Camelia tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam.
Hanya karena hutang besar sang ayah, ia dipaksa menjadi “tebusan hidup” bagi Nerios—seorang CEO muda dingin, cerdas, namun menyimpan obsesi lama padanya sejak SMA.
Bagi Nerios, Camelia bukan sekadar gadis biasa. Ia adalah mimpi yang tak pernah bisa ia genggam, sosok yang terus menghantuinya hingga dewasa. Dan ketika kesempatan itu datang, Nerios tidak ragu menjadikannya milik pribadi, meski dengan cara yang paling kejam.
Namun, di balik dinding dingin kantor megah dan malam-malam penuh belenggu, hubungan mereka berubah. Camelia mulai mengenal sisi lain Nerios—sisi seorang pria yang rapuh, terikat masa lalu, dan perlahan membuat hatinya bimbang.
Apakah ini cinta… atau hanya obsesi yang akan menghancurkan mereka berdua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biebell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 — Hadiah Tambahan
Camelia menghentikan gerakan jarinya yang sedang mengetik di laptop. Lalu matanya langsung mengarah pada shoulder bag yang diberikan oleh Nerios pada malam saat Dinner. Tas dengan merk terkenal itu sudah pasti populer dan juga mahal, itu membuat Camelia dipandangi beberapa pasang mata saat masuk ke kantor.
Mungkin sebagian dari mereka berpikir, mengapa dirinya bisa membeli tas semahal itu padahal belum ada dua bulan bekerja di sini. Awalnya tentu saja Camelia tidak mau membawanya ke kantor, ia berencana memakainya untuk berpergian. Tapi seperti biasa, Nerios dengan segala kuasanya, dan kesepakatan mereka saat itu, jadilah Camelia memakainya.
Camelia tidak berbohong, tas itu benar-benar indah. Dirinya pun menyukainya, jadi ia sangat berterima kasih pada Nerios yang sudah memberikannya hadiah hanya karena ingin meminta maaf darinya.
Wanita itu menyentuh tasnya dengan perlahan, lalu tangannya beralih menyentuh benda yang melingkar indah di lehernya. Ya, bukan hanya tas tapi juga kalung indah dengan Liontin berbentuk bulan sabit, terbuat dari platinum murni yang berkilau lembut di bawah cahaya lampu. Permukaan platinnya dipoles begitu halus sehingga memantulkan cahaya dengan elegan, tidak terlalu mencolok, tetapi justru memberi kesan tenang dan berkelas.
Di sepanjang lengkung bulan sabit, tersemat butiran berlian kecil berjumlah tujuh, masing-masing tertanam rapi seperti bintang yang berbaris mengikuti lengkungan bulan. Berlian itu berkilau ketika terkena cahaya, menghadirkan efek seperti langit malam yang memeluk rembulan.
Saat Camelia sibuk melihat liontin indah itu. Pintu ruangan terbuka, Nerios masuk ke dalam dan pandangan pertamanya tertuju pada wanita itu, senyumnya terbit karena ia tahu bahwa Camelia menyukai kalung pemberiannya.
"Bagaimana? Laporannya sudah selesai?"
Camelia tersentak kaget mendengar seruan itu, ia langsung bergerak kikuk karena ketahuan sedang memperhatikan kalung pemberian pria itu.
"Em ... Belum." Dengan cepat Camelia kembali menggerakkan jarinya di keyboard laptop.
Nerios tertawa geli melihat tingkah Camelia, ia berjalan menghampiri meja kerja wanita itu. "Tidak perlu malu begitu, aku justru senang melihatmu menyukai pemberian dariku."
"T-tidak, siapa yang malu?" elaknya tanpa menoleh pada Nerios yang sudah berada di sampingnya.
Pria itu menatap laptop Camelia, tidak menggubris ucapan Camelia, lalu ia melihat hasil laporan yang dibuat, lalu menunjuk satu bagian. "Tolong lebih teliti lagi ya, ini masih ada yang salah."
Camelia melihat bagian yang ditunjuk oleh Nerios, memerhatikannya sesaat lalu menoleh pada pria itu. "Maaf, ternyata aku kurang teliti ya," ungkapnya sambil mulai membenarkan bagian yang salah tersebut.
"Tidak masalah, kau masih belajar, jadi aku bisa memakluminya!"
Nerios tidak mau terlalu memaksa Camelia agar cepat mengerti pekerjaan sekretaris, semuanya juga perlu bertahap supaya mencapai hasil yang sempurna, lagi pula Camelia giat dan konsisten dalam mempelajari tata cara menjadi sekretaris.
"Ya, semoga ke depannya aku bisa lebih teliti lagi—"
Ucapan Camelia terhenti kala pintu ruangan diketuk. Itu membuatnya dan Nerios langsung menoleh secara bersamaan.
"Masuk!" perintah Nerios.
cklek!
Pintu terbuka, suara hentakan heels terdengar jelas. Di sana Sheryl berjalan masuk sambil membawa 2 berkas dengan warna map yang berbeda. Melihat itu Nerios langsung berjalan menuju mejanya, karena ia tau bahwa Sheryl ingin memberikan laporan.
