🌸 Lanjutan cerita dari "Merindukan Rembulan" 🌸
Yang nungguin kisah Fabian dan Laras,yuukkk mampir kesini...
Karena tak kunjung memiliki seorang anak,pernikahan antara Fabian dan Laras yang sudah di jalin selama 5 tahun itu pun terpaksa harus di akhiri karena Laras merasa dirinya tidak mampu memberi keturunan untuk suaminya Fabian.
Dan berharap,kelak suaminya bisa mendapatkan seorang istri yang bisa langsung memberikan keturunan untuk suaminya itu.
Lalu bagaimana jika satu tahun pasca bercerai Laras malah hamil anak dari Fabian??karena kejadian tak terduga,membuat mereka melakukan ONS yang mengakibatkan Laras hamil.
Akankah Fabian mau bertanggung jawab pada anak yang di kandung Laras??
Atau malah membiarkan Laras menjadi orang tua tunggal karena meragukan anak itu sebagai anaknya??
Yuukkk simak kisanya Fabian Bagaskara Herlambang dan Larasati Dewi Adnyana
🌸.Jadwal up :
🌸.Senin
🌸.Rabu
🌸.Jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.Kedatangan dan Kepergian
Bian masih mematung didepan tubuh Laras yang kini sudah terbujur kaku di atas brangkarnya. 3 jam menunggu operasi sang istri dengan perasaan yang harap harap cemas.
Berharap segera bertemu dengan sang istri dan juga sang anak setelah pintu ruang operas itu terbuka, berakhir dengan sia sia tatkala dokter mengabarkan jika sang istri tidak bisa terselamatkan karena mengalami pendarahan hebat karena kecelakaan itu.
Ada kehadiran, ada juga kepergian. Itulah yang di alami oleh Bian saat ini. Disaat putranya hadir kedunia, disaat itu pula Bian juga harus mengiklaskan kepergian sang istri.
Meski ada rasa bahagia karena sang putra yang terlahir selamat namun seketika itu juga rasa hancur di rasakan oleh Bian dan juga orang orang yang menyayangi Laras.
Bahkan sudah 30 menit berlalu dari kabar duka itu disampaikan oleh dokter, selama itu juga isak tangis terus terdengar yang tidak bisa lagi ditahan dan disembunyikan.
Bahkan Ibu Asih sampai pingsan didalam pelukan Pak Brahma begitu pria paruh baya itu tiba dirumah sakit.
Begitu pun dengan mama Sinta yang sudah jauh lebih dulu tidak sadarkan diri karena begitu terkejut dan juga sedih.
Belum lagi rasa bersalah yang mendominasi membuat wanita yang tidak lagi muda itu akhirnya jatuh pingsan karena tidak sanggup menahan tekanan yang dia terima karena kabar meninggalnya Laras.
"Kenapa kamu kejam sekali padaku sayang? Kenapa kamu pergi bahkan sebelum melihat bagaimana rupa anak kita," lirih Bian membelai sayang surai wanita yang teramat sangat dia cintai itu untuk terakhir kalinya.
"Aku harus bagaimana mengurus nayi mungil itu tanpa kehadiran dirimu disampingku," lanjut Bian tercekat karena dada nya yang kian sesak saat tidak ada respon apapun dari Laras.
Mata letik nan indah itu nya kini hanya terpejam rapat, bibir ranum nan manis itu kini sudah memutih dan mengatup. Tidak ada lagi omelan dan gerutuan yang keluar dari sana yang selalu mengisi keseharian Bian, karena selalu ada saja hal yang Bian lakukan yang membuat dirinya kena omel sang istri dan Bian tidak suka itu.
Lebih baik mendengar setiap omelan dan gerutuan nya dari pada henya melihat Laras yang diam seperti saat ini. Bahkan Bian rela kuping panas karena omelan Laras dari pada melihat sang istri bahkan tidak bergerak sedikit pun seperti saat ini.
Tidak, Bian tidak suka dan Bian tidak mau melihat Laras hanya diam saja. Tanpa sadar, Bian pun mulai mengguncangkan tubuh Laras agar merespon setiap ucapan nya.
Namun sayang, apapun yang Bian lakukan tidak akan mengubah takdir sang istri yang sudah kembali kepada pemiliknya.
"Bangus Ras, ayo bangun. Jawab aku Laras, aku mohon jawab aku," seru Bian tidak terkendali saat lagi lagi tidak ada respon dari Laras.
Dengan segera, Abra sang kakak ipar pun harus menahan tubuh kekar itu dan menenangkan nya. Beruntung saat Bian seperti itu, Abra dan Mentari sudah tiba dirumah sakit.
Saat Abra memeluknya, Bian kian tidak bisa lagi mengontrol diri dan menahan semua yang dia rasakan saat ini. Bian histeris, dia berteriak, tertawa lalu kembali menangis dalan waktu bersamaan.
Namun Abra membiarkan nya, Abra membiarkan adik iparnya melakukan itu untuk membuat hatinya melega, meski mungkin tidak akan bisa selega seperti mendapat kabar kalau Laras selamat dari kecelakaan itu.
Mentari sendiri membantu mengurus kepulangan jenazah ke rumah duka. Dan untuk sang bayi sendiri, masih harus menginap satu malam dirumah sakit untuk memastikan kondisi nya baik baik saja.
Karena kondisi keluarga tengah berduka, Mentari pun meminta sang adik untuk membantunya menjaga bayi milik Bian dan mendiang Laras dirumah sakit karena dirinya harus turut serta dalam mengurus pemakaman sang adik ipar.
Merasa tidak punya kesibukan yang berarti, Bulan pun akhirnya menyetujui untuk menjaga bayi mungil itu selama dia dirumah sakit.
.
*****
"Mohon maaf ya, kemarin Othor tidak sempat up. Berhubung ada acara keluarga yang membuat Othor tidak sempat up karena kelelahan 🙏🙏🙏."