NovelToon NovelToon
Godaan Kakak Ipar

Godaan Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Pembantu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda SB

Bagi Luna, Senja hanyalah adik tiri yang pantas disakiti.
Tapi di mata Samudra, Senja adalah cahaya yang tak bisa ia abaikan.
Lalu, siapa yang akan memenangkan hati sang suami? istri sahnya, atau adik tiri yang seharusnya ia benci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 - Lamaran

Sinar matahari menembus tirai kamar Senja yang sederhana. Gadis itu baru saja terbangun ketika ponselnya berdering dengan notifikasi pesan dari Samudra.

"Pagi, sayang. Kamu ada rencana hari Sabtu besok?"

Senja tersenyum membaca pesan itu sambil masih berbaring di tempat tidur. Jemarinya dengan cepat membalas. "Pagi, Mas. Nggak ada rencana kok. Kenapa?*

"Aku dapat undangan pernikahan teman SMP. Mau ikut? Tapi jangan bilang Luna."

Jantung Senja berdebar kencang. Samudra mengajaknya keluar? Ke acara pernikahan? Bukankah itu terlalu berisiko?

"Mas yakin? Bagaimana kalau ada yang kenal?" balas Senja cepat.

"Tenang. Ini teman lama dari luar kota. Mereka nggak kenal Luna. Lagipula, aku mau yang nemenin aku kamu, bukan dia."

"Kalau begitu, aku ikut. Aku senang bisa jalan sama Mas."

"Good. Sabtu pagi kita pergi. Pakai baju yang cantik ya. Aku mau semua orang lihat betapa beruntungnya aku.*

Pipi Senja memerah membaca pesan terakhir itu. Dia memeluk ponselnya dengan erat, hati dipenuhi kebahagiaan yang meluap-luap.

***

Hari Sabtu pagi, Senja sudah bersiap sejak jam enam. Dia mengenakan dress midi berwarna peach yang elegan dengan detail bordir di bagian dada, rambut dikuncir rendah dengan beberapa helai sengaja dibiarkan terurai membingkai wajahnya yang cantik. Makeup-nya natural hanya lip tint soft pink dan sedikit mascara yang membuat matanya terlihat lebih besar.

"Kamu cantik sekali," puji Samudra sambil membukakan pintu mobil untuk Senja seperti seorang gentleman.

"Terima kasih, Mas," jawab Senja sambil masuk ke dalam mobil dengan pipi yang merona.

Mereka berkendara menuju hotel berbintang lima di daerah K tempat resepsi pernikahan diadakan. Sepanjang perjalanan, Samudra sesekali melirik Senja yang duduk di sampingnya dengan senyum yang tidak bisa hilang dari wajah.

"Nervous?" tanya Samudra sambil memegang tangan Senja.

"Sedikit," jawab Senja jujur. "Ini pertama kalinya aku ikut Mas ke acara formal."

"Santai aja," kata Samudra sambil menggenggam tangan Senja lebih erat. "Kamu bersamaku. Tidak ada yang perlu ditakutkan."

Ketika sampai di hotel, Samudra dengan percaya diri menggandeng tangan Senja memasuki ballroom yang sudah dipenuhi tamu undangan. Dekorasi pernikahan yang mewah dengan tema white and gold membuat suasana terlihat sangat elegan.

"Samudra!" seru seorang pria yang langsung menghampiri. "Bro, lama banget nggak ketemu!"

"Dimas!" Samudra memeluk temannya itu dengan hangat. "Selamat ya. Akhirnya nikah juga."

"Thanks, Bro," Dimas melirik Senja yang berdiri di samping Samudra. "Ini... Luna?"

"Bukan," jawab Samudra dengan santai sambil merangkul pinggang Senja. "Ini Senja. Istriku."

Kata istriku membuat jantung Senja hampir copot. Dia menatap Samudra dengan mata yang sedikit membelalak, tapi pria itu hanya tersenyum tenang.

"Oh, maaf," Dimas terlihat sedikit bingung. "Aku pikir kamu nikah sama Luna."

