Sebelum ibunya Sherin menghembuskan nafas terakhir,tubuhnya sangat lemah.dengan susah payah ia pun berkata."pergilah! carilah anakmu,ayahnya bernama...Devan...tapi,kamu harus berjanji tidak boleh menemui laki laki itu dengan wajah aslimu!"dan Sherin pun segera menyetujuinya.
"kenapa harus seperti itu bu?kenapa harus menyembunyikan wajah asliku?bukanya raut wajahku yang cantik yang ibu turunkan pada diriku ini yang selalu ibu banggakan?"
Namun sejak kejadian itu,ibunya Sherin menggunakan teknik kecantikannya menyembunyikan wajah asli Sherin...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mpu gandring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
make-up (2)
"Manager Lupus, me make-up untuk GM Gabriel selalu adalah tugas saya." yang berbicara kali ini adalah Felice, karena dia berdirinya terlalu cemas, bangku di bawah kakinya jatuh ke samping.
Melihat Felice yang menatap Sherin dengan tatapan yang penuh kebencian, hati Sherin tiba-tiba merasa tertekan.
"Manager Lupus, akan lebih baik jika anda membiarkan Felice yang pergi! lagi pula, saya juga tidak tahu preferensi GM Gabriel." Sherin menolak secara halus.
"ya,Manager Lupus.Sejak dulu saya yang...."
"ini adalah perintah dari GM Gabriel. Jika kalian memiliki pendapat yang lain,katakan kepada beliau....!" Manager Lupus memotong perkataan Felice dan bangun dari kursi, menepuk bahu Sherin dan berkata dengan suara lembut "Sherin, kamu harus siap-siap sekarang!"
Karakter Sherin adalah karakter yang tidak pernah meragu kepada hal hal yang sudah memiliki keputusan pasti. Sherin mengerti hal ini sudah tidak bisa di ubah lagi. Semua orang sedang melihatnya dan dia bangun dari tempat duduk, mulai menyiapkan alat-alat menata rias.
Ini adalah pertama kali Sherin menata rias di luar dan dia juga tidak tahu preferensi Gabriel, sehingga dia membawa semua alat-alatnya.
"orang kampung juga berani pura-pura menjadi orang kota yang maju." Felice menyindir dengan nada yang penuh ketidak
puasan.
Sherin menghela nafas dengan sabar, dan keluar dari ruang penata rias.Dia benar-benar tidak ingin berada di sana lagi....
"Lihat lah! wajahnya yang sombong...."
"Felice, jangan marah. Bukan kah kamu bilang,ikut keluar untuk menata rias sangat melelahkan? biarlah dia yang melakukan tugas-tugas melelahkan itu!"
"benar, dia hanya orang kampung,jangan terlalu menghiraukan nya!"
Ketika Sherin sampai di pintu gerbang, dia duduk di tangga dan mengeluarkan ponselnya, ingin mengirim pesan kepada Simon. Tetapi ketika dia memikirkannya lagi, dia merasa itu tidak sesuai. Seorang dewasa mengeluh kepada seorang anak kecil? jelas,itu tidak sesuai.
Di situ Sherin pun sadar, dia tidak memiliki seseorang pun yang bisa dia ajak curhat dengannya di dunia ini yang begitu besar.
Sherin mengambil nafas dalam-dalam, menyandar di tiang dan menunggu Gabriel untuk keluar. Saat ini,ada sebuah mobil parkir di jalan yang tidak jauh darinya.
"Devan,orang itu sepertinya....Sherin?" Dylan bertanya dengan nada ketidak pastian.
Devan yang sedang membaca dokumen itu mendengar kata-kata Dylan dan melihat ke arah kanannya.
Ada seorang wanita yang terlihat tertidur di samping tiang batu yang tebal.
Meskipun jaraknya sedikit jauh, Devan tetap bisa mengenali bahwa wanita itu adalah Sherin.Beberapa hari lalu, Devan dengar dari Simon bahwa Sherin sudah dapat pekerjaan baru. Apakah di sini?
Perusahaan ini adalah perusahaan make-up yang Devan beli sejak dua tahun lalu, setelah membelinya dia menyerahkan perusahaan ini kepada Gabriel. Dalam beberapa tahun terakhir, berkat dukungan dari perusahaan Devan, meskipun tidak ada hasil yang luar biasa, perusahaan ini telah berdiri kokoh di industri.
Sherin bekerja di sini? duduk di pintu gerbang lagi, apakah dia bekerja sebagai pembersih?
