Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembut
Beberapa karyawan yang termakan omongan Alea langsung menatap gadis itu dengan tatapan marah. Mereka tak mau dipecat hanya karena gosip yang Alea sebarkan.
"Aku sudah tahu nama-nama yang dengan sengaja menyebarkan gosip ini dari bagian resepsionis, ke restaurant bahkan sampai di bagian pantry. Selama ini aku tak pernah masuk campur dengan urusan hotel ini. Namun kali ini aku akan memberikan pelajaran supaya kinerja semakin ditingkatkan dan bukannya bergosip." Kata Faith sambil menatap tajam seluruh karyawan yang ada. Ia kemudian menatap Joel.
"Do what you have to do, Joel." ujar Faith lalu segera menggandeng Anatari untuk pergi dari sana. Sebenarnya Faith ingin sekali mengatakan kalau Anatari adalah menantunya. Namun dia tak bisa mengatakan karena Erland melarangnya. Di kampus tempat Anatari kuliah ada aturan yang berlaku, yakni selama studi, belum diijinkan untuk menikah.
"Bekerjalah dengan baik, nak. Tante tak akan menganggu kamu lagi." kata Faith. Ia melepaskan tangannya yang menggandeng tangan Faith saat tiba di depan restoran.
Erland menatap tajam ke arah Alea yang nampak ketakutan. "Never slander Anatari just because your boyfriend dumped you. It's not Anatari's fault that he's now pursuing her. (Jangan pernah memfitnah Anatari hanya karena pacarmu memutuskan kamu. Bukan salah Anatari kalau lelaki itu kini mengejarnya.)"
Erland kemudian pergi dari sana. Sedangkan Joel langsung mengumpulkan orang-orang yang sejak kemarin menyebarkan gosip tentang Anatari. Termasuk juga Alea.
"Perasaan mu sudah lega?" tanya chef Pao.
Anatari mengangguk. "Hanya saja, aku merasa kasihan dengan Alea. Tadi polisi sudah datang menjemputnya."
Chef Pao menatap Anatari. "Kamu gadis yang berhati mulia. Gadis itu sudah merebut lelaki yang kamu sukai, menyebarkan fitnah tentang kamu, bahkan membuatmu terluka, tapi kamu masih mengasihaninya."
"Kami adalah teman baik, sejak lama. Namun ternyata apa yang kelihatan baik, tak seperti yang nampak di depan."
Chef Pao mengangguk. "Ini aku buatkan puding coklat untukmu. Sebenarnya nyonya Faith yang menyuruhnya. Ia bertanya pada mamamu, dan menurut mamamu, kamu sangat menyukai pusing coklat dengan fla lemon."
Anatari terkejut mendengarnya. Mamanya masih ingat dengan puding kesukaannya. Pada hal semenjak kakaknya meninggal, Anatari bahkan tak pernah melihat mamanya membuat puding itu.
"Terima kasih, Chef." Mata Anatari bahkan sampai berkaca-kaca.
"Makanlah. Habiskan! Supaya aku tidak dimarah oleh nyonya Faith Thomson. Apalagi putranya yang galak itu."
"Apakah Erland sangat galak?"
"Ya. Sebenarnya baru kali ini dia nampak begitu aktif di hotel. Yang selalu mengontrol kami adalah tuan Caleb Thomson. Kalau tuan Caleb orangnya ramah."
Anatari menikmati puding itu. Ia justru mengingat kakaknya. Gadis itu menahan tangisnya dan memakan habis puding yang memang dibuatkan khusus untuknya.
*************
Sepulang kerja, Mayang datang menemuinya. Hotel tempat Mayang melakukan magang memang tak begitu jauh dari hotel The Thomson ini.
"Apa benar Alea ditahan polisi?"
Anatari mengangguk.
"Alea menyakiti kamu?"
"Iya."
"Astaga. Anak itu sudah menjadi gila. Dia menelepon aku kemarin dan mengatakan kalau kamu menjadi peliharaan tuan Erland Thomson. Tak tahunya kalian sudah saling mengenal karena mama kalian sama-sama orang Manado. Alea sudah menjadi gila karena cemburu."
"Weda kini mengejar aku."
Mayang tersenyum. "Kalian pantas untuk bersama karena Weda sangat mencintaimu. Kamu menerima cintanya?"
Anatari menggeleng.
Mayang terlihat kecewa. "Kenapa? Apakah kamu terlanjur kecewa dengannya? Dia itu sudah bekerja. Pekerjaannya bagus. Dia juga membuka usaha dengan beberapa temannya. Katanya dia akan berusaha untuk membuatmu menjadi ratu."
Anatari tak mengatakan apapun. Ia hanya memegang perut Mayang. "Bagaimana keadaannya?"
