Siska gadis lugu yang di jodohkan dan tidak ingin melihat orang tuanya kecewa. Dia tak ingin melihat orang tuanya sedih atau malu dengan tetangganya.
Setelah menikah, kehidupannya mulai membaik. Tetapi tetaplah ada air mata, tetapi Siska berusaha kuat.
Setelah mempunyai anak, dia berusaha mandiri mencoba beberapa usaha. Walaupun beberapa kali gagal tapi dia tetep mencoba beberapa usaha hingga akhirnya sukses.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akibat Fendi Kurang Sabar mencari baju
Siska Capek dengan semua ini. Siska langsung masuk kamar, rasanya tidak ada gunanya Siska berdebat, karena walaupun berdebat tidak akan menang. Itulah salah satunya alasan kenapa Siska lebih baik diam dari pada berdebat.
Siska membereskan baju yang sudah dicuci pagi, melipat dan menaruhnya dan menata di lemari dengan rapi.
Usai selesai dia membereskan tempat tidur, dan menidurkan anaknya.
Untung saja anaknya disini pendiam, serasa dia memahami apa yang dirasakan ibunya.
Siska lanjut istirahat malam, tetapi dimalam hari ia selalu terbangun dan susah untuk tidur kembali, dimalam yang sunyi itu dia sering menangis. Entah apa yang dia pikirkan yang pasti rasa hatinya sedih. Kadang teringat orang tua, teringat teman masa kecilnya yang saling menyayangi, tetapi sekarang harus jauh dari mereka.
Rasanya jauh dari mereka tidak masalah, kalau rasa perasaanya tetap nyaman ada yang menyayanginya, tapi kenyataanya seperti ini.
Orang yang dibela belain, sering melukai hatinya.
Pagi menjelang Siska selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan, tak lupa menyiapkan baju yang akan dipakai.
Selesai menyiapkan, Siska lanjut mencuci baju, mengucek satu satu karena mencucinya masih mengunakan tangan.
Waktu Siska mencuci baju belum selesai Fendi memanggilnya.
"Dek, dimana baju pramuka ku?"
"Kan bajunya sudah ku siapkan, kenapa ganti Pramuka?, jawab Siska
"Iya, hari ini suruh memakai pakaian Pramuka lengkap."
"Oh begitu, ya sudah ambil aja di lemari mas sudah ku lipat di lemari semua."
"Tidak ada Dek"
"Ada lah mas, Aku lagi tanggung ini sudah basah masak suruh ambilin di lemari, mas kan sudah mandi tinggal ambil di lemari kan bisa?"
"Iya tapi tidak ada Dek"
"Ada mas pasti ada, semua baju sudah ku lipat semua, tinggal ambil koh."
"Iya tapi tidak ada", sambil menunggu Siska beranjak kesitu Fendi sambil mencari,tetapi apa yang terjadi?
Baju yang ada di lemari dikeluarkan semua, di buka semua, yang tadinya rapi semakin menjadi seperti sayur urab - urab.
Siska yang sampai disitu melihat itu rasanya semakin pingin nangis. Niat hati, Siska kesitu mau mengambilkan, tapi melihat itu semua Siska terkejut. Fendi kurang sabar ahirnya sudah di turunin semua.
Siska sambil ngomel, sambil bertanya
"Ini koh bisa ini seperti ini?, tanya Siska"
"Habisnya tidak ketemu ketemu"
"Sabar mas, carinya sabar pasti ketemu, semua sudah dilipat disini, tidak ada yang tercecer pasti ada, hanya saja kebiasaan di ambilin ahirnya hanya mengambil begitu gk sabar"
"Harusnya, kalau ambil diambil satu, yang atas diangkat yang tengah diambil bukan seperti ini caranya, semua diturunin menjadi berantakan semua".
Kalau seperti ini, namanya buat pekerjaanku 2 kali lipat. rasanya sering seperti ini.
Capek jadinya, lagi lagi rasanya ingin menangis.
Fendi yang tidak peduli langsung pergi saja. tanpa mempedulikan yang sudah di berantakan.
Siska rasanya ingin cuek dengan membiarkan yang sudah di berantakan, inginnya dibiarin biar merasakan membereskan. Tapi Siska tidak tega.
Apalagi melihat baju baju berserakan semakin Siska merasa risih. Ahirnya dibereskan.
Tetapi Siska membereskannya sekarang beda, Mulai saat ini dan seterusnya, Siska tidak melipat baju Fendi. Dia hanya meng hanger semua baju Fendi. Jadi semua baju baju Fendi di hanger, agar memudahkan Fendi memilih dan mengambilnya.
