Leira Anggara sang pemimpin dunia gelap bawah tanah terpaksa harus menjadi pengantin pengganti adik kembarnya demi menuntut balas pada kekasih pria yang di jodohkan dengannya. Ia terus mengumpulkan bukti kejahatan Flomy yang telah membayar orang untuk memperkosa adik kembarnya yang bernama Leika hingga Leika memilih untuk bunuh diri. Sampai ia mendapatkan bukti, ia menghukum Flomy dan mengirimnya ke penjara.
Namun dalam mencari bukti tersebut, Leira mengalami banyak kesulitan karena Bima Putra sang suami sangat mencintai dan mempercayai Flomy. Apapun yang ia lakukan selalu di tentang oleh suaminya sendiri. Hingga pada akhirnya Leira harus menjauhkan keduanya dengan membuat Bima jatuh cinta padanya.
Bagaimana kehidupan Leira dan Bima setelah itu? Apakah Leira memilih pergi dan melanjutkan kehidupan yang sebenarnya atau ia memilih melanjutkan hidup bersama Bima?
Yuk dukung kisahnya mau sad ending atau happy ending tergantung suport dari readers ya. Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BIMA MULAI CURIGA
Bima masih sibuk dengan pemikirannya sendiri. Rupanya ia melupakan satu hal selama ini yaitu mencari tahu luka di bahu Flomy. Ia hanya melihat dari cincin leluhur yang ia berikan pada penyelamat itu.
Setelah kejadian itu, Bima dan sang penyelamat sempat terpisah selama sepuluh tahun, sampai ia kembali bertemu dengan Flomy di sebuah mall ternama di kota itu. Saat itu ia menabrak Flomy hingga tas yang di bawa oleh Flomy jatuh. Dan menggelindinglah cincin leluhur keluarga Putra yang dulu ia berikan kepada sang penyelamat.
" Ini cincin kamu?" Tanya Bima.
" I.. Iya, kenapa?" Tanya Flomy.
" Darimana kau dapatkan cincin ini?" Tanya Bima lagi.
Flomy mengerutkan keningnya, lalu ia berbicara dalam hati.
" Sepertinya cincin ini sangat penting baginya, aku jawab saja sesuai cerita nona kecil saat itu." Batin Flomy.
" Waktu kecil ada yang memberiku cincin ini. Katanya cincin ini cincin leluhur keluarganya." Sahut Flomy.
" Jadi kau penyelamat itu?" Ujar Bima.
Flomy kembali mengerutkan keningnya. " Penyelamat? Penyelamat apa maksud dia? Apakah cincin ini dari orang yang pernah di selamatkan nona kecil waktu itu? Sepertinya dia orang kaya, aku akan memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan darinya. Capek aku hidup miskin terus dari dulu." Batin Flomy.
" Ya, aku yakin kau penyelamat itu. Kau yang menyelamatkan aku saat aku tenggelam di danau sepuluh tahun lalu. Akhirnya aku menemukanmu, kamu tinggal dimana sekarang? Aku akan menepati janjiku padaku sekarang."
Flomy semakin kebingungan mendengar ucapan Bima.
" Apa kamu melupakan masa masa itu?" Tanya Bima menatap Flomy.
Flomy menganggukkan kepala. " Lima tahun lalu aku mengalami kecelakaan yang membuat kepalaku terbentur dan tidak sadarkan diri. Setelah aku sadar, aku sudah tidak ingat apa apa lagi. Bahkan aku tidak tahu siapa keluargaku dan dimana mereka. Hiks... " Flomy memasang wajah sedih.
" Tidak masalah, sekarang kamu sudah bertemu denganku. Dulu aku berjanji padamu, kalau kita sudah dewasa aku akan menikahimu. Dulu kau yang menyelamatkan aku, sekarang sudah menjadi tugasku untuk melindungimu." Ujar Bima menyentuh kedua bahu Flomy.
" Benarkah?" Tanya Flomy.
" Aku tidak pernah berbohong." Sahut Bima.
" Syukurlah sekarang aku tidak akan sendirian lagi. Akhirnya aku punya keluarga, terima kasih tuan karena kau mau menepati janjimu padaku." Ujar Flomy.
" Bima." Bima menyodorkan tangannya. " Dulu kita belum sempat berkenalan karena mamaku keburu membawaku ke rumah sakit. Siapa namamu?" Tanya Bima.
