Mantan Tapi Menikah

33

"Reseller J kosmetik sudah tersebar di berbagai daerah, mereka juga memasarkan produknya secara online, bahkan sejak awal produk ini diluncurkan langsung menjadi populer dan mampu bersaing dengan produk kosmetik yang sudah lebih dulu mendunia. Jadi, tidak ada salahnya kalau kita mencoba menerima tawaran kerja sama dengan mereka, Tuan."

Suasana hati Marvel yang tidak baik memikirkan kemungkinan tentang Celine atas apa yang selama ini ia pikirkan bertambah kacau karena harus mendengarkan ocehan Harry tentang J kosmetik. Marvel memilih keluar rumah dan membiarkan Harry tetap bicara semaunya.

"Aku sudah mengatur pertemuan dengan perwakilan mereka, semua sudah beres." Sepanjang perjalanan Harry tidak berhenti bicara.

"Siapa di sana?" Pertanyaan Marvel membungkam mulut Harry. Marvel seperti melihat bayangan orang sedang memperebutkan sesuatu.

Harry mengikuti arah mata Marvel.

"Sepertinya itu nona Elma dan Daisy adik nona Celine. Tadi aku sempat melihat Daisy yang aku pikir datang untuk bertemu dengan nona Celine. Ternyata dia menemui nona Elma, tapi kenapa mereka bersembunyi di sana?"

Harry sedikit curiga karena tidak biasanya Elma tidak membawa temannya masuk ke rumah.

"Sejak kapan kau mencampuri urusan wanita?"decih Marvel, kakinya sudah menuruni beberapa anak tangga menuju halaman rumah, namun langkahnya terhenti saat tidak sengaja menelinga percakapan Elma dan Daisy.

"Apa yang mereka bahas di sana?" Marvel mengangkat dagu melihat Elma yang berdiri di dekat besi pembatas. Posisi Marvel dan Harry terlindung tembok batu sehingga Elma dan Daiay tidak melihatnya, Marvel mendadak ingin tahu kenapa Daisy dan Elma menyebut nama Natan dan Celine. Sungguh, hatinya bertambah panas saja.

"Tuan tidak tertarik mencampuri urusan mereka 'kan?" batin Harry mengejek Marvel, bisa-bisanya pria itu bertanya hal sekonyol itu sudah jelas tadi Marvel mengejeknya.

Dan Marvel tidak biasanya ia tertarik menelinga percakapan orang lain, tapi pagi itu Marvel malah berbalik badan untuk diam-diam mendekati Elma. Dan benar saja percakapan Elma dan Daisy mampu membuat aliran darah di dalam tubuhnya terasa panas, ia mengepalkan tangan ketika Daisy mengatakan hal yang sangat menakutkan.

Apa yang ia duga beberapa menit yang lalu ternyata memang benar adanya. Celine tidak seperti apa yang ia pikirkan selama ini.

Pyar!!!

Marvel melemparkan vas bunga ke arah Daisy dan Elma, sontak kedua wanita itu ketakutan melihat Marvel berdiri tidak jauh di belakang mereka. Kaki jenjang marvel melangkah tegap mengantar emosinya untuk Daisy dan Elma.

"Kak Marvel?" lirih Daisy dan Elma bersamaan, kedua wanita ini gemetran melihat mata dan wajah Marvel merah bahkan mereka bisa mendengar suara gemeretak gigi Marvel menandakan pria itu sedang emosi.

"Aku ingin mendengar secara langsung apa yang tadi kau katakan, Daisy."

Suara Marvel terdengar seperti peringatan adanya bahaya yang segera melanda. Namun, bukan melanda suatu daerah melainkan bahaya yang akan dirasakan Elma dan Daisy.

Mendapati tatapan tajam dari Marvel semakin membuat Daisy ketakutan.

"Ak-aku... aku." Bibirnya bergetar tidak sanggup bicara.

"Bicaralah," ucap Marvel seperti sedang berbisik, namun mampu menusuk hati Elma, karena kini Marvel mengalihkan perhatian kepada sepupunya itu.

"Atau ... akan aku buat kalian berdua tidak bisa bicara lagi untuk selamanya."

Bruk!!!

Elma dan Daisy berlutut bersamaan di hadapan Marvel. Tentu mereka akan mengelak jika bukan Marvel yang dihadapi, sayangnya saat ini Elma dan Daisy hanya bisa menangis memohon minta diampuni, sebab Daisy dan Elma tidak mau riwayat mereka berakhir di sini.

