Suatu malam ketika Lintang berjalan pulang melewati tempat pembuangan sampah, ia di kagetkan dengan suara balita yang sedang menangis keras dengan keadaan yang penuh dengan lebam.
Dengan rasa iba nya, akhirnya Lintang Membawanya pulang dan merawatnya dengan sepenuh hati.
Suatu ketika, sang ayah dari balita bernama Elivan itu bertemu dengan nya, dan begitu mengagetkan nya ternyata Ayah dari balita itu adalah sang mantan kekasih yang terpisah karena perjodohan kedua orang tuanya.
Pria bernama Fareed itu masih menyimpan perasaan penuh untuk Lintang, Kebahagiaan Fareed bertambah ketika dia menerima kabar bahwa ia dan istrinya sudah resmi berpisah, dan status nya kini menjadi seorang Duda dengan anak satu.
Suatu hari terkuak sebuah fakta tentang Fareed yang menyembunyikan sesuatu yang membuat lintang harus memilih antara pergi atau menetap.
Sementara keputusan itu hanya bisa di tentukan oleh anak yang di temukannya.
Ini masih novel perdana author, maaf jika amburadul
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rerin., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mommy?
“MOMMY?!!” ucap Hiza berteriak keras, ia berlari ke arah Lintang dan di ikuti oleh Elivan yang juga ikut berlari di belakang nya.
“Ma- Maaf dad..” ucap Elivan mencoba mengatur nafas nya
“Hos hos hos, Mommy Abang bilang aku tidak boleh bertemu dengan Mommy, hos hos....” Hiza mengadu, ia berjalan menuju Lintang.
“DIAM DI SITU...” pekik Lintang membuat Hiza mematung, ia kaget.
“Mommy?” ucap Hiza merentangkan tangannya agar Lintang memeluknya.
Tapi Lintang hanya acuh, ia menatap Hiza sinis.
“AKU BUKAN MOMMY KALIAN!!” jawab Lintang membentak Hiza.
Hiza yang di bentak seperti itu menurunkan tangan yang semula menggantung di udara. Sementara Elivan berjalan menuju Hiza dan merangkul pundaknya. “Ayo kembali, Mommy butuh istirahat” ucap Elivan menyeret tubuh Hiza dengan lengannya.
Fareed? Fareed sekarang sedang dalam keadaan bimbang, ia sekarang harus memilih siapa untuk dia bujuk, di pangkuannya ada Lintang yang tak mau melepaskan pelukannya, sementara kedua anaknya tengah seret menyeret.
Di putuskan, Fareed hanya melihatnya saja, ia tak mau mengambil resiko jika trauma Lintang tambah parah. Ia akan memeriksa kondisi Lintang pada psikiater nanti.
“Lepas bang.” ucap Hiza mencoba untuk menyingkirkan tangan Elivan yang berada di pundaknya.
“Ayo mandi dulu, jangan ganggu mommy.” ajak Elivan, cekalan tangannya ke pundak Hiza semakin mengerat. Setelah ia mencari tahu kenapa mommy nya bersikap seperti itu, Elivan justru di buat iba atas apa yang menimpa Lintang.
“No, lep- lepas” cekalan tangan Elivan terlepas karena injakan kuat dari Hiza, Elivan meringis menahan sakit di bagian kakinya.
Hiza berlari menuju arah mommy nya, ia memeluk Lintang dari belakang. “Mommy.....” lirih Hiza.
“Lepas..” pekik Lintang, ia berdiri, kemudian menatap Hiza dengan sengit.
“NGAPAIN KAMU PEGANG PEGANG HA?!!” tanya Lintang menatap mata Hiza marah. Ia tak suka kebersamaan nya dengan Fareed terganggu.
Hiza kaget, kenapa Mommy nya berkata seperti itu?, apa mommy nya nge prank dirinya seperti apa yang ia lihat di handphone nya kemarin? mungkin saja, Hiza tersenyum lebar hingga matanya menyipit.
“Mommy nge-prank Hiza kan?” tanya Hiza tersenyum.
Sementara Fareed dan Elivan yang melihat interaksi antar ibu dan anak itu gelisah, Elivan takut jika Hiza terluka. Sementara Fareed takut jika Lintang melukai Hiza.
“NGE-PRANK APA HAH!? APA KAMU KAMU GILAA?” teriak Lintang, ia maju mendekati Hiza.
“Mommy ngaku aja, aku sudah tau kok kalau Mommy nge prank Hiza, iya kan?” ucap Hiza sekali lagi.
“Lari dek!!” pekik Elivan ketika melihat Lintang berjalan memojokkan tubuh Hiza ke belakang tembok, Hiza terus berjalan ke belakang sampai punggung nya membentur tembok. Lintang mengulurkan tangannya ke depan.
Satu detik kemudian tangan nya sudah berada di leher Hiza, ia mencekik hingga tubuh Hiza sedikit terangkat.
Fareed dan Elivan kaget, mereka berlari menuju Lintang yang sedang mencekik Hiza.
“Mom— le-pas-kan” pinta Hiza terbata bata, kedua tangannya memegang tangan Lintang yang mencekik nya.
“MATI SAJA KAMUUU SIALAN!!!” teriak Lintang melihat Hiza. Hiza takut bersamaan dengan nafasnya yang hampir habis.
“Dad, tolong” lirih Hiza menatap Fareed yang mencoba melepaskan cekikikan Lintang.
“Sayang, lepas ya.. kasian dia masih kecil” bujuk Fareed yang sama sekali tak di gubris oleh Lintang.
Elivan yang melihat wajah Hiza membiru pun panik, ia menepuk pelan bahu Fareed, membuat Fareed melihat Elivan.
“Nafas Hiza hampir habis dad, kita lakukan teknik yang pernah di ajari oleh om Lion” ucap Elivan memberi tahu.
Fareed melihat kondisi Hiza, membiru seperti apa yang di katakan oleh Elivan.
“Maaf”
Bug..
🌼🌼🌼.
Jangan lupa untuk mendukung karya ku yaa.
Deg degan....🩺🩺🩺... lagi Serius baca ceritanya tiba-tiba alurnya begini....🤔😄😄😄.... Selamaaaaa.....t buat Author telah Sukses telah berhasil membuat jantungku Deg degan....👏👏👏