NovelToon NovelToon
Ketika Suami Dan Anak Menolakku

Ketika Suami Dan Anak Menolakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Mengubah Takdir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.

Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.

Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana tegang

Cukup sudah Drakara memberikan waktu kepada Latisha untuk menenangkan diri, kini hampir sebulan Latisha menghilang, dan sudah dua kali Drakara menerima surat panggil dari pengadilan. Namun Drakara mengabaikan surat tersebut. Ia yakin itu hanya trik Latisha yang ingin ia bujuk untuk kembali. Akhirnya Drakara pun meminta anak buah nya untuk mencari keberadaan Latisha tanpa sepengetahuan keluarganya karena Nurcelia sudah meminta Drakara untuk menceraikan Latisha begitupun dengan keluarga Latisha sendiri yang malah meminta Drakara untuk tidak mencari keberadaan putrinya tersebut. Tapi Drakara masih sangat mencintai Latisha, ia harus mencari istrinya itu dan membujuknya untuk kembali ke rumah. Apalagi sekarang Sageon terlihat sangat murung, meskipun Radmila berusaha untuk menghiburnya dan mengambil hati bocah itu, tapi putranya tetap merindukan ibu nya.

"Jangan murung seperti itu, lebih baik kita bersiap-siap pergi menemui mama." Drakara tersenyum menatap putra nya yang masih saja terlihat tak bersemangat.

"Beneran Pa? beneran kita mau ketemu mama?" Sageon menatap papanya sumringah.

"Tentu saja boy. Kita akan bertemu dengan mama. Papa sudah tahu dimana mama tinggal sekarang." Ujar Drakara.

Pria itu tersenyum karena ia baru saja menerima informasi dari anak buahnya bahwa Latisha tinggal di sebuah apartemen yang tak jauh dari pusat kota. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan istrinya itu. Sama halnya dengan Sageon, Drakara pun sangat merindukan sang istri yang sudah lama tak ia jumpai.

"Apa menurut papa, Mama masih marah padaku? Apa mama mau memaafkan ku? Apa yang harus aku lakukan agar mama mau kembali bersama kita? Aku benar-benar sangat merindukan mama." Ujar Sageon. Ia terlihat berpikir dan kembali murung. Ia takut mamanya tak mau memaafkan nya dan tak mau kembali bersama mereka.

"Kamu hanya tinggal merayu mama kamu boy. Minta maaf yang tulus dan katakan bahwa kamu sangat merindukan nya dan kamu juga sangat menyayangi nya. Papa yakin mama akan memaafkan kita." Ujar Drakara penuh percaya diri.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menuruti ucapan papa, aku akan mengganti baju ku dulu. Aku mau pake baju yang mama belikan. Aku harap mama akan senang melihat nya, dan mama mau kembali bersama kita." Sageon tersenyum. Lalu ia masuk ke dalam kamarnya dan mengganti pakaian nya dengan kaos bergambar gajah. Kaos itu Latisha belikan saat mereka pergi ke kebun binatang. Sageon memang menyukai binatang besar itu hingga ia pun senang saat sang mama membelikannya pakaian bergambar binatang kesukaan nya. Tapi akhir-akhir ini ia sudah tak mengenakan nya lagi karena menurut Radmila baju yang di belikan mamanya itu sangat norak. Dan sekarang, untuk merayu mamanya, Sageon akan memakai kembali baju itu dan berharap mama nya akan tersentuh dan memaafkan diri nya yang sudah berkata sembarangan hingga membuat mamanya sakit hati.

Sageon keluar dari kamarnya setelah sebelumnya ia memastikan penampilan nya. Sageon menatap papa nya yang juga sudah terlihat rapi. Sageon sangat kagum dengan papa nya. Ia berharap jika sudah besar nanti ia akan seperti papanya yang sangat tampan dan juga mapan.

"Kamu sudah siap boy? Ayo kita pergi sekarang." Drakara menggandeng tangan putranya dan melangkah dengan perasaan bahagia keluar dari rumah nya. Dia sudah tak sabar bertemu belahan jiwanya yang sudah lama menghilang. Namun baru saja mereka sampai di pekarangan, terlihat Radmila yang baru saja turun dari mobilnya. Radmila menatap ayah dan anak itu bergantian.

"Mau ke mana kalian?" Tanya Radmila.

Sejenak kedua pria itu terdiam. Sageon mendongak menatap papanya yang tengah menghela nafas nya dalam-dalam.

"Aku mau mengajak Sageon jalan-jalan, sudah beberapa hari ini dia murung. Aku akan berusaha menghiburnya." Jawab Drakara tenang.

