NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Terpaksa Menikah Pangeran Jin

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / TKP / Mata Batin / Anak Yatim Piatu
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arias Binerkah

Anisa gadis yatim piatu bekerja sebagai pelayan. Demi keselamatan Sang Majikan dan di tengah rasa putus asa dengan hidupnya, dia terpaksa menikah dengan Pangeran Jin, yang tampan namun menyerupai monyet.

Akan tetapi siapa sangka setelah menikah dengan Pangeran Jin Monyet, dia justru bisa balas dendam pada orang orang yang telah menyengsarakan dirinya di masa lalu.

Bagaimana kisah Anisa yang menjadi istri jin dan ada misteri apa di masa lalu Anisa? Yukkk guys ikuti kisahnya...
ini lanjutan novel Digondol Jin ya guys ♥️♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 7.

“Baik, Bu.”

Anisa segera bangkit dari kursinya, melangkah tergesa menuju perawat yang berjaga di pintu ruang ICU. Suara langkahnya memantul di lantai putih yang dingin, menimbulkan gema samar yang terdengar menyeramkan di tengah kesunyian dini hari.

Setelah sang perawat menerima laporan dari dalam ruang ICU, wajahnya sedikit mengendur dari ketegangan.

“Pasien Ndaru sudah membaik. Tolong siapkan pakaian pasien Ndaru,” ucapnya datar.

“Baik, Sus.”

Anisa membungkuk sopan, lalu berbalik mengambil pakaian pasien yang sudah disiapkan di meja dekat dinding. Tapi entah kenapa, hatinya mendadak terasa tidak tenang. Seperti ada yang memperhatikannya dari balik kaca gelap ruang ICU.

🌸

Di dalam ruang ICU, suasana terasa begitu berat. Mesin mesin monitor berdenting pelan, lampu putih pucat menggantung di langit langit, menyorot tubuh Fatima yang masih terbaring tak sadar. Pungki berdiri di sisi tempat tidur, sementara Dokter Nenny menatap layar monitor dengan wajah cemas.

“Bagian vitalnya bengkak cukup parah,” ujar Dokter Nenny lirih. “Kita harus bertindak cepat.”

Pungki menatap Fatima dengan rasa iba, tapi sebelum sempat berbuat banyak, suara langkah pelan terdengar di belakangnya. Ndaru masuk, masih mengenakan pakaian pasien, wajahnya pucat tapi matanya menyala karena cemburu dan khawatir.

“Bro! Jangan kamu pegang-pegang istriku!” seru Ndaru tajam.

Pungki menoleh, menatapnya lelah. “Kalau aku nggak pegang, gimana caranya aku bantu?” tanya Pungki dia pun juga bingung karena dia juga tidak mendengar suara imut Windy, sosok Windy pun tidak tampak.

“Pakai cara lain jangan dipegang dan jangan dilihat.” Ucap Ndaru dan menggeser tubuh Pungki..

“Hmmm..” gumam Pungki sambil garuk garuk kepala..

“Windy kamu di mana?” gumam Pungki di dalam hati. Namun Pungki tetap tidak melihat sosok Windy dan tidak mendengar suara imut Windy..

Melihat Pungki yang masih mematung tidak berbuat apa apa Dokter Nenny pun menatap Pungki dan Ndaru..

“Kalau dibiarkan hanya dengan pengobatan dosis rendah dan tanpa penyinaran dikhawatirkan mikro organisme asing itu menyebar ke rahim dan menyerang janin, akibatnya janin akan tumbuh cacat jika bisa hidup atau tidak tertolong akibat serangan bakteri itu.” Ucap Dokter Nenny..

“Janin?” Ndaru mendongak cepat. Wajahnya mendadak berubah, antara terkejut, bahagia, dan takut.

“Iya,” jawab Dokter Nenny pelan. “Istri Mas Ndaru hamil.”

Ndaru memegang perut istrinya dengan tangan gemetar. “Bro... cepat lakukan sesuatu!” katanya terbata.

“Aku boleh pegang?” tanya Pungki, hati-hati.

“Jangan!” seru Ndaru lagi, menunduk. “Biar aku yang pegang!”

Pungki hanya mengangguk kecil. “Baik. Tapi tetap pegang dia. Pegang tepat di anu nya. Aku cuma lewatkan energi lewat kamu.” Ucap Pungki yang mendapat ide.

Dia menempelkan tangannya di lengan Ndaru. Seketika ruangan itu bergetar halus, suara mesin monitor terdengar aneh, seperti berdenyut bersamaan dengan detak jantung mereka bertiga.

Arus panas menjalar dari tangan Pungki ke lengan Ndaru, lalu ke tubuh Fatima.

“Bro! Tanganku kayak kesetrum!” seru Ndaru menahan rasa sakit.

“Diam! Jangan bergerak!” bentak Pungki pelan tapi tegas.

Udara di sekitar mereka berubah pekat. Aroma logam dari darah dan bau obat bercampur, menusuk hidung. Lalu... perlahan, bagian tubuh Fatima yang membengkak mulai surut, warna kulitnya kembali normal.

Fatima mengerang lirih. “Mas... Ndaru...”

Matanya terbuka perlahan.

Ndaru langsung menunduk, menatapnya dengan air mata menggantung di sudut mata. Ia terlalu terharu untuk bicara.

“Kondisi membaik,” ujar Dokter Nenny lega sambil melihat monitor. Tapi sebelum semua sempat bersyukur, udara di ruang ICU tiba tiba berubah dingin. Angin berhembus... padahal jendela dan pintu semuanya tertutup rapat.

Lampu ICU berkedip pelan. Bayangan panjang bergerak di dinding.

Semua orang menoleh, tapi hanya Pungki yang melihatnya.