" Aku, Flomy." Dengan senang hati Flomy menjabat tangan Bima. Ia menatap Bima dengan seksama. " A.. Apakah kau Bima Putra yang kaya raya itu?" Tanya Flomy.
" Ah tidak seperti yang kau bayangkan. Aku hanya orang biasa yang meneruskan perusahaan keluarga papa." Ujar Bima.
" Kau begitu merendah tuan Bima." Ujar Flomy.
" Jangan panggil tuan! Panggil kak saja. Aku akan membawamu ke rumah untuk aku perkenalkan kepada keluargaku." Ujar Bima.
" Terima kasih kak Bima. Akhirnya aku tidak akan merasa kesepian lagi tinggal di kontrakan sempit. Beruntung dulu aku bertemu dengan pria sepertimu." Ujar Flomy.
" Aku yang beruntung bertemu denganmu, kalau tidak aku tidak tahu apakah aku masih bisa bernafas sampai sekarang atau tidak." Sahut Bima. " Ayo kita pulang."
Sejak saat itu Bima membawa Flomy pulang. Flomy tinggal bersama mereka selama tiga tahun hingga dua tahun yang lalu ia pamit ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya. Dan baru kembali belum lama ini.
Bima tersadar dari lamunannya. " Tapi kalau bukan Flomy, lalu kenapa cincin itu ada padanya? Hanya ada dua kemungkinan yaitu, Flomy tahu siapa penyelamat sesungguhnya atau cincin itu hilang dan di temukan oleh Flomy. Itu sebabnya saat pertemuan pertama kita dia begitu gugup dan tidak bisa mengingat semuanya. Dia pasti pura pura hilang ingatan untuk memanfaatkan aku." Monolog Bima yang tanpa sadar menindih tubuh Leira.
Leira yang merasa terganggu langsung membuka matanya, ia terbiasa menangani bahaya yang mengintainya maka ia langsung menendang perut Bima dan...
Brugh...
" Awh sial!!!!" Teriak Bima saat pantatnya mendarat sempurna di lantai.
Leira langsung turun dari ranjang, ia berkacak pinggang menatap Bima dengan nyalang.
" Kau mau curi kesempatan dalam tidurku hah? Kau mau berbuat mesum padaku, Bima. Aku akan menghajarmu."
Leira bersiap memukul Bima namun tangan Bima menangkisnya, ia menarik tangan Leira hingga Leira jatuh ke pangkuannya.
Brugh!!!
" Argh setan!!!" Teriak Leira kesakitan.
" Kasar banget omonganmu Lei." Ujar Bima.
Leira menatap Bima, " Kamu panggil aku apa tadi? Lei?"
" Hmm."
" Bagus, memang itu namaku." Sahut Leira.
Leira hendak beranjak namun Bima menahannya.
" Lepasin gue!!!!" Ujar Leira dengan nada tinggi.
" Jawab dulu pertanyaanku!" Ujar Bima.
" Pertanyaan apa? Kalau nggak penting mending nggak usah nanya. Gue ngantuk." Ujar Leira.
" Kenapa sekarang kamu gaul banget? Pakai bahasa elo gue segala."
" Cuma nanya itu doank? Oh my God! Nggak penting banget, buang buang waktu nggam sih." Leira kembali beranjak namun lagi lagi Bima menahannya.
" Bukan itu sebenarnya pertanyaanku, tapi... " Bima menjeda ucapannya.
Tiba tiba Leira tersenyum nakal. Ia mengalungkan kedua tangannya ke leher Bima membuat jantung Bima deg deg an tak karuan.
" Kamu mau ngomong apa sebenarnya hmm? Mas Bima." Ucap Leira menekan kata terakhirnya sambil mengelus pipi Bima menggunakan jari lentiknya.
" Sudah saatnya gue menggoda dia dan membuat dia jatuh cinta, dengan begitu perlahan tapi pasti dia akan menjauh dari Flomy. Dan jika mereka sudah jauh, gue yakin Bima bakal membantu gue buat mencari bukti kejahatan Flomy. Ya, demi Aka gue rela jadi wanita penggoda suaminya." Ujar Leira dalam hati.
" Apa kamu sedang mencoba menggodaku?" Selidik Bima mengendus leher Leira membuat tubuh Leira meremang. Ini pertama kali baginya dekat dengan laki laki. Sama Felix ia tidak pernah sedekat ini.
" Apa ingin menyenangkan suami sendiri bisa di sebut dengan menggoda hmm?" Bisik Leira dengan nada sensual.