"Kebetulan sekali. Aku juga akan mengajak Sageon ke mall. Kalau begitu kita pergi bersama saja." Radmila terlihat antusias. Ia sudah membayangkan tas dan sepatu yang ia lihat kemarin di mall. Mumpung sekarang mereka akan pergi, Radmila akan meminta Drakara untuk membelikan barang-barang tersebut untuk nya.

"Maaf, kami ingin quality time berdua." Ujar Drakara tegas.

"Tapi..." Radmila menggantung kalimat nya. Ia melirik ke arah Sageon, berharap bocah itu mau memohon pada papanya agar mereka bisa pergi bersama.

"Maaf, lain kali saja kita pergi bersama. Hari ini aku mau berdua aja sama papa." Ujar Sageon. Ia mengerti tatapan Radmila padanya.

"Yah, sayang sekali padahal mama akan mengajak mu bermain game seru di mall." Radmila masih berusaha untuk membujuk Sageon. Namun bocah itu malah diam tak bergeming.

Akhirnya dengan berat hati Radmila pun membiarkan Drakara dan Sageon pergi berdua.

Ayah dan anak itu pun langsung masuk ke dalam mobil mereka tanpa menoleh lagi ke arah Radmila. Drakara segera melajukan kendaraannya menuju alamat yang diberikan anak buahnya. Tanpa Drakara sadari ternyata Radmila mengikuti kemana ia pergi.

Tak membutuhkan waktu lama Drakara sudah sampai di tempat yang ia tuju. Drakara langsung memarkirkan mobilnya di basement gedung apartemen tersebut. Sedangkan Radmila yang berada di belakang nya pun mengerutkan keningnya heran mendapati Drakara yang ternyata malah memarkirkan mobilnya di basement gedung apartemen ini. Namun tak urung Radmila pun ikut memarkirkan mobilnya tak jauh dari mobil Drakara. Radmila menunggu hingga Drakara dan Sageon keluar dari mobilnya, setelah kedua pria beda generasi itu keluar dari mobilnya perlahan Radmila pun mengikuti mereka.

Sedangkan Drakara dan Sageon terlihat bersemangat saat mereka mulai memasuki lift yang akan membawa mereka ke tempat yang mereka tuju. Drakara kembali melihat alamat yang di berikan anak buahnya. Lantai dua belas dengan nomor unit dua belas nol empat. Drakara pun dengan teliti mencari unit dengan nomor tersebut. Drakara tersenyum saat ia sudah tiba di depan unit apartemen istrinya. Dengan senyum yang masih tersungging di bibir nya, Drakara menekan bel apartemen Latisha berulang kali hingga tak berapa lama kemudian pintu pun terbuka menampilkan Latisha yang terlihat semakin mempesona. Hampir sebulan tak bertemu, membuat rindu Drakara tak lagi bisa terbendung. Ia langsung memeluk Latisha yang terkejut melihat kehadiran nya. Dengan cepat Latisha mendorong tubuh Drakara agar melepaskan pelukan nya.

"Mama.." baru saja Latisha terlepas dari pelukan Drakara, kini tangan mungil Sageon melingkar di perut Latisha. Bocah itu memeluknya dengan mata yang berkaca-kaca. Latisha pun tak sanggup untuk menahan kerinduan kepada putranya itu. Meski kini ia tahu jika Sageon bukan darah daging nya, tapi Latisha tetap menyayangi Sageon dengan tulus. Ia segera berjongkok untuk mensejajarkan tubuh nya dengan Sageon. Di peluknya bocah itu dengan sayang.

"Apa kabar sayang?" Bisik nya di telinga Sageon.

"Aku sangat merindukan mama. Maafkan aku." Ujar Sageon dengan mata yang semakin mengembun.

"Mama juga merindukan mu sayang." Latisha mengecup pucuk kepala Sageon.

"Mama, pulang lah ke rumah, aku kesepian tanpa mama di rumah. Tak ada yang membantuku mengerjakan tugas sekolah. Aku juga tidak bisa makan telur gulung buatan mama yang enak. Bibi tidak bisa memasak makanan seperti yang mama buat." Sageon mulai melancarkan aksinya merayu sang mama.

Namun Latisha hanya tersenyum menanggapi ucapan bocah itu.

"Kamu bisa minta papamu atau mama Radmila untuk membantu mu mengerjakan tugas dari sekolah, kamu juga bisa minta papamu mendatangkan koki ke rumah agar mereka bisa memasakan makanan yang enak untukmu." Ujar Latisha sambil mengusap rambut Sageon. Ternyata putranya itu tidak tulus memintanya untuk kembali ke rumah, dia hanya ingin dirinya kembali untuk membantunya mengerjakan tugas dari sekolah dan memasak makanan untuk nya.

