Karena sebuah kesalahan dimasa lalu yang dilakukan oleh mendiang Ayahnya, Asha merasa bersalah dan mengorbankan dirinya untuk menebus dosa mendiang Ayahnya dengan mendonorkan salah satu ginjalnya pada Rain De Costa.
"Jika orang bertanya mengapa aku yang merasa bersalah padahal semua itu adalah perbuatan Ayah ku ? Apa kalian pernah merasakan bagaimana disayangi melebihi apapun di dunia ini oleh seorang Ayah ? kebaikan dan ketulusan hatinya itu membuat aku ikut andil di dalam kesalahan dan dosa yang ia lakukan."
Kebaikan yang diberikan oleh Asha membuat Rain jatuh cinta meskipun dirinya sudah menikah dengan wanita lain.
Meskipun mereka terhalang jarak dan waktu ternyata Tuhan memiliki rencana yang lain keduanya dipertemukan kembali dalam sebuah insiden dimana Rain harus menyelamatkan Asha dari tangan Pria lain. Hingga keduanya jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Lantas seperti apa kehidupan rumah tangga Asha dan Rain ? simak ceritanya jangan lupa like dan komentar kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LADANG PAHALA
Asha mengerjabkan kedua matanya dan melihat cahaya matahari yang menembus dari balik gorden. Tubuh Asha seolah remuk tak berulang akibat ulah suaminya di malam pengantin mereka. Malam pengantin yang begitu panas dan hebatnya.
Rain melakukannya tak hanya disatu tempat, Rain menyalurkan hasratnya yang sudah lama tak ia salurkan hampir satu tahun lamanya. Rain melakukannya tak hanya di tempat tidur bersama Asha. Rain melakukannya di sofa, dan dikamar mandi. Hingga Asha merasa kesal karena Rain tak ingin berhenti dan membiarkannya beristirahat sejenak.
Saat Asha menggerakkan tubuhnya tiba-tiba Rain berada di atas tubuhnya dan mengecup bibirnya.
Cup
“Morning baby.” Rain kemudian memeluk tubuh Asha dimana mereka masih sama-sama dalam keadaan polos tanpa sehelai benang hanya selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.
“Morning.” Balas Asha tersenyum pada Rain.
“Mau mandi ?” tanya Rain ia kemudian mendudukkan dirinya.
“Aku mandi sendiri saja, Dad.” Jawab Asha ia tak ingin Rain mengikutinya karena takut Rain akan memangsanya kembali dikamar mandi seperti semalam, Asha ingin buang air kecil Rain mengikutinya hingga terjadilah kegiatan panas kembali disana.
“Apa kau yakin ?” Rain menyunggingkan senyuman dibibirnya.
Asha menganggukkan kepalanya dan mencoba turun dari tempat tidur, namun pada saat ia menggerakkan kakinya ia merasakan begitu perih dimiliknya. Namun ia tak menunjukkan rasa sakit itu pada Rain ia mencoba untuk tenang dan berjalan secara perlahan. Hingga beberapa langkah Asha berjalan ia tak tahan lagi, ia jatuh di lantai.
“Aaaww…” ringis Asha saat terjatuh di lantai.
Dengan sigap Rain kemudian menggendong tubuh istrinya masuk ke dalam kamar mandi. Asha yang terpekik kaget melihat penampilan suaminya yang ternyata dalam keadaan polos saat menggendongnya di cermin kamar mandi.
“Daddy ! Kenapa tidak pakai baju dulu !” pekik Asha melihat betapa gagahnya tubuh polos suaminya apalagi milik suaminya yang begitu besar dan panjang. Wajar saja jika miliknya merasa begitu sakit karena ulah suaminya.
“Untuk apa ? Bukan kah semalam kau sudah melihatnya, Sayang.” Rain meletakkan tubuh Asha di dalam bathtube yang sudah berisi air hangat.
“Daddy mau apa ?!” begitu melihat Rain ikut masuk ke dalam bathtube.
“Tentu saja membantu mu mandi.” Rain mengecup pipi Asha dengan gemas.
Rain kemudian memandikan Asha dengan menyabuni tubuh Asha dari belakang memijat punggungnya namun hal itu justru menjadi boomerang untuk Rain sendiri, hasrat birahinya terpancing dan dibawah sana sudah berdiri tegak.
Asha merasakan suatu dibawah sana ia tahu milik suaminya pasti kembali dalam mode on. Asha menggigit bibirnya, ia kembali teringat pada kata-kata Kakaknya jika ia harus melayani suaminya dengan baik karena itu adalah ladang pahala dan balasannya surga kelak di akhirat.
Asha kemudian membalikkan tubuhnya menghadap pada Rain. “Lakukan lah, Daddy.” Asha memegang tangan Rain.
“Sayang tapi kau masih sakit.” Tolak Rain karena Rain sendiri mengerti jika milik Asha mungkin masih sakit akibat perbuatannya semalam.
“Aku tidak ingin berdosa membiarkan suamiku bertahan dengan hasratnya, lagi pula sudah tidak terlalu sakit lagi.” Ucap Asha tersenyum pada Rain.
“Boleh kah ?” Rain dengan suara beratnya kemudian memegang dagu Asha dan mengecup bibir Asha hingga terjadilah sesuatu yang seharusnya terjadi diantara keduanya. Kamar mandi mewah itu dipenuhi suara percintaan keduanya yang menjadi saksi dimana mereka berdua saling menyalurkan cintanya.
... ………...