NovelToon NovelToon
How To Divorce My Husband

How To Divorce My Husband

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Cerai / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:3.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kaka Shan

Kayena de Pexley adalah ratu termalang dalam sejarah kerajaan Robelia. Sampai akhir hayatnya, Kayena tidak mendapat sedikit pun cinta dari sang suami. Ia diperlakukan layaknya mesin pembuat anak serta simbol kerjasama antara dua belah pihak. Sedangkan Katarina adalah selir paling dicintai dalam sejarah kerajaan Robelia. Mantan pelayan Kayena yang mendapat anugrah berupa cinta tulus sang raja.

Ketika berhasil melahirkan bayi ke-4 yang kelak akan menjadi raja paling berpengaruh dalam sejarah kerajaan Robelia, Kayena memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah mengetahui rencana sang suami yang akan memisahkan dia dengan sang putra. Namun, alih-alih meregang nyawa, Kayena malah terbangun pada masa baru kehilangan bayi pertama. Lima tahun sebelum ia memutuskan untuk bunuh diri karena mengalami depresi.

Mendapat kesempatan kedua, mampu kah Kayena merubah nasibnya yang malang? cari tahu selengkapnya.

🚩🚩

Cerita pertama Author dengan tema reinkarnasi 🔱

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Shan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

0033. Technique De Séduction Reine (Teknik Menggoda Ratu)

0033. Technique De Séduction Reine (Teknik Menggoda Ratu)

Aroma harum khas bunga anyelir begitu memanjakan indra penciuman ketika Kaizen merengkuh tubuh ideal yang berbaring di sampingnya. Aroma harum yang diciptakan khusus untuk wanita Raja itu berasal dari perfume house tertua di kerajaan Robelia. Perfume house tersebut membuat parfum berdasarkan referensi wewangian favorit wanita Raja yang menyukai aroma floral, seperti bunga, buah, serta jenis tumbuhan tertentu. Salah satu aroma yang kemudian dijadikan referensi adalah wewangian white rose dan bunga anyelir. Maka tak heran jika parfum yang diperuntukkan untuk wanita Raja sangat mencerminkan positif vibes si pengguna.

“Aroma tubuh mu tidak pernah berubah.” Gumamam itu terdengar ketika Kaizen menghirup dalam-dalam aroma harum yang berasal dari tubuh dalam rengkuhannya. Aroma floral yang mengingatkan ia pada setiap sudut floral garden di jantung kerajaan Robelia. “Aroma floral yang memabukkan,” tambahnya lagi.

Alih-alih ikut memejamkan mata setelah pertempuran hebat yang menghabiskan tenaga, ia malah asik menikmati wajah cantik wanitanya. Merekam baik-baik dalam ingatan, agar ia punya simpanan memori indah untuk suatu hari nanti.

“Kau tampak berkali-kali lipat lebih cantik jika tertidur.” Ia ingat betul bagaimana mimik wajah wanitanya jika membuka mata. Aura permusuhan, selalu menjadi yang mendominasi mimik wajah wanitanya. Ia bahkan sempat heran, apa hanya karena “melupakan” hari penting mendiang putra mereka, wanitanya sampai-sampai marah berkepanjangan. Padahal, dulu wanitanya itu sudah seperti boneka kayu yang minim ekspresi. Ia juga mudah sekali dimonopoli. Berbeda situasi dengan saat ini.

Alpa woman.

Mungkin dua kata itu yang sekarang cocok disematkan pada wanitanya. Wanita yang dulu sebelas-dua belas dengan boneka Marionette, kini menjelma menjadi tipe wanita percaya diri, mandiri secara emosional, memiliki tujuan hidup yang kuat—yaitu perceraian dan hidup bebas—serta tidak membutuhkan orang lain untuk “melengkapi” dirinya.

Pada dasarnya, wanita Kaizen memang memiliki kecerdasan yang mengesankan. Oleh karena itu, ia banyak membantu dalam masalah internal hingga eksternal politik Robelia. Wanitanya dapat membuktikan diri sebagai pemimpin yang tegas, namun tetap punya sisi yang lembut, seorang intelek yang tangguh, hingga menjadi wanita Raja kesayangan rakyat Robelia.

“Kau sudah bangun?” keterkejutan tampak samar di wajah rupawan Kaizen ketika merasakan gerakan teratur dari dalam rengkuhannya. Wanita cantik itu tampak menarik jarak, ketika sadar tidak ada sekat pemisah di antara mereka.

