Setelah sekian lama Nathan berusaha menghindari Nadira—gadis yang melukai hatinya. Namun, pada akhirnya mereka dipertemukan kembali dalam sebuah hubungan kerjasama yang terjalin antara Nathan dan Rendra yang merupakan atasan Nadira di Alfa Group.
Sebuah kecelakaan yang dialami Davin dan Aluna dan menyebabkan mereka koma, membuat Nathan akhirnya menikahi Nadira demi untuk melindungi gadis itu dari bahaya yang mengancam keluarga Alexander.
Siapakah sebenarnya yang mengintai nyawa seluruh keluarga Alexander? Mampukah Nona Muda Alexander meluluhkan hati Nathan? Atau justru ada cinta lain yang hadir di antara mereka?
Simak kisahnya di sini.
Jangan lupa follow akun sosmed Othor
Fb : Rita Anggraeni (Tatha)
IG : @tathabeo
Terima kasih dan selamat membaca gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Selama bercerita dengan Mila, kedua mata Johan menatap gerak gerik mencurigakan dari seseorang yang sedang berada di taman belakang. Namun, Johan hanya diam mengamati.
"Ayo kita turun. Sepertinya Nathan sudah pulang," ajak Johan. Dia merangkul pundak istrinya dengan mesra.
"Mas, aku mau meminta maaf dengan Nadira," kata Mila.
"Nanti di pesta Nathan juga Nona Muda akan datang," sahut Johan. Mila hanya menanggapi dengan sebuah anggukan. Mereka pun segera turun dan benar saja, ketika sudah sampai di bawah Nathan baru saja masuk ke rumah bersama Jasmin.
"Ayah Bunda sudah daritadi?" tanya Nathan menyalami mereka berdua.
"Belum lama. Wah Jasmin, kamu cantik sekali," puji Mila saat melihat Jasmin yang sudah berdandan cantik karena setelah ini mereka akan langsung berangkat ke tempat acara.
"Terima kasih, Tante," balas Jasmin dengan senyum mengembang yang semakin membuat gadis itu semakin terlihat cantik.
"Bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja? Jangan sampai si pemilik acara justru terlambat," ajak Johan. Mereka pun setuju. Sebelum pergi dari rumah, Nathan mengedarkan pandangannya mencari sosok istrinya. Namun, dia tidak melihat sedikit pun tanda-tanda keberadaan sang istri.
"Nona Muda belum pulang," bisik Johan tepat di telinga Nathan karena dia tidak ingin Jasmin mendengarnya.
Nathan mengangguk lemah, tapi tangannya mengepal erat karena hatinya mulai diselimuti rasa cemburu saat membayangkan sekarang istrinya sedang tertawa lebar bersama Rendra.
Ketika hendak masuk ke mobil, tiba-tiba Jasmin menghentikan gerakan tubuhnya saat melihat seseorang yang dia kenali berdiri di samping rumah dan sedang mengamati mereka. Tatapan mata Jasmin menajam, tapi orang itu segera pergi ketika menyadari Jasmin yang melihat keberadaannya.
"Jas, ada apa?" tanya Nathan menyadarkan Jasmin.
"Tidak ada apa-apa." Jasmin duduk di samping Nathan. Ekor mata gadis itu mengamati sekitar rumah itu.
Setelah mereka sudah duduk manis, Nathan segera melajukan mobilnya menuju ke hotel tempat acara itu digelar.
"Kak Nathan, kalau ini rumah Kak Nathan kenapa Kakak menyewa apartemen untuk kita tinggal selama di Bandung?" tanya Jasmin yang penasaran.
"Ada beberapa alasan kenapa aku tidak mengajakmu tinggal di rumah itu," sahut Nathan.
"Apa?" Jasmin kembali bertanya, tapi Nathan hanya mengangkat kedua bahunya. "Kalau kamu tinggal di apartemen, lalu yang menghuni rumah itu siapa?" tanya Jasmin lagi.
"Ada beberapa pelayan di sana. Ada Arum dan Mang Ujang," jawab Nathan malas.
"Mang Ujang?" Kedua alis Jasmin saling bertautan. Nathan mengangguk cepat. "Ada berapa pelayan lelaki di rumahmu, Kak?"
Nathan mendengus kesal. "Dua, Mang Ujang dan Toni, satpam yang tadi menjaga gerbang." Jasmin hanya mengangguk sembari membulatkan bibirnya.
Mereka tidak tahu kalau Johan diam-diam mengamati raut wajah dan gerak-gerik Jasmin. Lelaki itu bisa melihat sesuatu yang mencurigakan dari gadis itu. Namun, Johan berusaha tetap terlihat tenang.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, mobil yang di kendarai Johan berhenti di depan hotel. Mereka langsung menuju ke tempat yang telah di sediakan. Tentu saja kedatangan keluarga Johan sangat disambut meriah oleh beberapa tamu yang sudah hadir.
Johan menjabat tangan Herman, sahabat sekaligus orang yang berjasa karena selama ini telah mengelola JS Group dengan sangat baik. Selang beberapa saat, Tuan Dharma dan istrinya memasuki tempat acara. Wajah Jasmin terlihat berbinar bahagia saat melihat kedua orang tuanya.
"Mama, Papa." Jasmin memeluk kedua orang tuanya bergantian.
"Kamu cantik sekali, Sayang," puji Renata–mamanya Jasmin.
"Aku kangen kalian," kata Jasmin dengan manja. Mereka pun tersenyum melihat tingkah manja putri bungsunya.
Johan mempersilakan Dharma dan Herman untuk duduk bersama dalam satu meja. Lalu mereka saling bertukar kabar. Johan pun kembali meminta maaf karena sudah membatalkan rencana pernikahan antara Jasmin dan Nathan. Kedua orang tua Jasmin hanya mengiyakan dan mengatakan kalau putra putri mereka belum berjodoh.
"Apa Nathan dan Nona Muda Alexander jadi menikah?" tanya Herman penasaran.
"Saat ini belum. Kalian 'kan tahu kalau Tuan Davin dan Nyonya Aluna masih belum sadar. Mungkin setelah mereka sadar," sahut Johan. Raut wajahnya terlihat begitu sedih saat mengingat dua orang yang masih terbaring koma.
"Semoga mereka lekas sadar," ucap Dharma. Yang lainnya hanya mengamini.
"Ayah Bunda," panggil Cacha setengah berteriak. Ketika sudah berada di dekat orang tuanya, Cacha langsung mencium pipi mereka bergantian. Sementara Nathan menatap lekat seseorang yang masuk bersama Cacha tadi.
sm anak kambing saya...caca marica hay..hay