NovelToon NovelToon
Dijodohkan Dengan Ketos Galak

Dijodohkan Dengan Ketos Galak

Status: tamat
Genre:Romantis / Ketos / Cintamanis / Tamat
Popularitas:547.7k
Nilai: 5
Nama Author: ai laelasari

Nindy adalah siswi yang slalu bermasalah di sekolah dan Bryan adalah ketua OSIS yang tegas dari dari permasalahan yang selalu melibatkan keduanya di sekolah hingga perjodohan yang memaksa mereka bersama menumbuhkan benih cinta
tapi banyak masalah dan ujian yang harus mereka hadapi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ai laelasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 33

Di atas balkon Nindy sedang melamun memandangi langit tak berbintang

dia menatap ke atas dengan menyandarkan tubuhnya di kursi

tiba tiba seseorang memegang bahunya membuatnya terkejut

"Kenapa Lo gak jemput gue? tega banget punya adek " ucap Leo ikut duduk di sebelahnya

"Lagian Lo gak bilang kalo mau di jemput" ucap Nindy masih menatap ke langit

"Gue udah bilang katanya Lo mau jemput gue tungguin gak Dateng Dateng" ucap Leo

"Mimpi kali Lo, org gak ada juga Lo hubungin gue" ucap Nindy

"Nih baca sendiri" ucap Leo menaruh handphone di pangkuan Nindy

Nindy membaca pesannya dia mengernyitkan dahinya

dia heran padahal sama sekali dia tidak membalas pesan siapapun

Nindy berusaha mengingatnya kembali

seketika dia langsung membelalakkan matanya

"Ini pasti kerjaan Bryan " ucap Nindy

"Lo jalan sama Bryan ?" tanya Leo

"Gak, gue gak tau kenapa tiba tiba dia datang ke panti itu dia juga bantu bantu disana" ucap Nindy

"Mungkin jodoh kali, buktinya Lo bisa ketemu dimana aja sering lagi" ucap Leo

"Gak mau gue jodoh sama orang begitu nganggap gue rendah Mulu" ucap Nindy

"Btw gimana kerjasama perusahaan gak Lo terimakan?" tanya Nindy

" Ehh gue lupa ada janji sama Damar, besok gue anter ke apartemen ya, gue udah beli buat Lo" ucap Leo mengacak pelan rambut Nindy lalu pergi

"Akhirnya gue jadi punya tempat tinggal sendiri yes" ucap Nindy kegirangan

Keesokan harinya Nindy pergi ke perusahaan Leo

semua karyawan menunduk hormat padanya dia hanya membalas dengan senyuman

dia menanyakan Leo pada stafnya

"Kak Leo dimana?" tanya Nindy

"Tuan sedang ada di ruangannya, tapi sedang.." staf tidak melanjutkan pembicaraannya karena Nindy sudah pergi terlebih dahulu

"Kak katanya mau ke apartemen" ucap Nindy seraya membuka pintu

Dia tidak mengetuk pintu terlebih dahulu membuatnya malu

ternyata di dalam Leo tidak sendiri ada beberapa pemilik perusahaan yang bekerja sama dengannya

semua pemilik perusahaannya masih muda dan terlihat tampan

"Tunggu dulu, duduk saja disana" ucap Leo menunjuk kursi kebesarannya

"Maaf tuan siapa wanita cantik ini??" ucap salah seorang disana

"Bolehkah saya berkenalan dengannya tuan?" sahut yang lain

"Ohh maaf tuan itu kekasih saya, jika tuan mau nanti saya perkenalkan dengan gadis gadis cantik tapi yang ini milik saya" ucap Leo tersenyum penuh arti

Seseorang disana sepertinya sedang kebakaran jenggot

dia mengepalkan tangannya kuat kuat mendengar mereka mengagumi Nindy

begitupun ketika Leo mengatakan bahwa Nindy adalah kekasihnya

Leo sengaja menyembunyikan kenyataan bahwa Nindy adalah adiknya

dia tau bahaya masih mengancam seseorang mengincar nyawa mereka demi merebut semua hartanya

Leo sebenarnya tidak tinggal diam dia masih menyelidiki siapa dalang di balik hilangnya ibu dan adiknya dulu

"Tuan Bryan apa ada yang ingin anda sampaikan?" tanya Leo

"Tidak tuan seperti yang saya bilang tadi semuanya sudah dalam proses pembangunan, Minggu depan kita akan survei ke lokasi" ucap Bryan