“Anda membuat tidur saya tidak nyenyak.”

Kalimat itu dilontarkan dengan nada tak bersahabat yang khas. Khas sekali, sampai-sampai Kaizen mengingatnya di luar kepala. Padahal beberapa jam yang lalu mereka sama-sama terkulai lemas di atas pembaringan, kemudian pasrah begitu saja ketika kantuk menyerang. Sama-sama menyerah pada lelah yang telah mendominasi.

“Maafkan aku. Tapi, tidurmu nyenyak sekali, sehingga aku tergoda untuk mengacaukan tidur nyenyak mu,” goda Kaizen tanpa ancang-ancang.

“Apa tidak cukup Anda membuat saya kelelahan? Sekarang Anda ingin membuat saya marah?”

Kaizen tertawa kecil seraya menyingkirkan sisa anak rambut yang menjuntai di pelipis wanitanya. “Kau benar-benar kelelahan rupanya.” Ketika satu tangan lain hendak meringkas jarak di antara mereka, wanitanya dengan sigap merubah posisi. Membentangkan jarak kian nyata di antara mereka.

“Cepat perintahkan mereka untuk membuka pintu, karena saya sudah memastikan “bagian bawah” tubuh Anda masih berfungsi dengan baik,” dikte wanitanya dengan wajah yang ditorehkan ke sembarang arah. Kaizen justru semakin tergoda untuk mempermainkannya. “Saya bahkan memastikannya dengan …”

“Dengan …?” sahut Kaizen dengan seringai di wajahnya.

“… tangan saya sendiri!” seru wanitanya, naik satu oktaf dari nada bicara bisanya yang selalu terdengar lembut di telinga.

Kaizen tertawa kecil. Tawa yang jarang sekali ia perlihatkan juga perdengarkan pada orang lain. Wanitanya ini termasuk beruntung, karena berkesempatan melihat juga mendengar tawa limited edition tersebut. Sayangnya, “keberuntungan” melihat tawa itu tak berarti apa-apa bagi wanita Raja yang tetap terlihat cantik dengan wajah bantalnya. Pasalnya dulu, dulu sekali, saat mereka baru saling mengenal berkat ikatan perjodohan, wanita itu sudah kerap melihatnya. Tawa Kaizen Alexander Kadheston.

“Kau mau kemana?” tanya Kaizen seraya ikut beranjak, ketika wanitanya meninggalkan pembaringan.

“Tentu saja kembali ke kamar saya.”

“Tidak, tidak,” sergah Raja Robelia itu dengan langkah satai menuju kursi panjang—tempat ia menyimpan jubah sutra yang disiapkan pelayan. “Lebih baik kau duduk di sini, kemudian kita sarapan bersama. Percuma saja kamu memaksa dibukakan pintu, karena tidak ada siapa-siapa di luar sana.”

“Apa maksud Anda?”

“Hanya ada kita di sini,” kata Kaizen dengan tangan mengambil gelas, kemudian menuangkan air putih dari teko kaca ke dalam gelas. “Apa kamu lupa “hukuman” yang aku berikan untukmu?”

“…”

“Masa “hukuman” itu akan berakhir jika “bagian bawah” milikku sudah dipastikan berfungsi dengan baik.”

Wanitanya tampak menatap tajam ke arahnya. “Bukannya semalam sudah berhasil dibuktikan jika “bagian bawah” Anda masih berfungsi dengan baik?!" katanya dengan penuh penekanan pada kata “bagian bawah”.

“Benar. Tapi ingat satu hal, belum ada hasil dari pembuktian semalam.”

“Hasil? Maksud Anda apa? tolong jangan berbelit-belit!” kata wanitanya, bertubi-tubi.

Dari tempatnya berdiri, Kaizen tampak menikmati setiap ekspresi yang tercipta di wajah cantik wanitanya. Lama-lama ia bisa dikira gila jika terus bersikap seperti ini.

“Our baby,” katanya dengan gamblang. Tanpa dosa. Tanpa berpikir apa-apa.

Padahal lawan bicaranya yang mendengar dua kata tersebut menegang begitu saja dalam sepersekian detik berikutnya.

“Maksud Anda … saya harus mengandung terlebih dahulu untuk membuktikan jika “bagian bawah” Anda masih berfungsi dengan baik? Kemudian baru setelah itu saya bebas dari “hukuman” aneh yang Anda berikan?”

