Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 Kerokan
Mila terus menatap seseorang yang duduk di kursi paling ujung depan bartender yang selalu mengawasi kemanapun Mila melangkahkan kakinya.
Mila sudah berjanji ke padanya akan melakukan apapaun yang disuruhnya agar Mila mendapatkan uang yang sudah dijanjikannya.
"Apakah Berlian sudah pulang, kalau sudah pulang kenapa dia tidak langsung masuk saja dia kan sudah aku beritahu pin passcode, menyusahkan saja" gerutu Varo beranjak dari duduknya menuju pintu apartemen ketika suara bel tidak berhenti berbunyi.
"Pak Varo sayang bagaimana keadaanmu?" tanya Putri sekretaris Varo saat Varo sudah membuka pintu apartemen.
"Oh kamu" ujar Varo singkat ketika membuka pintu apartemen tanpa menghiraukan pertanyaan Putri kepadanya.
"Tentu saja aku Putri pemilik gunung kembar jumbo kesukaanmu pak, memang siapa lagi, apa pak Varo sedang menunggu seseorang, kalau sedang menunggu seseorang batalkan saja aku sudah berada disini, dan aku akan memuaskan pak Varo dengan servis yang lebih baik dari siapapun mau coba?" tawar Putri sambil menyusuri dada bidang Varo yang seperti roti sobok dan berakhir dengan mel*mat bibir Varo.
"Baiklah ikut denganku" ujar Varo yang langsung menuju kamarnya di ikuti Putri dari belakang sambil tersenyum senang.
"Asyik aku bisa beli tas keluaran baru, bila aku bisa memuaskannya" gumam Putri dalam hati ketika sudah masuk kedalam kamar Varo.
"Aku membutuhkanmu sekarang juga" ujar Varo sambil membuka t-shirt nya dan melemparnya ke sembarang arah dan menjatuhkan tubuhnya tengkurap.
"Baik pak aku akan melakukannya lebih dari kemarin" ujar Putri sambil menurunkan dress yang dikenakan nya.
"Apa yang kamu lakukan" ujar Varo sambil mengangkat kepalanya dan menoleh kearah Putri.
"Tentu saja aku akan melepas pakaianku, dan aku akan memuaskan pak Varo" ujar Putri sambil tersenyum menggoda.
"Tidak perlu aku hanya ingin kamu membantuku untuk mengerok punggung ku" ujar Varo yang langsung membuat Putri melongo dan tertawa kencang.
"Ada apa kenapa kamu tertawa apa ada yang lucu?" tanya Varo ketika Putri tidak berhenti tertawa.
"Tidak pak aku hanya heran saja orang sekelas pak Varo begini masih percaya saja dengan kerokan" ucap putri ketika sudah selesai tertawa.
"Apa ada yang salah tidak kan?"
"Tidak ada yang salah sih pak, tapi bagaimana dengan dokter yang sudah sekolah tinggi dan mengeluarkan banyak uang, kalau orang sakit seperti pak Varo masih percaya dengan kerokan"
"Diam saja dan lakukan perintah ku, apa kamu tidak ingin membeli tas keluaran baru?" tanya Varo membuat Putri langsung mengambil balsem yang berada di atas nakas samping tempat tidur Varo dan segera menjalankan perintah Varo.
"Sudah pak, apa pak Varo ingin servis lebih?" tanya Putri lagi setelah selesai mengerok punggung Varo.
"Jelas lakukan saja" ujar Varo yang langsung membuat Putri tersenyum senang"
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Varo lagi ketika putri merebahkan tubuhnya disampingnya.
"Tentu saja aku akan melayani pak Varo, kenapa pak Varo bertanya seperti itu?
"Aku hanya ingin kamu memijat tubuhku bukan yang lainnya" ujar Varo yang kembali tidur tengkurap.
"kalauY akhirnya aku hanya menjadi tukang pijat begini, mendingan tadi aku tidak usah datang kemari" gumam putri kesal dalam hati.
"Tolong ambilkan aku ponsel" perintah Varo pada Putri yang masih memijat tubuh varo, ketika ponsel Varo berbunyi berkali-kali di atas nakas.
"Halo" ucap Varo ketika mengangkat ponselnya dan langsung berdiri sambil mengenakan pakaian dan langsung pergi meninggalkan apartemen dengan terburu-buru yang langsung diikuti putri dari belakang.
"Kenapa kamu mengikutiku?" tanya Varo pada Putri ketika Varo akan masuk kedalam mobilnya.
"Oh ya kamu pulanglah, besok aku akan memberimu uang atas upah mu yang sudah mengerok dan juga memijatku, walaupun pijatanmu tidak enak sama sekali" ujar Varo tahu apa yang akan Putri katakan kepadanya, dan Varo langsung masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kencang.
"Jelas saja tidak enak, aku hanya ahli memijat yang lain" ujar Putri sambil menghentak-hentakan kakinya saat Varo sudah melajukan mobilnya.
"Jack………" ujar Varo dengan kencang saat dirinya baru membuka pintu ruang VVIP di mana Jack berada, setelah Bertan menghubungi dirinya memberi tahu bahwa ada yang memberi obat perangsang kepada Berlian.
"Baguslah kamu berada disini akhirnya aku bisa mendapatkan wanita ini" ujar Jack sambil tersenyum ke arah Varo dan menunjuk Berlian yang sudah terbaring di atas sofa dengan kancing kemeja yang sudah terbuka dan meracau tidak jelas. "Kita bisa menikmatinya berdua" ujar Jack lagi sambil menghampiri Berlian.
Bersambung...............