Mendengar kata Bryan Nindy langsung mengangkat kepalanya

yang sedari tadi fokus melihat handphone

dia juga menatap kakaknya yang terlihat tersenyum padanya

Sebagian orang sudah keluar kecuali Bryan karena Leo meminta mengerjakan sesuatu disana

Leo menghampiri Nindy yang menatapnya dengan kesal

dia berdiri dihadapan Nindy lalu merapihkan anak rambutnya ketelinganya

"Kenapa bete gitu? lama ya?" ucap Leo sengaja di buat seperti orang pacaran

"Katanya mau tunjukkin apartemen yang aku minta" ucap Nindy manja memeluk perut Leo tapi masih duduk di kursi

"Nanti malem aja aku masih ada kerjaan, sekalian aku nginep oke?" ucap Leo membuat Bryan semakin panas di buatnya

"Tuan saya permisi pekerjaan ini akan saya selesaikan di kantor saya" ucap Bryan seraya pergi

"Kenapa Lo setujuin kerjasamanya" ucap Nindy mencubit perut Leo

"Sakkhh sakit, lagian jangan bawa masalah pribadi dengan kerjaan" ucap Leo

"Tapi untuk yang ini gue gak suka" ucap Nindy

"Lagian kita bisa panas panasin dia, Lo gak liat tadi ekspresi wajahnya tadi kayak gimana?" tanya Leo

"Gue gak merhatiin" ucap Nindy

"Kayak ada yang kebakar, mukanya biasa aja tapi gue bisa liat kemarahan di matanya" ucap Leo

"Terserah tuan Leo sang pakar ekspresi aja deh, gue mau balik ke panti ya" ucap Nindy

"Iya jangan lupa jam 5 jemput gue disini sekalian gue mau ambil mobil" ucap Leo

"Ya, bye" ucap Nindy lalu pergi

Di perjalanan Nindy singgah di minimarket untuk membeli minuman

tiba tiba dia teringat Cia akhirnya dia membeli ice cream untuk di bagikan kepada anak anak panti

"Assalamualaikum.." ucap Nindy membuat anak anak segera mengerubunginya

"Waalaikum salam" ucap ibu Ambar

"Anak anak belum pada pulang Bu?'' tanya Nindy

"Belum, harusnya Cia udah pulang tapi belum pulang juga" ucap ibu Ambar

"Biar Nindy jemput Bu" ucap Nindy

"Biar ibu aja nak kamu baru sampai" ucap ibu Ambar

"Gak apa apa Bu, biar Nindy aja" ucap Nindy menyalaminya lalu pergi

Nindy pergi ke sekolah Cia setelah sampai dia langsung masuk

di sekolah yang mulai sepi terlihat sekumpulan anak anak di pinggir bangunan sekolah

Nindy menghampiri mereka yang terlihat sedang menertawai seseorang yang berjongkok di tengah mereka

"Haahhaa orang tua kamu buang kamu ya?" ujar salah. Satu anak

"Kata mamaku anak kayak kamu gak di harapkan sama orang tuanya" ujar yang lain

"Kenapa kalian bisa bicara seperti itu?" tanya Nindy membuat mereka terkejut

Mereka lari berhamburan menyisakan Cia yang berjongkok membenamkan wajahnya di kedua lutu serta menutup kepalanya dengan kedua tangan

"Hai anak manis mau sampai kapan kamu bersembunyi?" tanya Nindy ikut berjongkok di hadapannya

Cia mendongakkan kepalanya air matanya berlinang

tanpa bicara Cia langsung memeluknya membenamkan wajahnya di ceruk leher Nindy

Isak tangisnya terdengar pilu Nindy mengusap rambutnya

"Jangan nangis ya ada tante, Tante akan jadi. ibu dan ayah buat kamu" ucap Nindy seraya mengusap air matanya

Nindy seakan merasakan pedihnya hidup Cia bahkan anak sekecil itu sudah bisa membully anak lain

Nindy menggendong Cia ke mobil dia masih tidak berhenti menangis

hidupnya sama dengan Cia hanya saja dia lebih beruntung di besarkan oleh ibu Dessy yang amat menyayanginya