Kaizen tergelak mendengarnya wanitanya yang bicara panjang dan lebar dalam satu kesempatan. Padahal, dulu wanitanya sangat irit bicara. Minim ekspresi. Juga jarang mengomentari.

“Kayena.”

Begitu dipanggil, pemilik nama cantik tersebut langsung menatap dengan sorot mata penuh aura permusuhan.

“Kenapa kau berubah begitu banyak, Kayena?”

“Anda yang terlebih dulu berubah,” balas pemilik nama tersebut.

“Apa ini masih ada sangkut pautnya dengan insiden di mana aku melupakan hari kematian putra kita, Pangeran Carcel?”

“…”

“Jika iya, aku sungguh meminta maaf.” Kaizen berkata dengan tulus. Ia juga merasa bersalah karena telah melupakan hari kematian calon pewaris pertamanya yang lahir ke dunia.

Pantas jika Kayena sebagai seorang ibu merasa marah dan dikhianati, mengingat hampir seluruh lapisan kalangan atas melupakan kewajiban mereka pada mendiang putra mahkota. Terlebih lagi alasan mereka melupakannya adalah pesta perayaan hari lahir Katarina yang tidak jelas alas-usulnya.

“Kenapa kau terus-menerus membuat kepala ku sakit dengan keinginanmu untuk bercerai?”

“Karena saya sangat ingin hidup bebas di luar sana,” kata si empunya nama dengan sorot mata agak melemah. “Saya ingin hidup tenang di tempat saya dilahirkan.”

“…”

“Saya lelah …” adunya pada Kaizen. “ … saya menyerah,” lanjutnya. “Menyerah pada pernikahan ini dan juga Anda. Setelah resmi bercerai, saya akan hidup sederhana sebagai Janda Raja yang lebih mencintai selirnya.”

“Kayena …”

Pemilik nama itu menggelengkan kepala dengan tegas, seolah-olah ia tidak ingin namanya disebut untuk kedua kalinya oleh mulut pria yang belakangan membuat rencananya berantakan. Sudah cukup semalam ia dipermainkan. Untung saja Goddess of Luck (Dewi Keberuntungan) masih memberinya perlindungan, sehingga ia bisa lepas dari pesona suami bajing*nnya yang sangat Séduction (menggoda). Kendati demikian, ketimbang Séduction (menggoda), ia justru lebih menganggap semua tindakan suaminya sebagai bentuk pelecehan. Padahal secara hukum dan agama, mereka masih sah sebagai pasangan suami-istri.

Hanya saja Kayena yang tidak suka, ketika anggota tubuhnya dimonopoli begitu saja. Apalagi sampai digunakan untuk sesuatu yang menurutnya menjijikan. Pada akhirnya mereka terlibat pertempuran yang sesungguhnya. Kayena yang enggan mendekat, selalu dikejar Kaizen yang enggan menjauh. Ujung-ujungnya, Kayena menghancurkan satu bantal—yang digunakan sebagai senjata—sehingga isi dari bantal tersebut berhamburan. Membuat bulu-bulu angsa yang berwarna putih bersih berterbangan di seluruh ruangan.

Kayena juga masih tidak menyangka, pada akhirnya mereka tidur begitu saja pasca kelelahan. Kaizen menepati janjinya; tidak akan melakukan apapun selagi Kayena tak memiliki kesadaran. Pria itu hanya tidur sambil memeluk pinggang ramping istrinya, erat.

“Saya tidak mau mengandung, Yang Mulia,” kata Kayena dengan nada suara yang terdengar lebih rendah. “Sudah cukup Pangeran Carcel yang lahir dari rahim saya. Tidak akan ada lagi keturunan yang lahir dari rahim saya …”

“Kenapa? Kenapa kau sangat tidak ingin keturunanku lahir dari rahim mu?!”

“Karena rasanya menyulitkan sekaligus menyakitkan, ketika saya mengandung benih seorang pria … yang lebih mencintai wanita lain. Seluruh waktunya bahkan didedikasikan untuk wanita tersebut.”

“…”

Kayena terpukul. Perkataan Kaizen membuat sisi sensitif yang selama ini ia tekan mati-matian kembali meluap ke permukaan. “Anda bahkan tidak pernah peduli apa yang saya butuhkan selama mengandung Pangeran Carcel.”

