Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 27
Karena sudah malam dan Hani belum mendengar kabar yang menghebohkan tentang seseorang yang dia anggap sebagai seseorang yang harus dia kalahkan dalam segala hal. Meskipun orang itu pernah menganggapnya sebagai seseorang yang sangat berarti baginya dengan nama sahabat. Namun Hani tidak pernah beranggapan sama dengan orang itu.
Hani bahkan beranggapan kalau orang itu sama sekali tidak berhak bahagia, tidak berhak mendapatkan apapun yang indah, tidak berhak memiliki keberuntungan. Pokoknya orang itu tidak berhak mendapatkan apapun yang membahagiakan di dalam hidupnya. Semua itu tidak pantas orang itu miliki. Harusnya memang hanya dia bahagia dan memiliki segalanya.
Kedengkian dalam hati Hani telah mendarah daging. Hingga dia tidak ingin orang tersenyum sedikitpun. Bahkan hanya ingin Rachel mengalami hari siall setiap hari dalam hidupnya. Sungguh orang yang tidak tahu terimakasih. Dia pikir kalau bukan karena Rachel dan ibunya, memangnya dia bisa pergi dari tempat yang tidak baik itu, dimana Hani dilahirkan.
Kenapa berita tentang Rachel tak kunjung dia dengar? apalagi alasannya kalau bukan karena apa yang diharapkan dan direncanakan oleh Hani itu memang tidak pernah terjadi. Sagara menyelesaikan semua itu untuk Rachel.
Hani yang sangat penasaran dengan apa yang terjadi. Pada akhirnya harus mencaritahu tentang semua itu sendiri. Saat suaminya sedang pergi ke minimarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan mereka karena besok akan pindah ke rumah ibunya Ravi. Hani diam-diam keluar dari apartemen. Dia mengendarai mobilnya menuju ke perusahaan Diamond Fashion Co.
Hani sudah menyiapkan sebuah alasan, kenapa dia bisa ke perusahaan itu. Dan alasan itu adalah kebetulan lewat setelah melihat butiknya. Cukup masuk akal sebenarnya. Karena memang butiknya berada di dekat perusahaan itu.
Tidak butuh waktu lama, mobil Hani berhenti tepat di depan Perusahaan. Dan kebetulan juga perusahaan itu sudah cukup sepi. Mungkin beberapa karyawan sudah banyak yang sudah pulang, tentu saja hanya ada beberapa karyawan yang mengambil lembur atau pekerjaan mereka baru selesai yang baru keluar dari perusahaan. Miss Anindita sangat perfeksionis. Jika pekerjaan belum selesai, jangan harap bisa pulang atau tercatat dalam lembur.
Di saat itu, Hani melihat salah seorang karyawan yang baru saja keluar dan sepertinya sedang menunggu taksi. Hani sengaja menghampiri karyawan itu untuk mengetahui apa yang ingin dia ketahui.
"Hai" sapa Hani dengan sangat ramah dan senyum lebar pada karyawan yang dia pernah lihat bersama Miss Anindita.
"Hai juga, eh... ini kak Hani kan. Yang punya butik Hani's Colection" kata karyawan itu sangat excited bertemu dengan seseorang yang di anggap sangat hebat dan mandiri seperti Hani.
Image yang dia bangun memang seperti yang itu. Tak heran karyawan itu sangat kagum padanya. Seperti kata pepatah 'sawang sinawang' yang terlihat belum tentu seperti uang sebenarnya. Kelihatannya Hani memang orang yang sangat ramah dan mandiri. Dia terlihat sangat baik ketika tersenyum. Tidak tahu saja, wanita bernama Hani itu adalah wanita yang sangat ambisius. Dia akan menghalalkan segala cara demi tujuannya. Senyum tulus itu, sama sekali tidak seperti yang terlihat.
"Biasa saja, aku kebetulan lewat. Mau pulang bersama, dimana rumahmu?" tanya Hani.
"Di perusahaan Mentari" jawab karyawan itu.
"Wah, kita satu arah. Ayo masuk" kata Hani.
Wanita itu tentu saja sangat senang. Dia masuk dan memperkenalkan dirinya pada Hani.
