Cinta Tulus Si Gadis Desa

Setelah membayar ongkos kepada seorang pria,Rebecca dan Mona meninggalkan tempat itu,lalu pergi menelusuri jalan,dia tau sekarang dia tinggal tidak jauh dari tempat tinggal suaminya karena dia pernah melewati jalan ini bersama Carles beberapa bulan yang lalu.Saat itu mereka baru pulang dari hotel,menuju rumah mewah milik suaminya.

"Kaka,apa aku tidak merepotkan Kaka,keluarga ku saja sudah membuang ku,kak karena mereka tidak mau aku merepotkan mereka." Ucap Mona,wajahnya semakin pucat dan bibirnya semakin pecah-pecah,membuat Rebecca semakin iba kepadanya.

"Tidak papa Mona,aku akan membawa mu berobat sebentar lagi,malam ini kita lebih baik menginap di penginapan,besok kita mencari kontarakan kecil untuk kita tempati."Jawab Rebecca,dia menarik tangan Mona dan membawanya ke penginapan kecil yang tidak jauh dari tempat mereka.

Rebecca masih enggan kembali ke rumah suaminya,walau dia tau alamat tinggal suaminya,dia sangat yakin Carles sangat murka kepadanya,dia mengingat wajah Eva yang mengantikan dirinya di dalam mobil pada saat kecelakaan terjadi,pada saat itu dia masih sadar akan semuanya,tetapi dia pura-pura mati agar para pria yang sudah membuangnya yakin kalau dia sudah mati.

"Mungkin ini yang terbaik untukku,suatu saat aku akan menjemput nenekku ke rumah tuan Leon,dia pria yang baik aku yakin dia akan menjaga nenek dengan baik,aku belum bisa pastikan hidupku akan aman jika keluarga Bram tau aku masih hidup."

"Kaka...kita yakin akan menginap disini?"

"Iya,kita menginap di mana lagi,disini lah dulu sebelum kita dapat rumah kontarakan yang murah." Jawab Rebecca lalu membawa Mona ke dalam kamar setelah dia membayar uang kamar mereka.

Mereka masuk kedalam kamar,mona terlihat masih ragu-ragu,mungkin dia masih menyimpan banyak masalah dalam hidupnya hingga dia terlihat seperti banyak tekanan hidup.

"Kita keluar,yang penting malam ini kita ada tempat untuk tidur." Ucap Rebecca dia berencana membawa Mona berobat ke apotik terdekat dia kasihan melihat Mona yang sangat tersiksa dengan batuknya setiap hari.

Karena tidak menemukan apotik,akhirnya rebecca membawa Mona ke sebuah klinik yang kebetulan ada di dekat mereka.

"Kaka,aku takut biayanya pasti sangat banyak aku tidak punya uang Kaka,lebih baik kita pulang saja." Mona menarik tangan Rebecca mengajaknya keluar dari dalam klinik,padahal seorang dokter sudah datang menghampiri mereka.

"Sudahlah,aku ada uang jika kamu sembuh dalam waktu dekat kamu bisa membantuku mencari uang,karena kita mulai dari sekarang harus mencari uang untuk biaya hidup kita." Ucap Rebecca,lalu menarik tangan Mona dan membawanya kedalam klinik.

"Ada yang bisa kami bantu nona?"

"Dokter adik saya sakit sudah lama dia batuk bisa kah dia di periksa aku takut batuknya semakin parah." Pada saat Mona mendengar Rebecca menyebutnya sebagai adik,perasaan Mona menghangat seketika,sudah lama dia tidak merasakan kehangatan keluarganya sejak ibunya meninggal dua tahun yang lalu dan papa menikah dengan janda kembang beranak satu yang seumuran dengannya.

Terakhir kalinya saat ayahnya terhasut dengan ibu tirinya,ayahnya mengusirnya dari rumah dan tidak mau peduli dengannya lagi,menyayangi anak tirinya dari pada dia anak kandungnya.

"Kamu kok melamun ayo kamu ikut dengan dokter agar kamu bisa berobat." Ucap Rebecca mendorong tubuh Mona memasuki ruang periksa.

Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit dokter dan Mona keluar dari dalam kamar periksa,lalu Mona duduk di samping Rebecca.

"Apa yang terjadi dengan adikku dokter?"

"Dia sakit phenomia yang sudah cukup parah,yaitu sakit paru-paru,di dalam paru-parunya ada bakteri,jika ini di biarkan maka akan menyebar sampai ke radang otak."

"Jadi bagaimana penyelesaiannya dokter,apakah dia harus operasi atau bagaimana?" Wajah Rebecca tampak menegang begitu juga dengan Mona.

"Tidak perlu,dia bisa rawat jalan,dan minum obat yang akan kami berikan sedikit mahal memang,tapi obat ini bekerja sangat baik."

"Berikan kami obatnya dokter,yang penting adik saya sembuh."

Seraya mengambil obat,Mona langsung menyentuh tangan Rebecca dan menatap wanita itu,dia serasa bertemu malaikat hari ini,seseorang yang baru saja di kenalnya bisa begitu peduli dan perhatian kepadanya,dia tidak sanggup lagi berkata-kata intinya Mona sangat bahagia dipertemukan dengan Rebecca yang baik hati.

"Kaka,aku sangat sedih bercampur haru,saat ini aku seakan bertemu ibuku yang sudah lama meninggalkan aku,terima kasih ya kak,karena sudah menganggap aku adik mu." Ucap Mona air matanya jatuh di wajahnya,dia memeluk tubuh Rebecca penuh haru.

"Nona ini resep obatnya silahkan di tebus di apotik samping klinik ini." Ucap dokter lalu memberikan selembar kertas.Mona menyeka air matanya dia beranjak pergi saat Rebecca menarik tangannya.

Mona membelalakkan matanya saat mendengar jumlah uang yang harus di bayar untuk obat yang hannya tiga macam,dia cukup kaget mendengarnya, tapi melihat rebecca yang tersenyum kepadanya dia merasa lega.

"Makasih Kaka,suatu saat aku akan bekerja dan merawat Kaka dengan baik,kalau aku sudah sehat aku akan segera mencari kerja,Kaka di rumah saja,tidak baik ibu hamil bekerja di luar sana." Ucap Mona sambil mengelus perut rata Rebecca,wajahnya sudah mulai ceria dan bahagia.

*****

Tiga orang pria datang menemui Carles ke rumah sakit,mereka tampak gemetaran untuk menemui pria itu,karena sudah tiga hari mereka tidak menemukan petunjuk apa pun tentang istrinya.

" Jadi sampai hari ini kalian belum menemui istriku,apa saja yang kalian lakukan,apa kalian hanya menghabiskan uang yang sudah ku berikan kepada kalian,dasar orang-orang tolol."

"Maafkan kami tuan,sepertinya pihak lawan bekerja sedemikan rapi,mereka sudah menyusun rencana ini sedemikian rupa,sehingga tidak meninggalkan jejak sedikit pun,aku sangat yakin kecelakaan yang menimpa tuan Leon juga ada hubungannya dengan kecelakaan nyonya Rebecca,karena sebelumnya tuan Leon menemui keluarga Bram di rumah sakit,"

"Kapan?"

"Saat tuan sedang marah dan menyalahkan tuan Leon,dia kembali ke rumah sakit saat tuan meninggalkannya di lokasi kecelakaan nyonya muda." Ucap pria itu,Carles memijat pelipisnya,kepalanya begitu frustasi dengan semua masalah yang datang bersamaan.

Pada saat itu sebuah pesan,masuk ke ponselnya dia membuka aplikasi hijau yang ternyata ibunya memberi dia kabar kalau mereka akan tiba di Indonesia besok pagi.

"Sialan,apa wanita ****** itu menyuruh mama dan papa kembali secepat mungkin arrngg...Keluar kalian dari sini selidiki keluarga Bram lakukan dengan rapi." Ucap Carles dia memukul tembok rumah sakit dengan keras hingga beberapa orang yang melintas melihatnya.

Carles enggan meninggalkan rumah sakit sebelum dia melihat asistennya membuka mata,dari pagi hingga hari sudah mulai sore dia tetap menunggu pria itu bangun dari pingsannya.

**** Bersambung***