"Long story," jawab Samudra dengan senyum tipis. "Nanti aku cerita. Sekarang kamu nikah dulu. Jangan bikin mempelai wanita nunggu."

Dimas tertawa dan kembali ke pelaminan. Senja menarik lengan Samudra dengan panik.

"Mas, kenapa Mas bilang aku istrimu?" bisiknya dengan suara pelan.

"Karena aku mau mereka kenal kamu sebagai istriku," jawab Samudra sambil menatap mata Senja dengan serius. "Aku tidak mau menyembunyikan hubungan kita lagi."

"Tapi..."

"Trust me," potong Samudra sambil mengecup kening Senja dengan lembut, tidak peduli ada tamu lain yang melihat. "Everything will be okay."

Sepanjang acara, Samudra memperkenalkan Senja sebagai istrinya pada semua teman-teman lamanya. Tidak ada yang mempertanyakan lebih lanjut karena memang mereka tidak kenal Luna. Senja yang awalnya nervous perlahan-lahan mulai enjoy dengan perannya.

"Istrimu cantik banget, Ren," puji seorang teman wanita Samudra. "Dan keliatan banget dia sayang sama kamu."

"Aku yang lebih sayang," jawab Samudra sambil menatap Senja dengan mata yang penuh cinta.

Acara berlangsung dengan meriah. Mereka makan bersama, foto-foto dengan mempelai, bahkan menari bersama ketika ada sesi dansa untuk para tamu. Samudra memegang pinggang Senja dengan lembut sementara Senja melingkarkan tangannya di leher pria itu.

"Terima kasih sudah mau ikut," bisik Samudra sambil mereka bergoyang pelan mengikuti irama musik slow.

"Sama-sama, Mas," bisik Senja. "Aku senang bisa begini sama Mas. Rasanya... seperti kita beneran suami istri."

"Kita akan jadi suami istri beneran," kata Samudra dengan serius. "Aku janji."

Senja menatap mata Samudra dengan tatapan yang penuh pertanyaan, tapi sebelum dia sempat bertanya, lagu sudah selesai dan mereka harus kembali ke meja.

Acara selesai sekitar pukul delapan malam. Samudra tidak langsung mengajak Senja pulang. Mereka berkendara menuju kawasan A yang relatif sepi di malam hari.

"Kita mau kemana, Mas?" tanya Senja dengan penasaran.

"Ada tempat yang mau aku tunjukkan," jawab Samudra sambil tersenyum misterius.

Mereka berhenti di area parkir yang menghadap langsung ke laut. Samudra turun dan membukakan pintu untuk Senja, kemudian menggandeng tangannya berjalan menuju tepi pantai yang sepi.

Bulan purnama bersinar terang di langit yang cerah, memantulkan cahaya keperakan di atas permukaan air laut yang tenang. Angin laut berhembus sejuk, membawa aroma asin yang khas. Suara ombak yang berdebur pelan menciptakan latar musik yang sempurna untuk momen romantis.

"Indah ya," kata Senja sambil menatap pemandangan laut di malam hari.

"Sangat indah," jawab Samudra sambil menatap Senja, bukan pemandangan. "Tapi tidak seindah kamu."

Senja tertawa kecil. "Mas jadi gombal sekali hari ini."

"Bukan gombal," kata Samudra sambil memutar tubuh Senja agar menghadap ke arahnya. "Itu fakta."

Mereka berdiri berhadapan dalam jarak yang sangat dekat. Tangan Samudra memegang kedua tangan Senja dengan lembut, merasakan kehangatan yang mengalir di antara mereka.

"Senja," panggil Samudra dengan suara yang serius.

"Ya, Mas?"

"Hari ini aku memperkenalkan kamu sebagai istriku," kata Samudra sambil menatap mata Senja dengan intens. "Dan aku sadar, aku ingin itu jadi kenyataan. Aku ingin kamu beneran jadi istriku."

Jantung Senja berdebar sangat kencang. "Mas..."

Samudra berlutut di atas pasir pantai, masih memegang kedua tangan Senja. Posisi yang sangat familiar, posisi seorang pria yang akan melamar.