Hati Devan merasa tidak enak. Dia benar-benar tidak mengerti. Sherin masih begitu muda,mengapa harus memilih pekerjaan seperti ini?
Gabriel keluar dari kantornya dan melihat Sherin yang sedang duduk di tangga.Dia men jongkok dengan lembut dan menarik Sherin, "Sherin,kenapa kamu duduk di lantai?" Gabriel bertanya sambil menepuk debu yang berada di pakaian Sherin.
Sherin merasa tersentuh.Gabriel tidak hanya tidak memiliki kesombongan sedikit pun, bahkan sangat baik hati dan perhatian.
"Terima kasih,GM Gabriel." Sherin mengangguk sedikit kepadanya. rasa keraguan kepada Gabriel pun,menjadi berkurang.
"ayo! Devan sedang menunggu kita di sana." Gabriel menoleh kepada Sherin.
Ketika Gabriel sampai di sisi mobil, Devan membuka pintu mobil untuk Gabriel dari dalam. Melihat pakaian Gabriel, Devan mengerutkan alisnya dan berkata "sampai sana, baru ganti pakaian juga sempat.Hati-hati nanti kamu kedinginan."
Sherin menatap Devan yang bersikap lembut dan perhatian kepada Gabriel. Dia tidak bisa menahan diri juga merasa iri dan kecewa. Apakah dia masih bisa mendapatkan seorang pria yang lembut dan perhatian terhadap dirinya seperti Devan?
"dia....ini...."Devan bertanya sambil melihat kepada Sherin yang berdiri di luar mobil.
"oh ya, aku hampir melupakan sherin". Gabriel menurunkan jendela mobil dan melihat Sherin dengan tatapan lembut " Sherin,maaf. aku lupa memberi tahu kamu,Ayo naik ke mobil, kamu duduk di depan!"
Sherin mengangguk dan naik ke dalam mobil, duduk di sebelah Dylan.
Sherin mengangguk kepada Dylan yang tersenyum kepadanya. Namun, dari awal sampai akhir, Sherin tidak bertatapan dengan Devan. Sherin merasa bersalah kepada pria ini di depan Gabriel.
"Devan,Sherin sekarang menjadi penata rias di perusahaan kami. Aku dengar dari sepupuku bahwa teknik rias nya tidak kalah dengan penata rias terkenal.Untungya dia tidak jadi pembantu di rumah mu,kalau tidak,perusahaan ku benar-benar kehilangan seorang karyawan yang berbakat."
Devan memandang ke arah bayangan belakang Sherin, tatapannya menjadi dingin dan hanya menjawab dengan satu kata "iya".
Ada sedikit macet di jalan sehingga butuh waktu lebih dari satu jam untuk berkendara.Dan anehnya,setelah percakapan awal gabriel baru menaiki mobil, Devan dan Gabriel tidak berbicara lagi.
Bukan kah seorang pria dan seorang wanita yang sedang saling jatuh cinta pasti akan lebih dekat dan berbicara lebih banyak? mengapa dua orang ini malah sangat dingin terhadap sesama? atau memang membosankan jatuh cinta kepada orang seperti Devan?
Pesta akan di adakan di sebuah pulau kecil sehingga akan lebih cepat jika mereka naik kapal. Mobil Devan di sambut ketika sudah sampai di pelabuhan.
Ini adalah pertama kalinya Sherin naik kapal, dan dia mengalami mabuk kapal yang sangat serius,walaupun kapal yang dia naiki adalah kapal pesiar kelas tinggi.
"Sherin,apakah anda baik-baik saja?" sejak naik ke kapal, Sherin selalu menyandar di kursi dengan wajahnya yang berkeringat dan pucat.
Devan melihat ke arah Sherin, alisnya terangkat dan matanya tertutup.Tidak bisa di baca ekspresi yang di milikinya sekarang. Sherin menggelengkan kepalanya, dia tidak berani berbicara bahkan tidak berani bernafas dengan kuat, takut dirinya tidak bisa menahan dan muntah.
Gabriel melihat ke arah Devan yang memejamkan matanya, kemudian kepada Sherin. Matanya berisi penghinaan "Sherin, apakah kamu baik-baik saja? aku benar-benar minta maaf! kalau aku tahu kamu suka mabuk kapal, aku tidak akan menyuruh kamu untuk ikut aku ke sini."
Sherin merasakan perutnya ada sesuatu yang bergerak berbalik ke sana ke sini, dia hampir lupa dia datang untuk me make up kepada Gabriel.