"Bukan begitu maksud Sageon, tolong mengertilah, Sageon hanya anak kecil yang tidak bisa mengungkapkan kasih sayangnya kepadamu. Dan satu lagi, jangan kamu bawa-bawa nama Radmila dalam hubungan kita." ujar Drakara tak enak hati. Ia tahu sepertinya Latisha telah salah paham dengan ucapan putranya. Pasti Latisha berpikir jika Sageon menginginkannya kembali hanya untuk mengerjakan tugas sekolahnya dan memasak untuk mereka. Drakara menyayangkan perkataan putranya itu kepada Latisha. Tapi apa boleh buat, putra nya sudah terlanjur bicara seperti itu.

"Iya mbak harusnya Mbak jangan cemburuan seperti itu. Aku itu adik kamu dan aku adalah sekretarisnya Mas Drakara aku juga tantenya Sageon jadi tak ada salahnya kalau kami begitu dekat." Tiba-tiba suara Radmila yang berada di belakang Drakara membuat ketiganya terkejut apalagi Drakara. Ia tidak menyangka jika Radmila mengikutinya. Ia yakin masalahnya dengan Latisha akan semakin kacau jika Radmila berada di antara mereka.

"Kenapa kamu bisa ada di sini? Kenapa kamu mengikuti kami?" Drakara menatap tajam Radmila yang hanya tersenyum.

"Mama Nurcelia yang menyuruhku untuk mengikutimu Mas. Mama Nurcelia tidak ingin kamu kembali terjebak dengan kakak tercintaku ini. Bukankah sudah jelas bahwa Mama Nurcelia ingin kalian berpisah, bukan aku penyebab kalian terpisah tapi mama Nurcelia yang menginginkannya. Harusnya kamu paham itu Mbak Latisha. Jangan lagi menyalahkan ku menjadi orang ketiga diantara kalian." Ujar Radmila tersenyum penuh kemenangan.

"Jangan khawatir Radmila. Aku dan Drakara sebentar lagi akan bercerai. Aku sudah melayangkan gugatan cerai ke pengadilan. Aku pun sudah tak sabar ingin segera berpisah. Tolong sampaikan kepada Mama Nurcelia agar ia bisa membujuk Drakara untuk segera mengucapkan talak untuk ku." Ujar Latisha sambil tersenyum meski hati terluka.

"Hentikan omong kosongmu Latisha, diantara kita tidak akan ada perceraian sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan mu. Kamu milikku dan selamanya akan tetap menjadi milikku. Sekarang kembalilah ke rumah, jangan banyak tingkah jangan lagi merajuk karena aku sudah jauh-jauh datang ke sini untuk membawamu pulang."

Drakara yang emosi mendengar Latisha selalu membicarakan masalah perceraian pun membentak wanita itu. Ia segera mencekal tangan Latisha dan memaksanya untuk ikut dengannya. Namun Latisha berusaha menepis tangan Drakara, ia tidak mau ikut dengan pria itu.

"Jangan bawa pergi tante Akta." Tiba-tiba suara anak kecil dari dalam apartemen mengagetkan Drakara yang terus berusaha memaksa Latisha untuk segera mengikutinya.

Drakara melihat seorang anak kecil sebaya dengan Sageon berlari mendekati mereka. Bocah itu berusaha menarik tangan Latisha yang ia cekal. Mata bening bocah itu menatap tak suka ke arahnya.

"Siapa kamu? Kenapa kamu berada di rumah mamaku?" Sageon mendorong tubuh Akta agar menjauh dari mamanya, sontak saja Latisha pun terkejut ia langsung menarik tubuh Akta agar bocah itu tak terjatuh. Melihat mamanya membantu anak kecil itu Sageon pun marah. Ia menatap tak suka ke arah Akta dan juga Latisha.

"Kamu mamaku kenapa kamu malah membela dia?" Dia menunjuk Akta yang juga tengah menetap tajam ke arahnya.

"Dengarkan Mama Sageon, kamu tidak boleh bersikap kasar kepada orang lain. Kamu hampir saja mencelakai nya makanya mama menolong Akta agar ia tidak terluka karena ulahmu itu." Ujar Latisha berusaha memberi pengertian kepada Sageon, namun bocah itu malah semakin marah ia merasa bahwa Latisha lebih membela Akta daripada dirinya.

"Mama jahat, kenapa Mama malah berpihak pada nya? Apa karena dia Mama tidak mau kembali ke rumah?" Lagi, Sageon menunjuk Akta dengan tangan mungilnya.

