Andre baru saja membeli rumah yang letaknya bisa di bilang antara kota dan juga kampung, dan di sinilah dia merasa nyaman dengan harga rumah yang tidak seberapa mahal.
sedikit terpencil namun di bagian depan begitu asri karena ada pohon rambutan yang menaungi rumah tersebut, tapi ketenangan menunggu rumah ini tidak bertahan lama karena sebulan setelah tinggal di sana. Andre kerap kali menemukan jejak kaki berlumpur.
semula di abaikan saja karena dia tidak berpikiran macam-macam, namun itu terus terjadi sehingga rasa curiga pun mulai muncul.
Ada apakah dengan rumah ini?
Apakah ada sesuatu sehingga rumah di jual dengan harga murah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Bertemu dengan Arya
Arya bersama dengan Jeno segera mendatangi rumah Kinan untuk mencari apakah memang Pak Min ada di sana sedang menghantui janda itu, memang sekarang member Purnama dan juga Purnama sedang sibuk dan banyak pekerjaan akibat kasus yang menumpuk seperti ini sehingga banyak yang tidak bisa istirahat dengan tenang, tapi kalau tidak di tolong pun kasihan juga.
Yang kasus sebelah malah ada sangkut paut nya dengan kisah mereka berdua, jadi walaupun yang di sana tidak ada yang meminta tolong namun mereka tetap berusaha untuk mencari tahu siapa iblis tersebut dan bagaimana nanti cara mengungkap nya dengan baik agar segera selesai dan tidak ada masalah kembali.
"Pak Min pinter juga ya sekali datang malah milih yang janda!" celetuk Jeno.
"Kepala mu itu, dia datang sembarangan saja bukan karena memilih mana yang janda!" Arya menjawab kesal.
"Dari sekian banyak rumah tapi yang di pilih dia janda, pasti lah dia sengaja memilih apa lagi kan dia sudah lama menjadi duda." Jeno berkata lantang.
Arya yang mendengar kata duda menjadi sensitif kembali karena selama ini dia sering di ejek sebagai duda karatan, tapi memang benar Pak Min memang seorang duda karena Bu Endah telah lama meninggal setelah di hajar oleh Nana Dewi kucing hitam yang sangat dendam pada di neraka.
Ini kok pas sekali malah Pak Min mendatangi Kinan yang memang seorang janda, apa ini memang ada sangkut pautnya antara janda nan Duda. Arya juga baru kepikiran karena selama ini di kiranya tidak ada lari ke situ, emang dari sekian banyak rumah kenapa Pak Min harus memilih rumah nya Kinan.
"Bukan berarti aku mau mengejek kau, tapi cobalah kau pikirkan kenapa dia memilih yang rumah janda." Jeno masih saja ngeyel.
"Mari kita cari tahu sekarang, itu rumah Kinan sudah kelihatan!" Arya bergegas menuju rumah Kinan.
"Dasar kau saja yang sensitif sekali asal mendengar orang menyebut kata duda!" Jeno merutuk kecil.
Kinan yang ada di rumah sedang harap-harap cemas karena Arya tak kunjung datang, memang kalau sedang ketakutan begini semua terasa sangat lambat karena Pak Min saja sudah ada di depan mata mereka berdua, takut sekali bila mendadak nanti Pak Min malah menerobos masuk dan mencekik mereka.
Mau lari keluar pun rasa nya tidak sanggup karena mereka takut kepergok dengan Pak Min di luar dan itu malah membuat mereka berdua nanti tertangkap, mau tidak mau ya bertahan saja di dalam rumah ini menunggu sampai nanti pertolongan datang pada mereka dan menangkap arwah Pak Min yang menatap penuh kekosongan.
"Mbak Kinan ini aku, Arya!" Arya mengetuk pintu dari depan.
Jeno yang langsung menuju samping karena dia merasakan energi gaib dari sana, dan benar saja Dia segera melihat Pak Min yang berdiri menatap ke dalam rumah karena memang Kinan ada di dalam. Kinan yang mendengar suara Arya segera berlari untuk membuka pintu, Kopsah juga sudah ketakutan.
"Dia ada di samping, Mas!" Kinan memberitahu Arya.
"Sialan, membuat susah saja manusia satu ini." Arya bergegas berlari.
"Aduh semoga saja bisa di tangkap sama Arya!" Kopsah sampai mau terkencing rasa nya karena saking takut.