Entah mengapa bisikan Leira membuat Bima hilang kendali. Ia mengangkat tubuh Leira lalu menurunkannya di atas ranjang. Kini posisi Bima menindih tubuh Leira.
" Kau terlalu buru buru mas Bima. Bukan kah kau bilang kau tidak akan tertarik padaku? Aku harap kau tidak menjilat ludahmu sendiri." Ucap Leira sambil menggesekkan kakinya ke kaki Bima yang saat ini menggunakan celana denim selutut hingga kulit mereka saling bersentuhan.
Bima mengepalkan erat tangannya. Sudah kepalang tanggung kalau seperti ini. Apalagi gesekan kaki Leira membuat suhu tubuhnya meningkat.
Bima mencengkeram pelan dagu Leira, lalu tanpa aba aba ia mencium bibir Leira.
Mata Leira melotot mendapat serangan mendadak seperti itu. Ia mendorong dada Bima namun Bima lebih cerdik darinya, ia mengunci kedua tangan Leira ke atas kepala.
Bima semakin brutal mencium bibir Leira. Bahkan kini ciumannya berubah menjadi lumatan. Leira tidak bisa berbuat apa apa ia hanya diam mengikuti irama permainan yang sedang di mainkan oleh Bima.
" Gimana caranya gue terlepas dari dia? Gue nggak mau dia ngerenggut kesucian gue, yang dia nikahi bukan gue tapi Aka. Yang ia sebut dalam ijab qobul itu nama Aka bukan nama gue. Lagian nama gue sekarang ada marga Rose. Ini tidak boleh terjadi."
Bima semakin menggila, ia benar benar tidak bisa mengendalikan dirinya ketika berada di dekat Leira seperti sekarang ini. Ciuman yang tadinya di bibir kini turun ke leher bahkan ke bahu.
Deg...
Bima menghentikan kegiatannya ketika teringat dengan luka di bahu Leira. Leira bernafas lega, setidaknya ia tidak akan kehabisan oksigen saat ini.
" Luka ini." Bima mengelus bekas luka di bahu kiri Leira.
Deg...
Jantung Leira berdetak sangat kencang.
" Kenapa dengan bekas luka ini? Apa Bima menyadari kalau Aka tidak memiliki luka seperti ini? Jangan sampai Bima curiga kalau gue bukan Aka tapi Lei." Batin Leira.
" Luka ini kamu dapat darimana?"
Leira mengerutkan keningnya menatap Bima.
" Katakan Lei, darimana luka ini. Kenapa bisa ada bekas luka di sini hmm?"
" Gawat!!! Sepertinya Bima benar benar curiga sama gue." Batin Leira.
" Apa aku perlu mengulangi pertanyaanku Leika?" Ujar Bima.
" Tidak tahu, aku lupa." Sahut Leira.
" Apa kamu pernah tinggal di kawasan seribu cinta dekat danau seribu luka?"
Deg...
Lagi lagi Leira di buat terkejut oleh Bima.
" Darimana Bima tahu gue pernah tinggal di sana? Atau jangan jangan dia menyelidiki gue? Kalau dia tahu gue pernah tinggal di sana, maka akan terbongkar penyamaran gue karena keluarga Aka tidak pernah tinggal di sana. Tidak, dia tidak boleh tahu sekarang. Gue belum mendapatkan bukti apapun."
" Tidak, dari kecil aku ada di rumah mama sampai terakhir pindah ke sini."
Bima tidak hilang akal, ia turun dari ranjang lalu mengambil sesuatu dari dalam lacinya.
Sebuah cincin.
" Apa kau kenal cincin ini?" Tanya Bima menunjuk cincin leluhur yang pernah ia minta kembali dari Flomy.
" Kenapa cincin itu terlihat familiar? Tapi cincin siapa itu? Sepertinya aku pernah menerima cincin itu dan aku berikan pada seseorang. Tapi siapa? Kenapa Bima menunjukkan cincin itu padaku? Atau jangan jangan Bima sedang menjebakku?" Pikir Leira dalam hati.
" Katakan Leika! Jawabanmu sangat penting bagiku." Desak Bima.
" Tidak, aku sama sekali tidak mengenal cincin jelek itu. Sekarang kau pergilah! Aku mau tidur. Dan ingat! Jangan dekat dekat denganku." Leira menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.
Bima hanya bisa menatapnya, " Aku harus menyelidikinya. Aku rasa ada yang tidak beres di sini. Semoga aku bisa mendapatkan bukti yang jelas siapa penyelamat aku sebenarnya."
TBC...