Kaizen melunak mendengarnya. “Kayena …”

Namun, Kayena tak memberi pria itu kesempatan untuk membela diri. “Yang Paling menyakitkan adalah ketika Anda tidak hadir ketika saya berjuang hidup dan mati untuk melahirkan Pangeran Carcel!” seru Kayena dengan emosi yang semakin meninggi. “Jika bukan karena Kaelus meringsek masuk ke Istana Barat, sepanjang malam Anda akan bercinta dengan Katarina. Tanpa mengetahui fakta jika putra Anda berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan.”

“Kayena, aku …” suara Kaizen seperti tersendat di tenggorokan.

“Pada akhirnya Anda … datang terlambat ketika Pangeran Carcel menghembuskan napas terakhir,” potong Kayena tanpa peduli. “Dengan penampilan persis seperti saat ini—hanya berbalut celana tidur serta mantel sutra yang menutupi tubuh Anda yang dipenuhi oleh bekas sesapan menjijikan, Anda menemukan putra yang saya lahirkan dengan susah payah telah terbujur kaku.”

💰👑👠

TBC

FULL BAB KAYANA & KAIZEN. Tapi 🥲🤧😭😫

Semoga suka 😘 Maaf belum bisa daily update apalagi crazy up 🥲. Jangan lupa like, vote, tabur bunga tau secangkir kopi, rate bintang 5 🌟 komentar, dan follow Author Kaka Shan + IG Karisma022 🤗

Tanggerang 09-05-23

1
shabellwy
pcndng 🤢🤢🤢🤮🤮🤮🤮🤮
shabellwy
cekek pls si kaizen ama katarina
shabellwy
gila
paijo londo
wow hebat duches Cecilia kalo bicara top markotop the best
Rini N
Luar biasa
🧟‍♂️🧟‍♂️
loh kok hamil payahh sekali
Yue Coco
angka babnya kek udah mau bikin 10 ribu bab🤭
Shan Ge 🔱: biar beda aja, Kak😅
total 1 replies
Yue Coco
ini bukan bagian reinkarnasi deh kayaknya, soalnya reinkarnasi itu terlahir kembali ke raga yang lain
Shan Ge 🔱: betul, kak. Di sini typo, seharusnya ditulis regresi 🙏🏻
total 1 replies
Yue Coco
lah,ege. kocak pisan nyalahin orang yang gaada ikut andil bikin tuh anak. ini macem gue menderita yang gue salahin pemimpin negrinya😑
Yue Coco
stop sini dulu deh, besok lanjut. sebenernya udah masuk list bacaan dari lama tapi selalu Nunda mau baca. ternyata ceritanya bagus , lengkap penjelasannya, trus alurnya terbilang lebih dari bagus juga loh,mana tata penulisannya cakep. moga aku sanggup nerusin besok, sejauh ini bagus banget sih berhasil bikin yang baca terbawa emosi. tapi Overall sebagus itu. ratting 9,8/10 karena ada beberapa typo dan nama yang suka ketuker 😙🙏
Shan Ge 🔱: Terima kasih sudah menyukai HTDMH 🙏🏻🥰
total 1 replies
Yue Coco
Edan. EDAN!!!!
Yue Coco
hah? apaan tuh? gak salah ngomong? gak ngaca?/Whimper/
Yue Coco
maklum, baru kerasa sakit hatinya soalnya baru tau diri serendah itu😇
Yue Coco
astaghfirullah,mantap
Yue Coco
😑
Yue Coco
gen selingkuh dari bapak emang gabisa boong ya, biarpun benci emaknya diselingkuhi trus benci adik tiri tapi dia juga ngulang apa yang dibuat sama bapaknya dulu. goblog🗿
senjasabdaalam: ga sekian juga tapi sampe punya anak itu nyakitin juga sih kak
Shan Ge 🔱: fyi, bapaknya nggak bisa disebut selingkuh juga, Kak
total 2 replies
Yue Coco
diiiih. astagfirullah astaghfirullah, redamkan emosi hamba ya tuhan
Shan Ge 🔱: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
Yue Coco
aku kalo jadi fl, tak anjing' anjingin tiap hari. bodo amat dianggap gak bijak,yang penting mental terjaga🙄
Yue Coco
matanya kelilipen gunung apa,baru nyadar?
Yue Coco
raja 🐕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!