Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alhamdulillah
Pagi hari seisi rumah di buat rusuh karena permintaan Tita yang menginginkan mandi bola di tengah rumah. Ken meminta Anton membelikan kolam dan bolanya untuk di simpan di rumah.
Anton pun terpaksa harus menghubungi pemilik toko langsung untuk membeli kolam yang berukuran besar lengkap dengan bola-bolanya.
Setelah semua tersaji dengan santainya Tita masuk kedalam kolam bola tersebut dan meminta Ken menyuapinya dengan bubur. Dan Tita menginginkan buburnya di buat oleh Ken langsung.
"Ngga, Tita ngga mau beli. Tita maunya Mas yang bikin." Rengek Tita.
Dengan sigap Ken pun masuk kedapur dengan arahan maid membuatkan bubur untuk Tita. Setelah jadi Ken pun menyuapi Tita dengan bubur.
"Bu,,," Teriak Tita saat makan.
"Ada apa sayang." Jawab Nyonya Laura.
"Tita mau jus Mangga." Pinta Tita.
"Jus Mangga... Sebentar Ibu buatkan ya." Ucap Nyonya Laura bingung dengan segala permintaan Tita.
Beruntung Ken masih berada di rumah belum pergi ke kantor dan dengan terpaksa Ken bekerja dari rumah. Saat Tita masih berendam di kolam bolanya dengan menikmati minuman yang dibuatkan Nyonya Laura, Ayumi datang bersama dengan Gladys.
"Wah,,, enak sekali ada kolam bola di dalam rumah. Gladys boleh ikut Onty?" Tanya Gladys.
"Boleh, Ayo masuk Glad." Ajak Tita semakin antusias.
"Ta, besok masuk pagi atau siang?" Tanya Ayumi yang akan menanyakan apa jadwal suaminya dan Tita bersamaan.
"Masuk kemana Kak?" Tita.
"Dinas di rumah sakit Ta masa iya lupa." Ayumi.
Dan seketika Tita pun menangis histeris membuat Tuan dan Nyonya Laura yang berada di kebun mendatanginya begitupun Ken yang berada di ruang kerjanya bersama Anton.
"Ada apa?" Tuan Ito.
"Ayu hanya menanyakan jadwal Tita di rumah sakit tapi Tita malah menangis Yah." Ayumi.
"Tita ga mau ke rumah sakit Mas ngga mau huuuaaa....." Tita.
"Tidak sayang,,, tidak ada yang meminta Tita ke rumah sakit sayang." Bujuk Ken.
"Tapi tadi Kak.Ayu bilang huaaa... huaaa..." Ucap Tita sambil terus menangis.
Semua pun di buat bingung oleh Tita. Begitupun dengan Gladys karena Onty yang dia kenal Onty yang kuat dan tidak cengeng. Bahkan pertanyaan yang di lontarkan ibunya pun biasa saja tapi entah mengapa Onty nya bisa langsung menangis kejer begitu.
"Tidak sayang, Kak Ayu bukan memintamu untuk ke rumah sakit. Kak Ayu hanya memberitahukan jika Kak.Rehan sedang berada di rumah sakit begitu. Benarkan Kak.Ayu?" Tanya Ken memberi kode pada Ayumi.
"I..Iya benar Ta. Kakak hanya memberitahukan Kak.Rehan sedang berada di rumah sakit sekarang jadi dia tidak ikut ke sini." Ayumi heran.
"Bener?" Tita.
"Bener Onty." Bela Gladys.
Seketika tangis Tita pun berhenti membuat semua merasa lega.
"Mas, gendong. Tita mau bobok tapi sambil do peluk." Tita.
"Oke. Ayolah." Ken.
Dengan sigap Ken menggendong Tita seperti bayi koala. Anton yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya. Seorang Ken yang tegas bisa berbuat lembut pada istrinya. Anton begitu kagum melihat perubahan Ken. Pasalnya Ken tidak pernah berbuat lembut pada gadis manapun yang menjadi kekasihnya dan lebih cenderung acuh.
"Ada apa dengan Tita Bu?" Tanya Ayumi setelah Ken masuk ke dalam kamar membawa Tita.