Karena ternyata bukan hanya satu kali, Fendi memilih baju dengan tidak sabar dan mem berantakan lagi semua isi lemari.
Setelah Siska mencuci tak lupa Siska memandikan si kecil, dan mengambilkan makanan agar sikecil belajar mandiri makan sendiri, sambil Siska mengerjakan pekerjaan rumah. Tentunya masih tetap dalam pengawasan Siska.
Si kecil yang asyik makan sambil nonton tv tak terasa sudah selesai makan, selesai makan dia tetap menonton tv dan hari semakin siang tak terasa si kecil pun tertidur didepan tv.
Siang hari Fendi pulang, untuk makan siang sebelum berangkat kuliah. Tiba tiba dengar ia mengeluh.
"Panas - panas harus berngkat kuliah, malas rasanya"
Siska langsung menyambung.
" Bukane asyik Naik mobil, bersama temanmu?"
"Asyik gimana? Mobilnya aja sudah dijual, katanya buat bisnis bapaknya," tutur Fendi
" Oh berarti tidak semobil berdua lagi?"
"Tidak laah"
"Namanya perjuangan mas, Harus tetap semangat dong, tidak ada orang sukses tanpa perjuangan," Siska tetap memberikan semangat kepada Fendi.
"Apa iya dek? "
Fendi yang tadinya lesu ahirnya semangat lagi, dia berfikir mungkin benar yang dikatakan Siska tadi. Tidak ada orang sukses yang awalnya susah.
jadi semua orang sukses mungkin semua pernah ngalamin susah, dan berjuang yang gigih.
Setelah istirahat bentar dan makan dia langsung berngkat. dan pulang sore hari.
Siska tetap dengan ke sibukanya dengan anaknya, ditambah kalau sore sudah banyak anak les dirumahnya.
Siska merasa terhibur dengan kedatangan anak anak dirumahnya. si kecil menjadi banyak teman dan Siska pun merasa terhibur.
Tak lama setelah Fendi pergi, kakak iparnya datang, dikiranya Fendi masih dirumah. Tapi setelah dia tau apabila Fendi sudah berangkat dan tidak dirumah. Dia hanya sebentar saja dan pergi lagi.
Dari situ semakin terlihat, apabila dia datang hanya untuk Fendi, bukan untuk bermain bersama Siska.
Tetapi Siska sudah mulai terbiasa, biarlah mau bicara apa dan bagaimana terserah dia. Yang penting Siska ingin berusaha membahagiakan dirinya sendiri.
Tak lama ternyata, Dia menghubungi Fendi agar nanti setelah pulang disuruh datang kerumahnya. Dia ingin bertemu dan akan membahas sesuatu.
Fendi yang kelihatanya menurut, langsung meng iyakan. Beda ketika di minta i tolong istrinya, ada saja alasan yang selalu menggoda.
Sore hari menjelang malam, Siska selesai melaksanakan kegiatan mengajar les anak anak terdekat daerah situ, dilanjut memasak untuk makan malam. si kecil anak Siska yang dirumah merasa sendirian. Dibawa main diajak main kerumah anak anak yang pulang les. Biasanya pulangnya dianter atau dijemput Siska.
Siska lebih tenang kalau si kecil dibawa anak anak dari pada dibawa kakak ipar Siska.
Setelah malam tiba, Fendi pulang langsung membereskan badan ganti baju langsung turun kerumah kakak iparnya.
Sampai disana, ternyata mereka mendiskusikan lahan yang akan ditukarkan dengan tempat Fendi.
Lahan bagian Kakak Fendi ditukar dengan lahan Fendi yang didekat rumah, agar rumah Fendi dan kakak ipar menjadi dekat.
Setelah dibahas Fix, itu akan dilaksanakan entah berpaa bulan lagi, menunggu hari yang baik.
Sebelum pindah, karena didekat Fendi masih kebun ahirnya harus di bangun dulu rumahnya.
Karena suami kakak iparnya adalah tukang ahirnya bisa dikerjakan sendiri, hanya butuh bantuan beberpaa orang saja.
Selama membuat rumah, masak dan lain lain dirumah Siska karena belum ada tempa, Karena rumah kakaknya yang lama jauh dari yang baru dibangun. Selama itu Siska juga Baik baik saja.
Bersambung
Trimakasih sudah mampir di Novelku semoga kalian sehat selalu, dilancarkan segala rejekinya 🤲🤲🤲
bintang 5 juga untukmu kak