Latisha yang kesal pun berusaha untuk tetap tenang, ditatapnya Sageon dengan sorot mata yang tak bisa diartikan.

"Bukan maksud Mama berpihak kepada Akta, tapi mama hanya membantu Akta agar ia tak terjatuh karena sudah kamu dorong. Mama hanya ingin kamu mengerti bahwa apa yang kamu lakukan itu salah kamu tidak boleh bersikap kasar kepada orang lain." Ujar Latisha lagi berusaha untuk menjelaskan. Tapi bukannya mengerti bocah itu malah semakin murka.

"Mama udah gak sayang lagi sama aku. Mama jahat, mama malah mau sama bocah itu dari pada aku. Mama tidak sebaik mama Radmila yang selalu menyayangiku." Ujar Sageon. Ia sengaja berkata seperti itu untuk memanasi Latisha. Ia berharap mama nya itu akan segera minta maaf padanya dan membujuknya. Namun apa yang Sageon harapkan tak terjadi, kini wajah mamanya terlihat datar menatap ke arahnya.

"Baiklah kalau memang menurutmu Radmila lebih baik dari mama maka sekarang pergilah kamu bersamanya. Bukankah kamu ingin menggantikan Mama dengan Radmila? jadi sekarang pulanglah bersama dengan Radmila biar Mama di sini bersama Akta." Ujar Latisha dingin.

"Latisha.. Apa maksud mu?" Drakara berteriak marah, ia tidak suka Latisha berkata seperti itu seolah-olah dengan sukarela Latisha menyerahkan Sageon kepada Radmila. Di mana kasih sayang Latisha yang begitu besar pada putranya itu? Kenapa dengan mudahnya dia menyerah pada perkataan Sageon?

"Mbak Latisha, Kenapa kamu berkata seperti itu kepada Sageon? dia itu putramu wajar jika dia merasa cemburu karena kamu lebih memilih membela bocah itu daripada Sageon. Memangnya siapa anak itu? jangan-jangan anak itu adalah anak selingkuhan kamu. Pantas saja kamu ingin segera bercerai dengan mas Drakara ternyata kamu sudah memiliki pria lain?" Perkataan Radmila yang menyudutkan Latisha semakin memperkeruh keadaan. Bara yang sedang dalam keadaan emosi pun semakin tersulut saat mendengar ucapan Radmila. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung percaya dengan apa yang dikatakan Radmila.

"Jadi benar dia anak selingkuhan kamu? Kamu benar-benar hebat Latisha. Kamu pergi dengan alasan menuduhku dekat dengan Radmila tapi ternyata malah kamu sendiri yang ternyata memilki pria lain, dasar licik kamu." Hampir saja tamparan Drakara mendarat di pipi Latisha andai Agharna tidak segera mencekal lengan pria yang tengah emosi itu. Agharna yang bermaksud menjemput Akta, terkejut saat melihat keributan di depan unit milik Latisha, Ia pun segera menghampiri mereka dan langsung mencekal lengan Drakara saat pria itu akan melayangkan tamparannya ke pipi Latisha.

"Ada apa ini? kenapa kalian ribut-ribut di sini? Dan kamu pria pengecut, kenapa kamu melakukan kekerasan kepada wanita? Dimana otak mu?" Agharna menatap nyalang ke arah Bara.

"Siapa kamu? jangan ikut campur masalah keluarga kami." Drakara balik menatap tajam ke arah Agharna, ia tidak suka urusan nya dicampuri orang lain.

"Papa..." Tiba-tiba Akta berlari mendekati Agharna. Ia mendongak menatap papaya.

"Papa, dia orang jahat, dia datang untuk membawa pergi tante cantik. Tadi dia juga narik-narik tante." Ujar bocah itu mengadu kepada papanya.

"Oh jadi kamu papa nya bocah ini? Jadi kamu selingkuhan istriku? Kurang ajar kamu." Drakara langsung melayangkan tinjunya ke wajah Agharna, namun dengan sigap Agharna menghindar. Keributan pun tak bisa dihindari kedua pria itu berkelahi hingga membuat suasana semakin tegang hingga kemudian datang seseorang untuk melerai mereka berdua.

"hentikan apa yang kalian lakukan?"

1
sri nurhandayani
lanjut
Iry: besok yah Author update, soalnya lagi nulis supaya bisa keluar lebih dari 1 episode
total 1 replies
I Ghani Pranaja
momen drakara mencari istrinya itu memang penting bnget. tapi alurnya terlalu cepat.
Buat lebih dramatis dong. 😀
Iry: Sip deh, bakal lebih dramatis☺
total 1 replies
I Ghani Pranaja
adik tiri jadi sekretaris. bahaya weiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!