Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran yang terungkap
Seorang wanita tua berbaju kebaya hitam melangkah masuk ke rumah Adi.
Nyai Sariti tampak anggun dengan kebaya hitam dan bunga melati di sanggulnya.
Hera tersenyum menyambut kedatangannya. Sementara Harsiwi tampak terkesiap melihat sosok wanita aneh itu.
"Siapa dia??" tanyanya penasaran
"Dia yang akan membuat kak Ayu tenang dan tidak jadi hantu penasaran lagi," sahut Hera
"Dukun??"
Hera mengangguk.
"Kenapa tidak memanggil ustadz saja Ra, kenapa harus dukun??" Harsiwi tampak keberatan dengan cara Hera mengusir roh Ayu
"Memangnya apa bedanya mah, toh sama-sama mereka akan membuat kak Ayu kembali ke alamnya," Hera
"Bukan begitu nak, sebagai orang yang terpelajar harusnya kamu lebih tahu kenapa kita harus meminta bantuan ustadz daripada cenayang,"
"Sama saja Ibu, hanya beda bahasanya saja. Ustadz berdoa dengan bahasa Arab, sedangkan dukun berdoa dengan bahasa mereka, bahasa kejawen. Sudahlah jangan terlalu kaku, aku melakukannya demi kebaikan kita semua,"
Hera meninggalkan Harsiwi dan menemui Nyai Sariti.
Setelah berbincang sebentar, Nyai Sariti kemudian mempersiapkan sebuah sesaji dan menyalakan beberapa lilin.
"Dia masih bergentayangan di sini karena ia ingin melindungi seseorang yang sangat ia cintai,"
Hera menarik sudut bibirnya saat mendengar ucapan Nyai Sariti. Ia tahu benar alasan Ayu masih bergentayangan, tentu saja Adi dan putrinya.
"Pasti ia belum rela kehilangan Mas Adi, dasar serakah, sudah mati saja masih tidak mau berbagi!" gumamnya dalam hati
Nyai Sariti duduk di depan baki sesaji dan mulai membakar dupa. Asap hitam mulai mengepul memenuhi ruangan. Aroma dupa membuat Harsiwi memilih pergi dan masuk ke kamar meningalkan mereka.
Sementara Hera duduk manis memperhatikan Nyai Sariti melakukan ritual.
Alunan mantera mulai mengalun dari bibir Nyai Sariti, angin berhembus semilir menggerakkan api lilin dan membuatnya hampir mati.
Nyai Sariti segera mengeluarkan Kerisnya saat merasakan kehadiran Ayu.
Mulutnya bergerak cepat mengucapkan mantera dalam bahasa jawa.
Sementara Ayu yang merasa terpanggil berjalan mendekati wanita itu dengan mata yang merah menyala.
"Jangan ikut campur dalam urusan ku, sebaiknya kamu pergi dari sini karena aku tidak mau menyakiti mu,"
Nyai Sariti mendongak menatap nyalang sosok wanita di hadapannya.
"Sayangnya aku harus menyelesaikan sesuatu yang sudah aku perbuat,"
Nyai Sariti tersenyum licik menatap ayu. Ia mengeluarkan sebuah boneka yang dibuat dari jerami dan meletakkannya di atas sesaji.
"Malam ini juga aku akan mengirim mu kembali ke alam baka!"
"Coba saja kalau bisa!" Ayu tertawa keras membuat suasana menjadi tegang
Nyai Sariti melemparkan kerisnya ke arah Ayu, beruntung Ayu bisa menghindar dan tidak terkena keris itu. melihat serangannya meleset Nyai Sariti kembali' menyerang Ayu dengan cara lain, kali ini dengan sebuah mantera yang membuat tubuh Ayu merasa panas.
Ayu merasakan tubuhnya terbakar hingga melepuh dan kulitnya mengelupas. Wajahnya berubah merah diikuti matanya yang juga ikut memerah.
Ia terus berteriak kepanasan, membuat Nyai Sariti semakin bersemangat mengalahkannya.
Hera tertawa melihat Tubuh Ayu mengepul menjadi kepulan asap dan menghilang perlahan.
"Rasakan akibatnya karena sudah berusaha mempermalukan aku!" seru Hera
Sebuah kertas melayang tertiup angin hingga jatuh tepat di hadapan Adi yang baru saja tiba di halaman rumahnya.
"Apa ini??"
Ia menunduk uny mengambil kertas itu. Matanya berkaca-kaca saat membaca surat tersebut, air matanya perlahan menetes membasahi wajahnya.
"Ayu???'"
akhir adi sm hera jd nikah apa g ada kejadian gmn2 gtu stlh nikah
nahh apa g di coba bunuh itu cucu mu
sama anak kesanyang mu hera
wahh apa jadinya yaaa
waduhh g abis2 ini drama pelet
itu istrimu mati bukan karna takdir tp di santet adek nya sndri ohh bang
msih g sadar kah kau kena pelet dr hera
maaf kk bunga aq bru baca
kndala quota
lha ounya rahasia apa kok brani smpe brani yaaa ahahaha
mardi mah ada2 aja mau ngis pun nangis aja lahh yu