"Senja," katanya dengan suara yang bergetar, "maukah kamu jadi istri keduaku?"

Pertanyaan itu menggantung di udara malam, diiringi suara ombak yang terus berdebur. Senja merasakan dadanya sesak, air mata mengalir di pipinya. Dia sudah menduga akan ada pertanyaan ini, tapi ketika benar-benar terjadi, perasaannya jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan.

"Mas..." bisiknya dengan suara yang bergetar.

"Aku tahu ini bukan lamaran yang sempurna," lanjut Samudra dengan mata yang juga berkaca-kaca. "Aku tidak bisa menawarkan status istri pertama seperti yang seharusnya kamu dapatkan. Tapi aku janji, aku akan memperlakukan kamu dengan sebaik mungkin. Aku akan usahakan untuk ceraikan Luna secepatnya supaya kamu bisa jadi istri satu-satunya."

"Tapi Mas bilang di keluarga Mas tidak ada perceraian," kata Senja sambil menangis.

"Ada caranya," jawab Samudra. "Aku akan cari caranya. Yang penting sekarang, aku mau kamu jadi bagian resmi dari hidupku. Aku mau anak yang kita punya nanti punya status yang jelas. Aku mau kamu tidak perlu bersembunyi lagi."

Senja menatap wajah Samudra yang terlihat sangat tulus dan penuh harapan. Pria ini menawarkan status istri kedua, sesuatu yang mungkin dianggap tidak sempurna oleh banyak orang. Tapi bagi Senja, ini adalah kesempatan untuk bersama dengan pria yang dicintainya secara legal.

"Mas..." Senja terduduk di pasir berhadapan dengan Samudra yang masih berlutut. "Ini terlalu berat untuk aku putuskan sekarang."

"Aku mengerti," kata Samudra sambil mengusap air mata di pipi Senja dengan ibu jari. "Aku tidak minta kamu jawab sekarang. Pikirin dulu baik-baik. Aku akan menunggu jawaban kamu."

Mereka terdiam dalam posisi itu, Samudra berlutut dan Senja terduduk di hadapannya, tangan saling bertaut, dikelilingi oleh suara ombak dan cahaya bulan yang romantis namun dipenuhi dengan pertanyaan yang sangat berat.

"Tapi Senja," kata Samudra sambil menatap mata gadis itu dengan sangat serius, "aku mau kamu tahu satu hal."

"Apa, Mas?"

"Apapun keputusan kamu," bisik Samudra dengan suara yang penuh keyakinan, "aku tidak akan menyerah untuk menjadikan kamu istriku. Entah sebagai istri kedua atau suatu hari nanti sebagai istri satu-satunya, kamu adalah wanita yang akan aku nikahi.

