cerita dewasa yang penuh keromantisan.
Gabriel memiliki mama tiri yang usianya lebih muda Dua tahun darinya. Pernikahan papinya yang kedua dengan Natasya, membuat Gabriel sangat marah dan kecewa dengan papi nya. Sedangkan mami nya sendiri dalam keadaan sakit-sakitan dan tidak berdaya.
Hal itu yang menyebabkan Gabriel selalu membuat Natasha tidak betah tinggal di rumah itu. Namun Gabriel pada akhirnya memiliki rasa yang aneh yaitu diam-diam menyukai Natasha setelah beberapa kali Gabriel melecehkan Natasha.
Bagaimana kisah lengkapnya? Ikuti cerita novel dengan judul DIAM-DIAM MENYUKAI IBU TIRI
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Gabriel kini sudah menjalankan mobilnya. Sepanjang perjalanan kedua nya tidak banyak berbicara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Natasha pun tidak mau mengajak bicara Gabriel dan membahas pertemuan dengan klien nya yang ternyata bertemu dengan Vero, mantan pacar Gabriel. Di sana lah Natasha baru tahu kalau Vero yang merupakan mantan pacar Gabriel adalah istri dari tuan Pras yang usianya sama dengan Waode dan juga nyonya Martha.
Sementara itu di tempat lain di mana Pras dan Vero masih berada di kafe itu. Pras menatap ke arah Vero dengan tatapan curiga.
"Apa yang kamu lakukan dengan Gabriel di toilet?" tanya Pras. Tentu saja Vero terperanjat dengan pertanyaan itu.
"Kamu ngomong apa sih, mas? Aku di toilet wanita sedangkan Gabriel di toilet pria. Memangnya apa yang akan kami lakukan, mas?" Sahut Vero.
"Siapa tahu kamu yang kegenitan menggoda nya," Kata Pras. Vero menatap tajam suaminya itu.
"Bukannya kamu mas, yang genit ingin mencoba menggoda Natasha?" ucap Vero.
"Natasha tidak mudah digoda seperti kamu. Aku hanya menguji saja," dalih Pras sambil berdiri hendak meninggalkan kafe itu.
Langkah lebar Pras kini menuju ke dalam mobilnya. Vero masih dengan cemberut dan mengomel-ngomel karena mendapati suaminya terlihat tertarik dengan Natasha. Pras tidak mengindahkan Vero yang cemburu itu.
Namun di saat kedua nya sudah masuk di dalam mobil, Pras membungkam mulut Vero dengan ciuman nya. Vero tiba-tiba menjadi diam dan tidak bisa bicara lagi. Dalam hati Pras tertawa penuh kemenangan.
"Harus seperti ini rupanya untuk menutup mulut seorang istri yang sudah terbakar api cemburu?" batin Pras. Setelah melihat Vero diam dan tenang, Pras kini menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya meninggalkan kafe itu.
*****
Gabriel mengantarkan Natasha di rumah utama orang tuanya. Setelah itu, Gabriel pulang ke apartemen nya.Saat Natasha baru masuk ke dalam, di ruang tengah sudah duduk sambil minum kopi ada Waode menunggu di ruangan itu.
"Natasha, sayang!" ucap Waode. Natasha langsung menghambat menyalami suaminya dan mencium punggung tangan itu. Waode membalas mencium pipi kanan dan kiri Natasha.
"Kok mas Waode duluan yang sampai rumah?" tanya Natasha sambil duduk di sebelah suaminya. Lalu mengambil cemilan yang ada di atas meja.
"Setelah pulang dari rumah sakit, hanya mampir sebentar di kantor cabang. Ternyata urusan sudah diselesaikan oleh asisten pribadi ku. Lalu buru-buru pulang diantar sopir ke rumah. Niatnya supaya cepat ketemu dengan kamu, sayang. Tapi kamu nya malah belum tiba di rumah. Sebenarnya dari mana sih kalian? Kenapa baru sampai rumah?" ucap Waode panjang lebar.
"Itu Gabriel mengajak dulu ke kafe menjumpai klien nya. Akhirnya ngobrol sana sini setelah itu pakai acara makan bersama segala, mas. Jadi baru sampai rumah. Maaf yah, mas kamu jadi menunggu aku," ucap manja Natasha.
"Tidak apa-apa sayang! Tapi lain kali kasih kabar dong pada suami kamu ini. Suami kamu ini suka mencemaskan kamu," kata Waode.
"Hehehe itu artinya mas Waode sangat menyayangi aku, kan?" sahut Natasha.
"Tentu saja, sayang! Oh iya, sebenarnya siapa klien yang dijumpai oleh Gabriel, sayang? Siapa tahu aku mengenal nya," ucap Waode.
