NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Seluruh mata memandang ke arah Lyra, bersiap mendengar kabar yang ia bawa. "Jadi ...," ucapnya lalu menunduk sesaat membuat setiap orang menelan ludah.

"Klien ingin tambahan konsep dari yang sebelumnya telah di setujui," ucapnya seraya meletakkan dokumen-dokumen tersebut ke atas meja.

"Tambahan? Seperti apa? Kenapa terlalu tiba-tiba?" celetuk salah seorang rekan kerja yang ada di sana.

Lisa menjelaskan apa yang telah mereka bahas bersama klien di ruang rapat tadi, dibarengi dengan anggukan dari beberapa orang yang bersamanya saat presentasi.

"Aku tidak setuju, kedua konsep yang dipilih sangat bertabrakan dan lagi tidak sesuai dengan iklim yang ada di sini. Ayolah ...," bantah salah seorang dari mereka.

Lyra mendecak pelan, "Tch, jangan seperti itu. Kita menjual jasa dan tidak punya hak memerintah klien. Aku yakin Lisa juga sudah berusaha memberikan pengertian pada mereka," jelas Lyra disusul dengan anggukan dari mereka yang melaksanakan presentasi di hadapan klien.

"Hei! Aku sudah berkecimpung dalam dunia ini beberapa tahun lebih awal darimu, Nona." ucap orang itu lalu menggebrak meja.

"Aku tahu kau punya pengalaman yang lebih dibanding diriku. Tapi, kau harus ingat kalau mereka pemilik proyek ini! Jika mereka tidak setuju, kau tidak berhak atas apa pun! Tolong turunkan sedikit sifat aroganmu itu," balas Lyra menatap tajam ke arah pria itu.

"Arogan katamu?! Jangan kira hanya karena kau seorang wanita aku tidak berani untuk meny—"

"Apa?! Kau penyebab perusahaan selalu kalah tender beberapa bulan terakhir! Kau selalu memaksakan keinginanmu dalam proyek yang bahkan bukan milikmu!"

"Lyra ... sudah. Banyak orang di sini," bisik Sena, menarik lengan baju Lyra dengan jemarinya. Ia berusaha untuk melerai pertengkaran yang kian memanas.

"Tidak, Sena. Aku setuju dengan Lyra. Kita di sini untuk menjual jasa, bukan untuk memaksakan keinginan kita pada klien," ujar Juan, spontan seluruh orang yang ada di sana mengangguk setuju.

"Cih!" ketus orang itu kemudian berjalan keluar dari ruangan.

"Juan, bagaimana ini? Kita harus tetap mengikuti kemauan klien, kan?" ujarnya lalu menghela napas. Juan terdiam sejenak, beberapa rekan kerja terlihat berpikir bagaimana cara menyatukan dua konsep yang berbeda pada satu bangunan.

Secara tiba-tiba, lampu pijar dalam kepala Juan menyala. "Serahkan saja padaku," ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Serahkan padamu? Apa maksudmu? Kau ingin mencobanya sendiri?" tanya Lyra, dahinya mengerut.

"Ya, aku akan mencobanya terlebih dahulu. Jika cocok, aku akan memperlihatkannya pada kalian nanti."

Juan menyelesaikan rancangan desainnya hanya dalam tiga hari. "Luar biasa! Kurasa klien kita akan menyukai ini!" seru Lisa dengan mata penuh binar memandangi desain milik Juan sebelum akhirnya pergi untuk memperlihatkan desain yang baru.

Lisa kemudian bergegas pergi menunjukkan desain pada klien untuk kedua kalinya. Lyra dan yang lainnya menunggu di kantor dengan dada yang berdebar.

Menit berganti menjadi jam, kesunyian merambat di antara mereka. Semua duduk dengan perasaan gelisah kecuali satu orang. Ia sangat yakin bahwa desain kali ini akan di tolak mentah-mentah.

Derit pintu terbuka membuat seisi ruangan menoleh. Lisa datang dengan wajah murung membuat mereka yang ada dalam ruangan saling bertukar pandang. Tiba-tiba, "Desain kita diterima!" seru wanita itu, sudut bibirnya terangkat disusul dengan sahutan serentak rekan kerjanya.

*

*

*

Dua minggu berlalu, Lyra mulai merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. "Mungkin aku terlalu stres sampai jadwal menstruasiku berantakan," gumam wanita itu seraya menggigit kuku ibu jarinya.

"Tidak. Aku harus memeriksanya sendiri," ujarnya lalu menyambar kunci mobil di atas meja.

Lyra berusaha mengabaikan pikiran-pikiran yang memenuhi kepalanya saat ini dan fokus berkendara. Setelah beberapa menit, ia menginjak pedal rem tepat di depan sebuah apotek. "Tolong berikan aku alat tes kehamilan yang paling akurat," pintanya lalu menyodorkan uang.

"Terima kasih," ujarnya setelah menerima barang yang ia mau kemudian kembali ke apartemen.

Di apartemen, tepatnya di toilet Lyra menunggu hasil tes dengan jantung yang berdetak kencang. Tubuhnya bersandar pada dinding kamar mandi yang dingin sambil menggigit bibir bawahnya selama beberapa menit. Matanya melebar, mulutnya sedikit terbuka melihat hasil dari alat itu telah terjadi suatu hal yang besar. "Ti–tidak ... ini tidak boleh terjadi ...," gumamnya seraya menggeleng pelan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!