"Iya semoga saja bisa di tangkap agar tidak membuat resah para warga." Kinan juga berharap hal yang sama.
Di samping rumah sudah terjadi pertengkaran antara Jeno dan juga Pak Min, kilatan pedang perak yang sangat tajam itu berulang kali menyambar di udara. sebab ternyata Pak Min telah memiliki senjata seperti cakar pada kuku nya, kalau sudah begini maka dapat di pastikan bahwa ada iblis yang ikut campur dalam arwah Pak Min.
"Mati kedua kali nya kau di tangan ku!" gertak Jeno.
"Hahaaaaaa." Pak Min malah tertawa terbahak-bahak.
"Sialan, dasar orang gila!" Arya juga maju membawa pedang es.
"Maju kalian semua karena aku tidak akan takut!" Pak Min justru menantang mereka berdua.
Yang di lihat oleh Kinan hanyalah area yang sedang bertarung dengan Pak Min saja, sebab Dia memang tidak bisa melihat keberadaan Jeno yang juga ada di sana sedang bertarung untuk mengalahkan Pak Min ini. mereka berdua sudah tidak bisa untuk berlama-lama dalam pertarungan tersebut, karena masalah yang lain masih banyak.
Sedang mereka bertarung dengan mayat yang meninggal tadi pagi, para warga datang dan mereka dapat menyaksikan sendiri bagaimana Arya sedang bertempur dengan Pak Min di samping rumah Kinan. Arman dan Andre hanya bisa terdiam pilu karena mereka pun bingung harus bagaimana, hanya bisa diam dengan hati yang luka.
"Bapak memang sudah meninggal atau bagaimana, Bang?" Andre menatap Arman penuh keraguan.
"Meninggal, demi Tuhan aku melihat sendiri dan aku merasakan kalau nafas Bapak sudah tidak ada lagi." jawab Arman.
"Tapi kalau di lihat seperti ini dia sama sekali tidak terlihat seperti orang yang sudah meninggal." Andre berkata pelan.
"Ini adalah tipu daya iblis, entah ada sangkutannya atau tidak dengan pesugihan yang telah beliau anut tapi ini memang jelas ada sangkut pautnya dengan iblis." Zidan yang membuka suara.
"Ya Allah!" Andre meremas tangannya sendiri.
Tentu sebagai anak dia dan Arman merasakan malu dan juga kasihan pada Pak Min, sebab dikabarkan sudah meninggal dan para pelayat juga telah datang ke rumah mereka namun mendadak saja malah mayat nya tidak ada di rumah dan sekarang malah bertempur hebat bersama dengan Arya.
"Apa kita memang hanya diam saja tidak usah membantu?" Joko menatap yang lain.
"Memang nya kita bisa membantu apa biarlah Mas Arya yang mengurusnya." Amir yang menjawab.
"Kau mau membantu malah membuat Mas Arya tambah susah aja!" Hasan berkata pelan.
Joko yang dihujat pun memilih diam karena benar juga apa yang di katakan oleh mereka, memangnya bisa membantu apa ketika sedang berurusan dengan iblis seperti ini. justru kalau mereka maju malah akan membuat suasana tambah kacau dan nanti Arya akan naik darah lalu semua berantakan.
"Ini nanti jadinya meninggal atau bagaimana?" Bima bertanya karena memang tidak tahu.
"Ya meninggal!" jawab Pak RT.
"Ya Allah, semoga kelak aku tidak mengalami nasib seperti ini." Bima membatin di dalam hati.
Takut juga saat nanti sudah tua dan akan meninggal tapi justru malah datang berbagai macam cobaan seperti ini, selain menyiksa anak-anak yang masih hidup. kejadian seperti ini tentu nya juga menyiksa tubuh bagi yang meninggal, jadi memang andai kata bisa maka jangan pernah mengalami nasib yang seperti Pak Min ini.
Selamat pagi menjelang siang Besti ku.
atau berhubungan dengan mafia
terkbul Sudh ke ingin pak min gentayangan dan menuntut balas pak min dirasuki oleh asu baung kah?
Masih hidup pak Min tiada kata insyaf dan berserah diri pd Gusti Allah.Eh sudah mokat malah gabung kolab dengan iblis lagi.
ksih lh mkan kinan😄😄 kan pak min belum makan