"Tuan Pras bersama dengan istrinya," jawab Natasha.
"Tuan Pras yah? Hem dia kan punya banyak istri. Ini istri yang ke berapa yang diajak oleh tuan Pras?" tanya Waode sambil memeluk pundak istrinya.
"Istri muda nya. Istrinya ini seumuran dengan Gabriel, mas," terang Natasha.
"Hahaha hebat tuan Pras ini. Selain istrinya banyak, dia juga bisa mendapatkan istri yang muda," sahut Waode.
"Mas Waode juga hebat! Punya istri dua dan yang keduanya masih muda umur nya, kan?" ucap Natasha. Waode langsung menarik hidung istrinya itu lantaran gemas.
"Hahaha tapi aku sangat beruntung memiliki istri seperti kamu, sayang! Walaupun kamu masih muda, tapi cara berpikir kamu sangat dewasa. Aku suka itu sayang!" kata Waode.
"Masa sih?" sahut Natasha menggoda.
"Oh iya sayang! Saat berjumpa dan berkenalan dengan tuan Pras, kamu tidak digodain kan sayang?" tanya Waode.
"Tidak kok, mas!" sahut Natasha bohong.
"Hati-hati kalau dengan tuan Pras itu. Dia bisa menggoda kamu dan merayu kamu supaya bisa menjadi istrinya yang ke sekian," kata Waode.
"Ih, mas Waode jangan bikin takut dong!" sahut Natasha.
"Tuan Pras tidak tahu kalau kamu adalah istriku. Tapi suatu saat kalau aku bertemu dengan nya, aku akan bilang kalau kamu adalah istriku," ucap Waode.
Natasha menyipitkan bola matanya menatap Waode. Tentu saja ini akan menjadi masalah baru jika tuan Pras mengetahui kebenarannya jika Natasha sebenarnya adalah istri dari Waode. Bukan kekasih dari Gabriel atau yang lebih parah Gabriel memperkenalkan Natasha kepada tuan Pras adalah calon istrinya.
"Mas, ke kamar yuk! Aku mau baring-baring di atas kasur," ajak Natasha. Waode menyipitkan matanya lalu tersenyum lebar.
"Wah kamu mau ngajak, mas yah!?" sahut Waode dengan senyuman nakalnya.
"Ih, enggak kok! Aku mau istirahat meluruskan badan. Pokoknya gak ada acara seperti yang dipikirkan mas Waode sebelum jam malam," kata Natasha.
Natasha segera berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamar utama mereka. Waode sendiri segera menyusul Natasha yang berlari kecil menuju kamar utama mereka. Waode tersenyum lebar. Dia sangat berminat kali ini. Karena sudah beberapa hari di luar kota, Waode sudah menahan hasrat nya. Apalagi saat di rumah sakit kemarin, dan ketemu dengan Natasha dirinya sudah kembali berhasrat setelah pulih stamina nya.
Sampai di dalam kamar, Natasha segera melepaskan blazer yang ia kenakan. Waode masih berdiri di dekat pintu kamar yang sudah ditutup nya. Tatapan mata Waode penuh minat. Tapi Natasha seperti enggan untuk diajaknya gituan sebelum malam tiba. Sedangkan saat ini masih sore menjelang malam.
"Sayang!" ucap Waode kini mulai memeluk pinggang ramping Natasha dari belakang.
"Jangan merayu aku, mas! Pokoknya tahan dulu sampai nanti malam. Aku mau mandi sayang! Setelah itu kita makan malam bersama. Oke?" Natasha mencoba menawar.
"Tapi, sayang?! Apakah gak boleh nyicil dikit saja?" rengek Waode.
"Enggak ada nyicil-nyicil!? Memangnya aku berhutang dengan mas Waode?" sahut Natasha.
"Sayang! Sebentar saja kok!" rengek Waode dengan wajahnya yang memelas.
"Engga!!" sahut Natasha lalu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi di ruangan itu. Waode tidak menyerah dan segera mengejar Natasha ikut masuk ke dalam kamar mandi di dalam kamar utamanya. Walaupun habis tumbang dan sakit Waode tetap saja bergairah dengan istri muda nya itu. Terkadang Natasha menjadi bosan jika setiap hari Waode selalu mengajaknya gituan. Makanya di saat Waode ada jadwal perjalanan bisnis ke luar kota, Natasha seperti damai dan sentosa. Karena bisa libur untuk acara kegiatan yang menguras energi itu yang selalu dilakukan bersama dengan suaminya.
tiba² bekas ciuman padahal gx di ceritakan ciuman🤦 lanjut baca lagi......