"Kamu tau sayang? Tante juga gak pernah ketemu sama orang tua kandung Tante, Tante di besarkan oleh ibu angkat tapi dia juga menyayangi Tante sama seperti ibu Ambar dan Tante yang menyayangi kamu" ucap Nindy seketika Cia mengusap air mata dan ingusnya

"Apa benar?" tanya Cia masih sesegukan

"Iya malah Tante baru sekarang ketemu keluarga kandung Tante" ucap Nindy

"Berarti bukan cuma Cia yang gak punya ibu dan ayah?" tanya Cia

"Sayang banyak orang yang lebih sulit hidupnya kita harus bersyukur masih ada tempat tinggal, masih sekolah, masih makan, banyak loh yang Gak punya rumah, dan untuk makan pun susah" ucap Nindy

"Dengar sayang apapun yang ada sama kita sekarang kamu wajib mensyukurinya, yakin saja suatu saat akan ada kebahagiaan yang lebih dari hari ini" ucap Nindy seraya menangkup wajah Cia

"Biar gak sedih gimana kalo kita beli sesuatu? Cia mau beli apa?" tanya Nindy

"Apa boleh Cia minta ayam yang pake tepung?" tanya Cia pelan

"eemmhh... boleh ayo kita berangkat" ucap Nindy bersemangat

Nindy membawa Cia ke cafe ayam goreng yang cukup banyak cabang dimana mana

Nindy memesan ayam goreng, burger, ice cream dan minumnya juga

mata Cia berbinar melihat semua makanan di hadapannya

"Makanlah, ini semua buat Cia" ucap Nindy

"Apa tidak terlalu banyak?" tanya Cia

"Makan saja kalo gak habis biar Tante yang habiskan" ucap Nindy

"Tante boleh gak Cia panggil nama?" tanya Cia ragu

"Tante mau banget, kalo anak Tante masih ada mungkin usianya sama seperti kamu" ucap Nindy

"Tante punya anak?" tanya Cia

"Iya tapi Tante gak tau dia dimana" ucap Nindy sedih

"Maaf" lirih Cia

"Bukan salah kamu sayang, Sekarang panggilnya mama" Nindy mengelus tangan Cia

"Oke mama" ucap Cia seraya membulatkan jarinya

Dari kejauhan seseorang memperhatikan mereka

selesai makan Nindy pulang dengan Cia orang itu masih mengikutinya sampai panti

"Kenapa dia bisa ada disini lagi?" ucap Maria

Dia melihat Nindy pergi lagi lalu dia mengikutinya

Nindy masuk ke rumah sakit ternyata menemui Bunda yang keadaannya sudah membaik dan Nindy menjemputnya pulang

Nindy mengantar bunda kemobil terlebih dahulu lalu kembali ke dalam mengambil tas yang ketinggalan

ketika hendak kembali ke mobil Nindy di tarik oleh seseorang menuju tempat sepi

"Kenapa Lo harus kembali lagi setelah sekian lama Lo ninggalin Bryan sendiri" ucap Maria berapi-api

"Maaf nona apa urusannya dengan anda? apa dengan semua yang terjadi antara saya dan Bryan merugikan anda? saya rasa tidak " ucap Nindy

"Lo gak usah sok baik di depan gue, asal Lo tau gue sama Bryan udah tunangan" ucap Maria

"Asal anda tau juga nona Maria yang terhormat SAYA TIDAK PEDULI" ucap Maria menegaskan akhir kalimatnya

"Kalo begitu gue harap Lo jauhin bundanya Bryan" ucap Maria

"Maaf untuk itu saya tidak bisa, beliau adalah bunda saya, saya tidak pernah menganggapnya orang lain" tegas Nindy

"Kalau tidak ada yang harus di bicarakan lagi saya harus pergi permisi" ucap Nindy hendak pergi

Siapa sangka Maria yang kesal menjambak rambut Nindy dari belakang

Nindy mencengkram erat tangan Maria lalu memutar tubuhnya

dia memelintir tangan Maria lalu di benturkan ke dinding dan menekan dengan sikunya

"Jangan pernah macam macam atau saya bisa berbuat lebih dari ini" ucap Nindy melepaskannya dengan kasar

"Aaarrrggghhhhh" teriak Mariah marah memukul dinding

Nindy segera kembali ke mobil dimana bunda sudah menunggu

"Kenapa lama nak apa ada masalah?" tanya bunda

"Gak kok Bun, tadi kebetulan ketemu temen lama" jawab Nindy lalu melajukan mobilnya