"Baik. Aku sudah menghadap ibu dekan dan menceritakan segalanya. Ia mengatakan kalau aku harus menyelesaikan magangku. Usahakan supaya tak ada yang tahu kalau aku hamil. Setelah magang, aku akan cuti."
"Bersyukur lah karena ibu dekan sangat baik orangnya."
"Iya. Eh, kita makan yuk! Aku ingin makan ayam geprek di dekat kampus kita."
Anatari bingung. Ia sebenarnya harus pulang untuk menyiapkan makan malam bagi Erland. "Eh, sebentar aku telepon dulu ya." Anatari sedikit menjauh lalu ia menelepon Erland.
"Bolehkah aku pergi dengan temanku? Tapi aku tak sempat memasak untukmu." tanya Anatari sedikit cemas karena takut Erland tak akan mengijinkan nya.
"Mayang. Kami masih berada di halaman parkir hotel."
"Pergilah. Jangan pulang terlalu larut malam. Ingat kata dokter, kamu jangan sampai masuk angin."
"Baik. Terima kasih." Anatari sedikit terkejut mendengar Erland yang bicara lembut padanya.
"Ayo kita pergi!"
Mayang sangat senang. Keduanya pun pergi dengan mobil Mayang.
"Kamu tidak merasa mual?" tanya Anatari ketika mereka sudah selesai makan.
"Hanya pagi hari saja. Terutama saat aku mencium bau masakan yang ada bawang putihnya. Anak ini tak merepotkan aku."
"Jadikan aku ibu angkatnya jika dia lahir ya?"
Mayang tersenyum senang. "Tentu saja. Anak ini akan memanggil aku dengan sebutan ibu. Dan dia akan memanggil kamu dengan sebutan mami."
"Kok mami sih?"
"Soalnya Weda juga bilang kalau anak ini lahir maka anak ini harus memanggilnya dengan sebutan papi. Cocok kan? Papi Weda dan mami Ana."
Keduanya tertawa bersama. Anatari bangga melihat Mayang yang tegar.
"Kamu pulanglah. Tak perlu mengantar aku." kata Anatari saat keduanya keluar dari rumah makan ayam geprek itu.
"Tapi ini sudah malam."
"Kamu kan tahu kalau Bali tak pernah tidur. Lagi pula aku mau mampir ke suatu tempat. Salam buat nenek mu ya?"
Mayang mengangguk. Ia pun langsung naik ke atas mobilnya dan pergi.
Anatari tak mau Mayang tahu tempat tinggalnya. Ia pun menuju ke villa.
Begitu ia tiba, Anatari langsung ke ruang laundry. Ia tahu pakaian Erland sudah menumpuk dan ia bermaksud akan mencucinya.
Namun saat ia melihat keranjang pakaian kotor yang sudah kosong, gadis itu mengerutkan dahinya. "Kemana baju kotornya? Baju kotorku juga tak ada?" ia pun keluar dari ruang laundry dan Erland nampak sedang membuat kopi di dapur.
"Kamu sudah pulang?" tanya Erland dengan tatapan lembut.
"Iya. Eh, pakaian kotor mu ke mana?" tanya Anatari.
"Sudah di cuci oleh tukang cuci pribadi mamaku."
"Dan pakaian kotorku?"
"Punya mu juga. Mungkin besok akan diantar ke sini."
"Mengapa? Apakah aku tak akan mencuci pakaian mu lagi?" tanya Anatari tanpa bisa menahan rasa senangnya.
"Kamu kan baru saja keguguran. Butuh istirahat. Belum boleh masuk angin. Nantilah kalau kamu sudah pulih maka kamu akan mengerjakan semua pekerjaan di rumah ini."
Pret! Maki Anatari dalam hati. Ia kemudian tersenyum. "Aku mandi dulu ya?" Ia pun segera. Melangkah ke kamar. Walaupun kebebasan ini hanya sementara, setidaknya tangan Anatari akan beristirahat selama seminggu atau mungkin juga dua Minggu.
Selesai mandi dan berpakaian, Anatari langsung naik ke atas ranjang dan tidur. Tak lama kemudian ia mendengar suara langkah memasuki kamar. Lampu utama dipadamkan dan Erland yang menaiki ranjang.
Tangan Erland melingkar di perut Anatari. Perlahan ia menarik tubuh gadis itu agar semakin menempel padanya. Anatari menahan napas saat tengkuknya di cium oleh Erland.
*********
Apakah yang akan terjadi ?
Anatari sprtinya sdh mulai bisa menerima suami bule nya 😂😍😘🥰🫢
Dan apakah Erland jg sdh bisa menerima Anatari sijutek & judes hehehehe
Erland kn lok udh dkt kmu minta jatah Mulu lah ann kn kmu udh ksih ijin kan ...dgn senang hati lah dia minta jatah nya lgi...dan lagi...lah....😄😄🤭