"Entahlah. Bahkan Ken memajukan bulan madunya hanya karena Tita ingin tidur di kasur kamarnya dan benar saja Tita tidur dengan lelap begitu sampai. Ingin mandi di kamar Ibu dan Ayah. Dan ingin makan nasi pecel do suapi tangan oleh Ibu " Jelas Nyonya Laura panjang kali lebar.
"Wah, kok bisa begitu ya Oma." Gladys.
"Apa Tita hamil ya Bu?" Ayumi.
"Iya. Ibu pun berfikiran sama dengan mu tapi Tita akan menangis jika mendengar kata rumah sakit." Nyonya Laura.
"Astaga! Kenapa bisa begitu ya. Ayu nanti bilang Mas.Rehan untuk memberi ijin untuk Tita." Ayumi.
"Bahkan Ken tidak bisa pergi jauh. Sebentar saja Ken tidak ada Tita akan menjerit mencarinya." Tuan Ito.
"Ini benar-benar anak Ken." Ayumi.
"Kenapa kamu bilang begitu Ayu?" Nyonya Laura.
"Iya masih di dalam perut saja tak mau jauh apalagi setelah di luar. Pasti akan menempel Ayahnya terus hahaha..." Ucap Ayumi.
"Sekarang kita harus fikirkan bagaimana kita bisa memeriksakan kehamilan Tita." Tuan Ito.
Seketika ruangan hening. Semua fokus pada fikiran masing-masing.
"Bagaimana jika praktek dokternya saja yang di pindahkan ke sini Tuan." Anton.
"Cerdas. Segera urus." Tuan Ito.
"Baik Tuan saya permisi." Anton.
Anton pun segera keluar untuk mempersiapkan ruang praktek dokter kandungan di kediaman Ito. Tuan dan Nyonya Laura sedikit bernafas lega. Ayumi dan Gladys hanya mengikuti saja.
Sementara di kamar Tita terus saja menempel di pelukan Ken tak mau lepas sedikit pun. Ken bergerak sedikit Tita langsung merengek dan mengeratkan pelukannya. Ken gemas melihatnya.
Siang hari Anton sudah menyelesaikan tugasnya menyulap salah satu kamar tamu menjadi ruangan tempat praktek dokter kandungan. Dokter pun sudah berada di sana bersiap mengoperasikan semua peralatan sambil menunggu Tita keluar dari kamar.
Setelah Tita keluar dari kamar Tita pun di bujuk untuk dinperiksa di kamar yang sudah di sediakan. Tita pun kembali merajuk dan histeris. Gladys berinisiatif membeli permen dan coklat untuk membujuk Onty nya.
"Onty, mau coklat sama permen ga?" Tawar Gladys.
Mata Tita langsung berbinar mendengar tawaran Gladys dan melihat coklat dan permen di tangan Gladys. Tita pun langsung menganggukkan kepalanya.
"Kalo mau. Ikut Gladys ke kamar itu yuk. Kita makan coklat di sana sambil tiduran." Bujuk Gladys dan Tita pun langsung setuju.
Akhirnya Tita bisa di ajak masuk untuk di periksa. Ken terus mendampinginya bersama Gladys. Dokter Rini hanya tersenyum saja melihat seorang perawat teladan yang begitu mandiri dan dewasa kini terlihat seperti anak kecil.
"Tita, Kakak pinjam perutnya sebentar ya. Tita makan saja coklatnya oke." Ijin Dokter Rini pada Tita dengan menyebutkan dirinya Kakak. Karena Tita akan kembali marah jika ada yang menyebutkan hal-hal berbau rumah sakit meskipun hanya menyatakan kata Dokter.
Tita hanya diam pasrah sambil memakan coklat pemberian Gladys. Ken membantu Dokter Rini menaikkan kaos yang di kenakan Tita. Dokter Rini pun mulai melancarkan aksinya memeriksa perut Tita sebelum Tita kembali merajuk. Dokter Rini pun tak banyak bertanya apapun karena sebelumnya sudah menanyakan apa yang ingin dia tanyakan pada Nyonya Laura.
"Alhamdulillah... Usianya sudah memasuki 6 minggu." Ucap Dokter Rini.
"Alhamdulillah." Ucap Ken dan Gladys.
Ken pun tak kuasa menahan harunya. Di kecupnya seluruh permukaan wajah Tita sebagai wujud syukurnya. Gladys pun terharu melihatnya dan tak terasa air matanya luruh begitu saja melihatnya.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