"Bun Nindy takut ketemu Bryan " ucap Nindy tiba tiba

"Dia masih suami kamu nak apa yang kamu takutkan?" ucap bunda

"Entahlah Bun, ohh iya ayah kemana Bun gak pernah kelihatan?" tanya Nindy

"Itu dia kata Bryan ayah ke luar negeri tapi gak pernah hubungin bunda" ujar bunda

"Waktu 6 tahun itu gak sebentar banyak yang bunda gak tau termasuk hidup bunda sendiri, bunda gak tau ayah masih menunggu bunda atau mungkin sudah bersama yang lain" lirih bunda menundukan wajahnya

Butiran demi butiran cairan bening itu menetes

Nindy menepikan mobilnya merangkul wanita paruh baya di sampingnya

"Nindy yakin ayah laki laki setia, mungkin ayah sedang sibuk saat ini kita doain yang terbaik buat ayah ya Bun" ucap Nindy membelai rambut bunda

"Maafin dulu bunda gak ada saat kamu butuhkan, tapi kamu ada di saat bunda merasa tidak punya siapapun" ucap bunda

"Lupain aja yang dulu Bun kita mulai lembaran baru, sekarang Nindy anak bunda" ucap Nindy membuat senyum bundanya kembali terbit

Sesampainya di rumah bunda Nindy membawa tas pakaian

mereka sedang berada di kamar bunda kini bunda kembali meneteskan air mata

teringat semua kenangan dengan anak dan suaminya

"Bunda jangan sedih bunda juga gak boleh banyak pikiran biar sehat terus" ucap Nindy

Lama Nindy disana mengobrol dengan bunda terdengar suara mobil datang

ternyata itu Bryan dia langsung ke kamar bunda memeluknya penuh kerinduan

bunda berusaha melepaskan pelukannya

"Please Bun jangan tolak Bryan, hidup Bryan sudah hancur maafin Bryan Bun" ucap Bryan terisak di pangkuan bundanya

Bunda terdiam sejenak sampai akhirnya dia mengelus kepala Bryan

"Bunda maafin kamu sayang, tapi harusnya kamu minta maaf bukan sama bunda tapi sama istri kamu" ucap bunda membuat Nindy yang tertunduk mengangkat kepalanya

"Boleh Bryan bicara empat mata sama Nindy?" tanya Bryan bunda hanya mengangguk

"Tapi Nindy gak mau Bun" ucap Nindy

"Sayang harus ada penjelasan diantara kalian, mau apa kedepannya agar kalian sama sama lega sama sama tenang " ucap bunda

Bryan menarik tangan Nindy ke kamarnya Nindy hanya menurut saja

setibanya di kamar Bryan mengunci dan memasukkan kuncinya di saku celananya

"Apa apaan ini?" tanya Nindy panik

"Kita harus selesaikan ini baik baik" jawab Bryan

"Kita akan selesaikan ini di pengadilan" ujar Nindy

"Sampai kapanpun aku gak mau pisah" tegas Bryan

"Aku tetap mau pisah, aku gak mau kembali sama orang yang pernah berkhianat karena suatu hari dia pasti melakukan hal yang sama" ucap Nindy

"Kamu anggap diri kamu suci? apa berhubungan dengan laki laki lain dengan status kamu masih istri orang itu dibenarkan? kita sama jangan buta menilai diri kamu sendiri" ujar Bryan sinis

"Terserah, kalo kamu tau aku wanita seperti itu kenapa kamu masih mau mempertahankan hubungan yang kamu anggap penting ini?" ucap Nindy tidak kalah menantang

"Oke kalo kamu mau pisah seenggaknya aku mau kamu layanin aku seperti kamu layanin laki laki di luar sana" ucap Bryan mendorong tubuh Nindy ke ranjang

"Jangan kurang ajar, sampai kapanpun aku gak Sudi satu ranjang sama laki laki seperti kamu" ucap Nindy hendak berdiri

Tapi Bryan lebih dulu menindihnya sekuat apapun Nindy melawan tapi tenaganya kalah kuat oleh Bryan yang sudah seperti kesetanan

Nindy menggerak gerakan kakinya juga tangannya

dia berontak tapi Bryan semakin mendekatkan wajahnya

"Teriak sekeras kerasnya gak akan ada yang denger ruangan ini kedap suara " ucap Bryan menyeringai membuat Nindy ngeri