Sosok tinggi dengan rambut hitam menjuntai di samping kiri dada, dengan hiasan mutiara. Dan kepala bermahkota. Mengenakan jubah hitam berasap. Matanya merah seperti bara.

Sang Ratu Jin.

“Ha... ha... ha...”

Tawa beratnya menggema di telinga Pungki, mengguncang isi kepalanya.

“Hei manusia kecil! Biang kerok! Kamu pikir sudah menang? Lihat saja nanti. Aku akan ambil sesuatu yang lebih berharga darimu...”

Windy! pikir Pungki panik.

Dia menatap sekeliling, tapi sosok mungil pendamping spiritualnya itu tak terlihat.

Hanya kesunyian.

Dan hawa panas bercampur dingin menusuk tulang.

“Windy? Windy di mana Windy?” Gumam Pungki di dalam hati yang takut jika Windy ditangkap oleh Sang Ratu sebab dari tadi Pungki tidak melihat dan mendengar suara Windy. Apalagi tadi Windy sempat eror. Dan kini di hadapannya Sang Ratu yang datang memberi ancaman.

“Kalau Windy ditangkap... aku sendirian,” gumamnya dalam hati. “Kalau Ratu menyerang lagi, aku tak akan selamat.”

Pungki memaksakan diri untuk tetap tenang, menatap balik ke arah Sang Ratu yang kini memudar perlahan seperti asap terbakar.

Pungki mengedarkan pandangannya ke seluruh isi ruangan itu untuk melihat lihat jika mata batinnya bisa melihat sosok Windy tetapi dia tetap saja tidak melihat sosok Windy. Pungki pun menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar suara Windy. Tetapi Pungki tetap tidak mendengar suara imut Windy malah mendengar gumaman Sang Perawat.

“Angin apa tadi yang tiba tiba datang pintu tertutup rapat dan kipas angin AC normal normal saja.” Gumam Sang Perawat sambil mulai bekerja melepas alat alat yang terpasang di tubuh Fatima. Sang Perawat meremang bulu kuduknya, sebab dia yang sudah sering jaga malam sering mengalami kejadian kejadian aneh di luar nalar.

“Mas Pungki, terima kasih ya.. kondisi Mbak Fatima sudah membaik.” Ucap Dokter Nenny menatap Pungki yang masih tampak bingung.

“Sama sama Dok.” Ucap Pungki, Pungki masih berpikir pikir tentang kedatangan Sang Ratu baru saja tidak membuat dia dan teman temannya sakit lagi tetapi kenapa Windy tidak ada.

“Apa dia mengambil Windy, lalu dia akan menyerang lagi.” Gumam Pungki dengan gelisah dan sudah tidak betah lagi berdiri di situ...

“Bro aku pamit ya..” Ucap Pungki sambil menepuk pundak Ndaru.

“Iya Bro, makasih ya..” Ucap Ndaru yang tampak masih mengusap usap perut datar Fatima dia berharap energi penyembuhan yang mengalir di tangannya masih ada dan terkirim untuk kekuatan sang yunior nya.

Di saat Pungki melepas baju pelindung pengunjung terdengar suara adzan berkumandang...

“Sudah subuh, aku sembahyang dulu saja di sini dari pada terlambat..” gumam Pungki lalu dia cepat cepat melangkah menuju ke mushola terdekat yang ada di dalam rumah sakit itu..

Di saat Pungki sudah mengalirkan air kran dan sudah mulai membasuh muka dan kedua telinganya.. Pungki mendengar suara tangisan anak kecil..

Pungki pun menajamkan pendengarannya..

“Itu seperti suara Windy.. kenapa dia menangis? Apa kangen dengan orang tuanya?” gumam Pungki di dalam hati.

“Windy apa itu suara tangis kamu?” tanya Pungki di dalam hati.

“Hu.... hu.... hu...hu.... hu.... Kakak Pung Pung tolong aku...hu.... hu....hu....hu....” suara Windy terdengar menangis sedih di telinga Pungki.

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Jangan mau Nis, semua lelaki sama aja. itu mah cuma modus/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Suamimu sangat meratukan mu Anisa, semoga saja ibu mertuamu bukan tipe ibu mertua di sinetron ikan tenggelam🤣🤣
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Nah kan, rombongan cacing di perut udah demo tuh minta di isi/Facepalm/
Ai Emy Ningrum
itu mah aryani lapar wind..lg ngidam makan nasi biryani 😙😽😋😋
neni nuraeni
aduuh psti windy comel deh,,, semoga aja ratu g mrh" lagi dan ga niat lagi buat windy jdikn abdinya
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
tp mlh ke temu sang ratub
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
beyuhhh sepiyek2 e gntek sak endok2 r /Facepalm/
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan wuss tiba2 sudah di kontrakna
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
meleduk bget ini si dasih
g di sana g di sini sama aja mbingumhi 🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
gagal ora iki 🙈🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
weleh guendut kyo gono sok2an deh ora ngoco nek wis kyo buntelan🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ketahuan deh
tp nnti pennjelasan panheran yg masuk akal dpt meruntuhkan ego samg ibunda dan nnit mlh jd baik se lam jin jd muslim.🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ini dasih dayang jin monyet klo di seah dsih gendeng sing mbingungi karep dewe gntek modyar ora iso2 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dasar ini dayang suler kepo belum lernah kena damprat 🙈
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
dan akhirnya nnti windy lah yg oertama kali azdan di alam jin 👻👻👻
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ohh tentu tidak dong ada di selip anata bantal 🤣🤣
neni nuraeni
lnjut
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Haduuhhh cepetan kalian pulang!
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tuan Vampir bener² bikin repot ya/Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Ayo cepat.. Kalian harus segera melarikan diri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!