Sheryl menoleh pada Camelia yang kembali fokus pada pekerjaannya dengan sinis, begitu dia kembali melihat Nerios senyum langsung terbit dari bibirnya.
"Saya membawa berkas yang Anda minta," ujar Sheryl sambil meletakan berkas itu ke atas meja.
Nerios mulai membuka salah satu berkas itu, membacanya dengan teliti, lalu berkata, "Jadi, bagaimana?"
Sheryl menunjuk salah satu bagian dengan jempolnya. "Ini laporan penjualan kuartal pertama. Total penjualan meningkat 12% dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama dari produk X."
“Bagus. Bagaimana dengan respons pasar terhadap kampanye iklan digital?” tanya Nerios sambil mendongak menatap Sheryl.
“Cukup tinggi, Tuan. Engagement naik 25%, tapi ROI masih di bawah target. Saya mengusulkan peningkatan alokasi dana untuk platform media sosial yang lebih tepat sasaran.”
Jujur saja Sheryl memang sangat berkompeten, belum lama menjadi manager pemasaran tapi wanita itu sudah bisa memahaminya dengan cepat. Tapi, Nerios tau bahwa wanita itu menyukainya, dia selalu mencoba mendekati Nerios yang membuat pria itu risih.
“Lanjutkan. Aku ingin strategi lebih agresif, kompetitor baru sudah meluncurkan produk sejenis.”
"Baik Tuan, akan kami usahakan!" balasnya dengan patuh.
Nerios mengangguk kecil. "Baiklah, kau bisa kembali ke ruanganmu."
Sheryl menatap sebentar wajah Nerios yang kini fokus menatap laporannya, terlihat sangat tampan. Lalu dia melangkah pergi dari dalam ruangan dengan hati yang menggerutu karena dia tidak bisa lagi berada di sisi Nerios setiap hari.
Begitu pintu tertutup Nerios langsung mendongak, menatap Camelia dan memanggilnya, "Camelia, kemari sebentar!"
Camelia melirik Nerios sesaat lalu bangkit dari duduknya, ia berjalan ke arah meja Nerios, berdiri di samping pria itu.
"Kenapa? Apa kau ingin memberiku tugas?" tanyanya bingung.
Nerios menarik rak meja, mengeluarkan sebuah benda dan meletakkannya di atas meja. "Untukmu," ujarnya sambil mendorong benda itu ke arah Camelia.
"Apa-apaan ini?" Camelia menatap tidak senang pada Nerios. "Aku tahu kau banyak uang, tapi tidak begini caramu menghabiskan uangmu!"
Camelia merasa kesal karena benda itu adalah ponsel baru berlogo apple. Bukan keluaran baru tapi dirinya tau itu tetap mahal, karena hanya satu series di bawah keluaran terbaru.
"Kau tidak memiliki ponsel, aku akan susah menghubungimu," ucap Nerios dengan santai, ia menatap Camelia dengan senyum tipis. "Yang pertama kali aku berikan padamu, kau berikan pada supir taksi sebagai ongkos, kan?"
Wanita itu mengulum bibirnya, sedikit malu mengingat hal itu. Percobaan kabur pertama kalinya, ia tidak membawa uang sedikit pun, jadi ia bingung harus membayar ongkos taksi dengan apa. Sebenarnya lebih mahal ponsel itu dari pada ongkosnya, tapi mau bagaimana lagi?
"Ya, tapi tidak perlu memberikan aku ponsel baru lagi. Aku bisa membelinya sendiri saat gajian nanti," tolaknya sambil mendorong kembali kotak berisi ponsel itu.
Nerios mengambil kotak itu, menyodorkannya pada Camelia, memaksa wanita itu mengambilnya. "Simpan saja gajimu untuk yang lain, uangku tidak akan habis begitu saja hanya karena satu ponsel."
"Siapa tau kau ingin memberikan uang pada keluargamu, jadi simpan saja uangmu," lanjutnya menyindir.
Camelia terdiam, hatinya berdegup cukup kencang. Ia berpikir apakah Nerios mengetahui aksinya yang memberikan uang pada Lila?
"Ambil Camelia!" Nerios menyenggol tangan wanita itu, membuat Camelia kembali fokus.
"Terima kasih," ucapnya sambil mengambil ponsel itu.
Nerios bisa saja tahu hal itu, tapi mengapa pria itu tidak marah sama sekali? Camelia yakin akan ada notifikasi di ponsel Nerios jika ada riwayat penarikan dana. Tetapi anehnya pria itu tidak menegurnya sama sekali.
Pria itu kini tersenyum kecil pada Camelia. "Ya, sama-sama. Gunakan ponsel itu sebaik-baiknya!"
Berikan dukungan kalian teman-teman!
Jangan lupa like dan komen
Koreksi aja kalau ada kesalahan kata atau typo ya!
Salam cinta, biebell