1
Ariany Sudjana
halo Luna, kamu Amnesia yah? merasa masih jadi istrinya Samudra?kalau memang masih jadi istrinya, kenapa kamu ga pernah perhatian sama suami kamu? malah kamu sibuk selingkuh sama Arjuna? kamu belum tahu saja kalau kamu dibohongi sama Arjuna
Ariany Sudjana
terima saja Luna, kamu sudah ditinggal Samudra, dan jangan harap senja akan mau kamu kendalikan. jadi ini hasil perbuatan kamu
Ariany Sudjana
kalau kata saya, senja kirim foto ke Luna, akan menambah masalah. kalau saya inginnya Luna yang tahu dengan sendirinya kalau Samudra sudah menikah lagi dengan senja, jadi infonya bukan berasal dari senja
Ariany Sudjana
semoga samudra langsung urus perceraian dengan Luna, dan menikah dengan senja, jadi status senja juga jrlas, sebagai istri satu-satunya samudra
Ariany Sudjana
kalau saya yah, lebih suka samudra cerai sama Luna dulu, apalagi senja sudah punya foto perselingkuhan Luna dan Arjuna, kalau sudah beres, baru senja menikah sama senja. aku sih ga suka yah, kalau senja hanya jadi istri kedua samudra, karena senja terlalu baik, harus jadi istri satu-satunya samudra
Ariany Sudjana
Luna egois sekali, inginnya dibela terus sama samudra, padahal Luna sendiri yang ga mau punya anak. jadi jangan salahkan samudra kalau akhirnya Luna ditinggal
Ariany Sudjana
salah kamu sendiri Luna, yang ga mau hamil, karena takut badan rusak. ya jelas keluarga samudra sudah ga respect sama kamu. ini mereka belum tahu saja kamu selingkuh dari samudra, kalau mereka tahu, habis kamu Luna
Ariany Sudjana
senja cerdas dan bermain cantik, sampai tiba saatnya semua bukti dikeluarkan dan Luna ga bisa berkutik
Ariany Sudjana
pas luna bilang kalau senja masih mau kerja di rumah, jangan bahas soal ayah lagi. harusnya senja jawab aku ga mau kerja di rumah ini lagi, kalau senja berani jawab seperti itu, ingin tahu jawabannya Luna seperti apa. sayangnya bukan itu jawaban senja
Ariany Sudjana
kapan yah samudra bisa tahu Luna selingkuh? supaya status Luna dan samudra juga jadi jelas, dan samudra bisa tahu apa penyebab Luna ga mau punya anak selama ini. tapi tolong jangan ada Luna menyiksa senja lagi, ga tega dan jangan ada Luna menjebak samudra pakai obat perangsang, supaya cerita ga muter-muter
Ariany Sudjana
bagus samudra, harus tegas sama Luna, karena semua hanya modus. aduh, kapan yah samudra tahu yang sebenarnya, kalau Luna selingkuh sama Arjuna? supaya jelas, dan samudra harus melindungi senja juga, supaya tidak jadi sasaran kelicikan Luna dan Arjuna
Ariany Sudjana
semoga samudra lekas tahu bahwa Luna selama ini selingkuh dari samudra, dan selama ini hanya ingin harta samudra saja. dan setelah samudra tahu yang sebenarnya, jangan sampai senja yang jadi sasaran Luna, kasihan senja dan samudra, ga tega lihatnya selalu jadi sasaran kemarahan Luna , yang sudah ga waras
Ariany Sudjana
eh Luna udah gila yah, yang buat samudra jadi ilfil kan Luna juga, selama ini ga mau melayani samudra, bahkan suami sakit, Luna milih jalan-jalan ke Bali, sama selingkuhannya. yang urus samudra sampai sembuh ya senja sendiri. jadi jangan salahkan senja dong. ini samudra belum tahu istrinya selingkuh, kebayang kalau tahu, seperti apa reaksinya samudra
Ariany Sudjana
bagus samudra, jangan mau masuk dalam jebakan Luna, dia tidak mencintaimu, hanya ingin harta saja, dan sekarang dia butuh 500 JT itu. dan di hati Luna hanya ada Arjuna , pasangan selingkuhnya
Ariany Sudjana
Luna juga kan selingkuh, jadi maling jangan teriak maling dong
Ariany Sudjana
saya sih ga salahkan senja atau samudra yah, kalau Luna bisa menghormati samudra selaku suami, mungkin ga akan terjadi. tapi Luna juga malah selingkuh, belum tahu saja Luna, kalau dia juga hanya dimanfaatkan saja sama selingkuhannya
Ariany Sudjana
di rumah ada cctv kan? coba samudra lihat kelakuan Luna terhadap senja, kalau Luna pas di rumah
Ariany Sudjana
semoga saja Dewi bisa menemukan dengan siapa Luna di restoran itu, dasar Luna bodoh, belum sadar hanya dimanfaatkan sama Arjuna
Bunda SB: namanya juga cinta kak🤭
total 1 replies
Ariany Sudjana
samudra harusnya jujur sama mama kandungnya, jangan takut nanti irang tuanya akan membenci Luna. kan memang selama ini Luna yang ga mau punya anak? kalau memang nanti orang tuanya samudra jadi benci sama Luna, ya itu urusan Luna
Ariany Sudjana
semoga samudra bisa melindungi senja, karena Luna begitu jahat dan licik, dan kalau Luna tahu apa yang terjadi selama dia di Bali, pasti senja akan disiksa habis sama Luna
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!