang menelusuri rumah berhasil menemukan pembantu Pak lurah di kamarnya.Namun sayang nyawanya tidak bisa diselamatkan. Pembantu Pak lurah itu meninggal dunia dalam tidurnya.
Tak berapa lama polisi dan ambulans datang, mereka segera melakukan tugasnya.Pak lura, istrinya dan jasad pembantunya dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulan. Sedangkan polisi segera mencari bukti kejadiannya.Mereka juga mengintrogasi kami untuk dijadikan saksi.
Lagi - lagi tidak ada keterangan yang bisa dijadikan bukti secara signifikan.Semua kejadian akan jelas jika Pak lurah dan istrinya sadar dan menceritakan semuanya.
***
Hari semakin sore,kami masih berada di rumah sakit untuk menjaga Pak lurah dan istrinya serta menunggu hingga beliau sadar. Sedangkan jasad pembantu Pak lurah sudah dipulangkan setelah selesai diautopsi oleh pihak rumah sakit.
Tidak ada tanda-tanda kapan Pak lurah akan sadar dari pingsannya.Dokter yang menanganinya menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi Pak lurah dan istrinya.Kemungkinan beliau berdua pingsan karena syok, tapi tim Dokter tidak bisa memastikan kapan Pak lurah dan istrinya akan sadarkan diri.
Karena di kampung x Pak lurah tidak memiliki keluarga maka untuk sementara waktu pak RW dan beberapa warga di sana memutuskan untuk menjaga Pak lurah secara bergantian.Sedangkan aku,mas Wirya, Mas Yongki dan Yola langsung pamit pulang.
"Pak RW.. kami permisi pulang dulu ya? insya Allah besok kami kembali lagi untuk melihat kondisi Pak lurah dan Bu lurah."Aku pun berpamitan pada Pak RW yang mengkoordinir penjagaan terhadap Pak lurah .
"Terima kasih kalian sudah bersedia menjadi saksi peristiwa ini.Semoga pak lurah cepat sadar dan bisa menceritakan apa yang sudah terjadi!" kata Pak RW yang menyesal kan jika peristiwa ini tidak diketahui oleh seorang pun warga.
Kami pun segera kembali ke kota.Kali ini yang menyetir mobil adalah Mas Yongki,kami berempat hanya saling bertukar posisi duduk.
"Bagaimana dengan Farhan Mas?" tanyaku pada mas Wirya.
"Nanti ..kita tunggu kabar dari Farid! sepertinya mimpimu semalam ada benarnya juga!" kata masih Wirya kemudian.
"Semoga tidak terjadi sesuatu pada Farhan. Aku sangat takut sekali jika dia kembali dibawa oleh dukun pamannya itu!" jelasku.
" Kemungkinan memang seperti itu dek!bisa jadi Farhan sudah berada di tangan mereka!" akupun tak sengaja mencengkeram lengan mas Wirya,tak percaya dengan kata katanya.Kalau kalah cepat gimana?waktu itu ada kakek Samsul,lha sekarang?
" Mas..kita harus cepat selamatkan Farhan! kasihan dia!" akupun mulai menangis di bahu mas Wirya.Kurasakan mas Wirya membelai rambutku.
"Modus!" kata mas Yongki dari belakang kemudi.Kurasakan ada kejanggalan dari kata katanya.Kulihat Yola juga tersenyum sambil menutup mulutnya.
Akupun menengadahkan kepalaku menatap mas Wirya,kulihat dia juga menahan senyumnya.Namun tangannya tetap membelai rambutku.Langsung saja kucubit pinggangnya dengan kuat.
"Sakit dek!" mas Wirya meringis kesakitan memegang pinggangnya.
"Sakit sayang.."ledek mas Yongki.Aku pun kesal, langsung saja menyingkir dari pelukan mas Wirya dan duduk di pinggir bersandar pada pintu mobil.
"Jangan cemberut..bikin gemes tau!"