"Aku tidak menyangka bisa satu mobil dengan designer muda berbakat seperti kak Hani, namamu Anggi" kata wanita itu sangat senang.
"Salam kenal ya Anggi. Jangan memujiku begitu, semua yang bekerja di Diamond Fashion Co juga designer hebat. Kamu baru pulang? lembur ya?" tanya Hani berbasa-basi sebelum pada pertanyaan utamanya.
"Em, tidak juga kak Hani. Pekerjaanku belum selesai, makanya harus di selesaikan" kata Anggi.
"Oh iya, ketegasan Miss Anindita memang sudah terkenal ya dimana-mana. Sudah lama kerja dengan Miss Anindita? oh ya apa semua yang pergi ke Eropa itu sudah kembali? aku sangat kagum pada kalian, kalian bisa tour fashion begitu" kata Hani yang tentu saja harus terlihat senatural mungkin mengagumi Diamond Fashion Co.
"Begitulah, tapi pertanyaan mu terlalu banyak kak. Aku bingung jawab yang mana" kata Anggi.
Hani pun menoleh sekilas ke arah wanita yang duduk di samping kursi kemudinya itu.
'Astaga, sepertinya aku salah membawa orang masuk ke dalam mobilku. Pertanyaan seperti itu saja dia tidak mengerti, sial sekali sepertinya aku benar-benar melakukan sesuatu yang sia-sia, dia terlihat bodohh' ujar Hani dalam hati, dia cukup menyesal menegur Anggi dan mengajaknya pulang bersama untuk mendapat informasi.
Beruntung Anggi tidak mendengarnya, kalau tidak ucapan Mela di dalam hatinya itu akan sangat menyinggung Anggi.
"Oh begitu ya, maafkan aku. Pasti kamu lelah, masih di tambah aku bertanya banyak sekali. Aku sangat penasaran soalnya. Apa mereka yang tour fashion sudah pulang? masalahnya aku kemarin melihat salah satu dari designer Diamond Fashion Co yang pergi tour, tapi ada di mall" kata Hani yang mulai memancing ke arah Rachel.
Anggi pun akhirnya mengangguk paham.
"Oh iya kak, itu si Rachel..."
"Nah benar, namanya Rachel. Kenapa dia sudah kembali?" tanya Hani berpura-pura tidak tahu. Licik sekali dia.
Padahal sebenarnya kan yang membuat Rachel pulang dan menyalahi kontrak juga adalah Hani. Rachel pulang ke Indonesia dan meninggalkan fashion tour itu karena menerima kiriman undangan pernikahan Hani dan Ravi yang dulu masih kekasihnya.
Bagaimana bisa seseorang masih bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya sementara seseorang yang sangat dia cintai akan menikah dengan wanita lain. Justru semua masalah Rachel itu adalah rencana dan hasil perbuatan Hani.
Lantas dengan begitu santai dan tenang, Hani bertanya pada Anggi seolah dia tidak tahu apapun. Benar-benar wanita yang begitu licik.
"Rachel kembali karena dia menikah dengan orang kaya kak..."
Wajah Hani yang tadinya sangat antusias mendadak menjadi berubah kesal. Bukan jawaban itu yang ingin dia dengar. Rasanya Hani malah bertambah kesal mendengar apa yang Anggi katakan. Hani memang tidak pernah menyukai apapun hal baik yang terjadi pada Rachel.
'Bukan jawaban itu yang ingin aku dengar! menyebalkan!' batin Hani.
Tapi meski hatinya sangat kesal, Hani masih mencoba untuk tersenyum di depan Anggi.
"Benarkah?" tanya Hani berpura-pura tidak kesal dengan hal itu.
Anggi mengangguk dengan cepat.
"Iya kak, apa kamu tahu. Tadi pagi dia dan suaminya yang CEO hotel Meyer itu datang ke perusahaan..."
Semakin mendengarnya, rasanya Hani semakin kesal. Haruskah Anggi mengatakan dengan wajah yang sangat kagum seperti itu pada Rachel. Hani kesal sekali rasanya.
***
Bersambung...