Dokter Humaira

Sorenya Gio sudah di parkiran rumah sakit, sebelumnya maira meminta izin untuk Natalia kepada penanggung jawab mahasiswa yang sedang PKL. diakan pergi dengan Natalia janji akan pulang dengan waktu yang di tentukan.

Maira berjalan menggandeng lengan Natalia, sang ipar hanya menurut, semua teman Natalia bertanya ada hubungan apa dokter Humaira dengan Natalia yang layaknya adik dan kakak.

sampai di parkiran maira mengetok kaca mobil Gio, tak Lama pintu bisa di buka kalau di tarik. Natalia masuk tanpa menyapa gio dia membisu seribu bahasa dia hanya menatap ke luar jendela mobil, sedangkan maira mengucapkan salam lalu masuk dan mencium pungguk tangan suami, begitu pun dengan gio mencium pucuk kepala maira, gio menatap maira dan maira hanya mengangguk, gio mengemudi mobil dng perlahan keluar dari area rumah sakit, maira bersandar di bahu gio sambil mengelus tangan memberi rasa nyaman buat Gio.

satu jam perjalanan sampai di salah satu cafe gio... Dengan suasana yang sangat adem cafe bernuansa klasik modern ni sangat menarik banyak pengunjung anak-anak muda yang tengah pacar dan pasangan- romantis lainnya.

mereka pun keluar dari mobil dan menuju kedalam cafe, maira di rangkul posesif, gio ingin menunjukkan pada semua orang kalau Humaira Saraswati hanya miliknya.

Natalia hanya mengekor pasangan suami istri tersebut.sesampai di dalam maira memilih salah satu meja yang menampilkan spot yang sangat bagus sedangkan gio masuk ke dalam menemui manajer sekaligus orang kepercayaannya,

" assalamualaikum bos gimana kabar baru muncul wae ini" sambil tersenyum dan menjabat tangan sang bos.

" iya sibuk mas, sampai ngak sempat tengok, perkembangannya bagaimana?" gio bertanya kepada sang manager"

" Alhamdulillah bos seperti yang saya kirim lewat email bos, cuman kita perlu tambah kariawan lagi bos sekitar lima orang karna kalau malam sama hari Minggu kami sangat kewalahan" sambil menap gio serius.

" mas yang atur mana nyamannya aja, saya akan terima laporan seperti biasa" si manager mengaku patuh,tak lama terdengar suara telepon,

" Abang di mana sih kita duduk nunggu Abang pesan kok ngak muncul-muncul," maira menyerocos gio yang pergi tanpa pamit. gio menepuk jidatnya lupa kalau dia datang sama istri dan adiknya. mas tolong bawakan kopi hitam sama cappucino 2 dan tiramisu cake 2 super jumbo. kalau begitu saya kelua ada istri saya sama adik saya" gio langsung keluar membuat manager bingung" saya salah dengar ngak sih, kalau pak Gio punya istri.. ah bodo amat .dia berbicara sendiri.

Gio muncul dengan wajah tanpa dosa,

" astaga bisa-bisanya ya lupa dua manusia besar ini!!, emang Abang darimana sih," Natali ingin ketawa kakaknya yang disemprot maira.

" Abang tadi masuk cek perkembangan cafe"

"haaaa !!!!! Abang punya cafe ini" maira dan Natali di buat shock.

" mas ngak pernah bilang kalau punya cafe?" Natalia tidak tahan langsung bertanya.

" bukan disini aja ada cabangnya juga di bandung"

Natalia tak tahan langsung menyembur gio apa yang tertahan d benaknya sejak semalam.

" betul-betul kamu mas, ada cafe mas,aku kerja di cafe orang, eh tapi waktu itu kan cafe rekomendasi dari mas, jangan-jangan itu......arrrrg maaas!!!!! huh kalau bisa mas di tukar tambah saya tukar tambah aja mas sekarang dengan mas-mas yang lain kesal banget tau ngak.... Maira hanya diam

dia senang melihat Natalia yang sudah berinteraksi dengan sang kakaknya.

" punya cafe tapi ngak Inga istri sama adiknya yang duduk dari tadi kayak burung beo." maira sinis ke sang suami.

" astaga kalian berdua niat banget ya nyerang Abang?"

" Abang, Maira mau ke toilet, bertepatan dengan sang manager membawakan pesanan Gio, gio meminta tolong tunjukkan toilet yang ada di dalam;

" mas tolong tunjukkan toilet kepada istri saya"

"ha'a!! beneran istri bos??? kapan nikah nya??"

" mas cepetan tunjukkin istri saya dimana toilet, tutup itu mulut ntar kemasukan serangga" gio sambil terkekeh. setelah manager berlalu, gio menatap adiknya serius,

" Lia mas minta maaf soal semalam," lalu gio menceritakan semua keresahan dan usaha ibunya yang terus ingin menjodohkan dirinya... dan Natalia pun paham posisi masnya, dia berjanji akan selalu ada d pihak mas dan istrinya...

" semoga selalu dalam kebahagiaan mas" Natalia tersenyum haru.

" aamiin dek".