"Tolong maafkan aku, Kak. Aku tidak bermaksud memburukkan nama Celine, aku cuma ingin bermain-main saja," ucap elma sembari meremas celana Marvel.

"Aku juga tidak bermaksud begitu, aku tidak mungkin punya niat buruk kepada kakakku sendiri, Kak Marvel tolong maafkan aku. " Hawa dingin hampir membekukan Daisy, tubuhnya menggigil ketakutan.

Marvel menghembuskan nafas di udara berusaha meredam emosi agar tidak sampai menghajar dua wanita yang seharusnya bersikap hormat kepada Celine, bahkan karena perbuatan mereka juga ia menganggap Celine bukan sebagai wanita baik-baik.

Elma tahu kalau diamnya Marvel sebagai pertanda kalau Marvel belum puas dengan apa yang ia katakan.

"Kak, Celine tidak pantas untuk Kakak. Keluarganya tidak sekaya itu untuk bisa disandingkan dengan keluarga kita."

Daisy langsung melirik Elma, ia merasa terhina dan tertipu daya oleh Elma.

"Kau menjanjikan aku bisa lebih dekat dengan kak Marvel, kenapa sekarang kau bilang keluargaku tidak sepadan

dengan kalian?"

"Cukup!!!" Teriakan Marvel sukses menarik perhatian beberapa pengawal yang ada di sana. Dua orang berbaju hitam mendekati Harry yang berdiri tidak jauh dari Marvel.

Daisy dan Elma tersentak dan langsung meringsut mundur.

"Jadi, itu alasannya?" Marvel melipat kedua lututnya, ia tatap wajah Elma dan Daisy.

"Kalian tidak tau malu, kau melakukan itu agar bisa menggodaku, begitu? " Marvel berdecih seolah ia jijik melihat Daisy, kini ia beralih melihat Elma.

"Dan kau Elma." Mengangkat dagu Elma sampai menghadapnya. "Kau dan ayahmu sama saja. Kau bahkan tidak pantas tinggal di sini."

Elma menggelengkan kepala, air matanya semakin tumpah ruah. "Jangan, kak...."

Marvel berdiri memanggil kepala pelayan di rumahnya. "Paman Aleo!!!"

Pria yang bekerja di rumah nenek sedari Marvel kecil yang cukup lama melihat keributan itu langsung menghampiri Marvel.

"Iya, Tuan!" Aleo mendesahkan nafas melihat Elma, ia tidak menyangka Elma berani bermain dengan Marvel yang selama ini sudah sangat baik padanya.

"Bawa Elma pergi dari sini, aku tidak mau melihatnya lagi. Tarik semua fasilitas yang selama ini dia nikmati dan jangan sisakan sedikitpun uang padanya!"

Keputusan Marvel mencekik leher Elma, ia tidak tahu kenapa Marvel bisa sekejam ini padanya, elma berdiri memegang tangan Marvel.

"Aku mohon maafkan aku,Kak. Jangan kirimkan aku ke tempat terpencil. Jangan sekejam ini padaku, Kak."

Marvel menepis tangan Elma.

"Tunggu apa lagi? Cepat bawa dia!!" teriakan Marvel membuat dua pengawal bergegas memegang Elma dan membawanya pergi dari sana.

Elma memberontak.

"Paman Aleo, tolong jangan bawa aku pergi. Aku tidak mau, ini rumahku! Tolong katakan pada kakak untuk merubah keputusannya, aku mohon...."

"Maaf, Nona. Sebaiknya turuti saja perintah Tuan Marvel," jawab Paman Aleo, ia tidak akan bisa membantu Elma kali ini.

"Tapi, Paman

"Bawa Nona Elma pergi," ucap Aleo, dua orang itu terpaksa membawa Elma secara paksa.

"Lepas! Jangan sentuh aku. Aku Nona muda di rumah ini. Beraninya kalian melakukan ini padaku! Kak Marvel kumohon maafkan, aku. Aku tidak bisa hidup tanpa uang. Aku mau makan apa? Aku tidak bisa membeli apapun. Jangan sekejam ini padaku!!!"

Sayangnya, Marvel tidak terpengaruh sedikitpun. Pria itu masih berdiri tegak di sana.

"Bagaimana denganku?" Ingin rasanya Daisy menghilangkan dirinya dari sini.