"Gak usah main main ya, lepas gak brengsek" teriak Nindy

Sekeras apapun Nindy melawan tidak ada yang berubah dia lemas kehabisan tenaga

Bryan melepaskannya begitu saja lalu turun dan pergi ke kamar mandi

"Bangs******ttt brengseeekk" teriak Nindy merasa di permainkan

"Tidur disini aku gak bakal lepasin kamu sampai kapanpun" ucap Bryan yang baru keluar dari kamar mandi hanya memakai celana boxer dengan telanjang dada

Nindy memalingkan wajahnya dia merasa malu melihat tubuh Bryan

"Kenapa? bukannya dulu kamu paling suka lihat semua ini" ucap Bryan menyindir

"Najis" singkat Nindy

Bryan membuka lemari dan memilih baju dan dalaman

lalu melemparkannya ke arah Nindy

"Ganti dengan itu " ucap Bryan pada Nindy yang masih mematung

"Mau ganti sendiri atau aku bantu" ucap Bryan membuat Nindy segera ke kamar mandi

Nindy melupakan handphonenya di tas

deringan ponsel Nindy membuat Bryan membuka isi tasnya

Bryan melihat siapa yang menelpon Nindy dan ternyata itu adalah Leo

dengan marah Bryan melemparkan handphonenya sampai hancur

"Aakkkhh" teriak Nindy yang terkejut

Karena Bryan melemparkannya tepat kehadapan Nindy yang baru keluar dari kamar mandi

Nindy yang pernah mendapat kekerasan pun luruh di lantai dia menggigil ketakutan

Bryan membuat trauma yang selama ini sudah berusaha mati Matian ia sembuhkan muncul kembali

Bryan mendekatinya saat ingin membantunya berdiri Nindy menepis tangan Bryan

"Jangan... jangan sentuh jangan" Nindy menggeleng

Tanpa pikir panjang Bryan menggendong Nindy ke ranjang

meskipun dia berontak Bryan melempar kasar tubuh Nindy

"Tetap disini jangan coba macam macam" ancam Bryan

Sepertinya kedatangannya kesini adalah sebuah kesalahan

Bryan yang sekarang sangat kasar dan semaunya sendiri

Nindy melihat seisi kamar tidak ada celah untuknya kabur

Dengan jendela yang memakai tralis besi dan kamarnya berada di lantai dua

Nindy putus asa apakah dia benar benar harus kembali tinggal di rumah ini

"Kak Leo tolongin gue" lirih Nindy menangis memeluk kedua lututnya

Like komen dan vote 😍😍😍😍

1
Riri Lala
lagian dah di bilangin hindarin lawan jenis malah pada ejoy aja kalau ktmu SMA mereka aneh thor
Riri Lala
cerita Lo Lo rumit Thor ah
Andi Fitri
meira sepertinya g kapok2 jdi kambing hitam..
Andi Fitri
perusak rmh tangga orang dan jahat emang gtu Maria..
Andi Fitri
byk banget musuh mereka kasian mana Nindy hamil lgi..Maria obsesi nya sm Bryan mengerikan..
Andi Fitri
makanya Bryan jgn lgsg embat aja tanpa pengaman pula msh sekolah juga kan pusing sendiri..🤣
Nabila Lmpng
👍
Tiuli Ayu
Kecewa
imam zulkifli
kenapa ga tes DNA pada cia
Ai laelasari
Terimakasih sudah membaca cerita othor.. jangan lupa like, komen, vote dan bunganya ya
Kunjungi juga cerita othor yang lain 😍😍
imam zulkifli
mantan suami tak punya otak
imam zulkifli
orang hamil wajar ada lakinya
Ai laelasari
cek beranda Othor guys ada novel baru yang di jamin seru 🥰🥰
Salma Cheng
kasian Meira , ngapain juga masih betah itulah cinta mengalahkan segalanya meskipun di abaikan masih tetap berharap
Ai laelasari
Terimakasih sudah mau membaca karya receh aku 🤗
Nur Khasanah
ceritanya seru sampai saya tidak bisa berhenti membaca dari tadi siang.
Nur Khasanah
aku dah mampir.

seru ceritanya.

dan tak favorit juga.
Ai laelasari
aku siapin golok ya 😁
Yenni
pen gua bunuh tu maria😡😡
Vanessa MPC
moga aja Maria mati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!