NovelToon NovelToon
Gara-Gara COD Cek Dulu

Gara-Gara COD Cek Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Basarili Kadin

Berawal dari pembelian paket COD cek dulu, Imel seorang guru honorer bertemu dengan kurir yang bernama Alva.
Setiap kali pesan, kurir yang mengantar paketnya selalu Alva bukan yang lain, hari demi hari berlalu Imel selalu kebingungan dalam mengambil langkah ditambah tetangga mulai berisik di telinga Imel karena seringnya pesan paket dan sang kurir yang selalu disuruh masuk dulu ke kosan karena permintaan Imel. Namun, tetangga menyangka lain.

Lalu bagaimana perjalanan kisah Imel dan Alva?
Berlanjut sampai dekat dan menikah atau hanya sebatas pelanggan dan pengantar?

Hi hi, ikuti aja kisahnya biar ga penasaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Basarili Kadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan Pak Ardi

Pagi ini cuaca sangat mendukung sekali, cerah, sinar mentari menghangatkan, bahkan langit pun seakan tersenyum ke arahku.

Seperti biasa Gian sudah datang memberikan lauk untukku, dia tidak pernah absen sekalipun aku libur.

"Teh, sekarang sama tempe goreng dan ayam ya, gapapa," ujarnya seraya masuk.

"Katanya gak boleh yang digoreng-goreng," kataku memanyunkan bibir bawah.

"Gapapa lah tempe mah, abis bingung mau diapain."

"Terus ayamnya?"

"Dipepes lah, Teh.

"Emh, yaudah."

Aku pun beranjak mengambil nasi dan membuka lauk darinya.

"Gian, boleh gak kalau pengen kerupuk sama sosis, please!" ucapku memohon dengan mata yang manja.

"No, big no!"

"Kok, gitu sih!"

"Teteh boleh minta yang lain kyk sayur atau buah, boleh. Asal jangan sosis ma kerupuk dulu untuk saat ini, kapan-kapan deh. Permen juga gak boleh," ujarnya panjang lebar.

"Hmmm." Aku berdehem karena kesal, rasanya aneh makan cuma itu-itu aja.

Kalian tahu, sekalipun aku bisa makan siang dan malam, makanannya harus aku foto, bedanya aku yang beli sendiri.

Pernah pas siang aku makan di sekolah sama gorengan dan jajanan yang pedas, dia marah sampai tidak ngomong seharian.

"Jangan gitu dong, Teh. Ini sengaja itung-itung nyembuhin kondisi teteh, lah. Sudah ah, jangan gitu. Ini aku kasih yoghurt biar mood teteh baik."

"Hemmmh." Dehemku karena malas menggubris.

Sepertinya dia kebingung dengan raut wajahku yang masam, tapi aku tidak peduli dan bahkan makan di hadapannya. Bodo amat, sekarang sudah gak malu dilihatin meskipun makan di hadapannya.

"BTW, kalungnya bagus juga euy," pujinya seketika membuatku melihat ke arah dada.

"Emh, ini ... apa ... emh." Aku kebingungan menjawab.

"Lah, apa ham hem ham hem gitu. Teteh dikasih seseorang, ya," ledeknya sambil menunjuk ke arahku diikuti tawa yang meledek banget.

"Ih, apa sih. Ini mah beli sendiri."

"Gak percaya, kayak tau aja toko mas di sini di mana," ujarnya membuatku bingung beralasan.

"Lah, ini mah bawa dari rumah!" bantahku.

"Yakin, dari rumah. Kenapa gak dipake dari kemarin? Kan sama aja."

"Ish, apa sih. Emang ini beli dari rumah."

"Iya-iya dari rumah, nanti juga kebuka sendiri alasannya. Gak usah bohong sama aku ya, Teh," ucapnya mendekatkan wajahnya ke arahku, tetapi ini meledek.

"Teteh lusa mau pulang," kataku mengalihkan pembahasan.

"Kenapa?" tanyanya antusias.

"Ada sedikit trouble, jadi harus pulang."

"Ke sininya lagi kapan?"

"Gak tahu, tapi gak akan lama."

"Hemmm." Dia hanya menjawab tanpa kata, mungkin karena tidak ingin ditinggalkan.

Daripada banyak percakapan, aku buru-buru saja menghabiskan makanan, rasanya semangat sekali untuk hari ini. Entah karena diberi surprise oleh Alva atau karena aku yang jatuh hati? Tapi jatuh hati tidak boleh terjadi.

Aku memang bingung dengan hubungan ini, tapi aku juga harus keluar dari zona nyaman ini, aku harus berani mencoba menjalin hubungan meski tidak tahu akhirnya, tetapi jalani saja dulu.

Aku juga harus berani mengambil keputusan sendiri tanpa harus diatur-atur orang lain, karena jujur saja itu membuatku tertekan.

***

Setelah sampai di sekolah, aku kini tidak takut lagi dengan Pak Ardi. Rasanya terserah saja mau dia bilang apa dan melakukan tindakan apa untuk mendekati, selagi tidak membahayakan aku ya sudah terserah karena sekarang aku punya Alva meski masih belum yakin, tapi jalani saja.

"Pagi, Bu." Aku disambut pertama kali oleh Pak Ardi di depan pintu kantor. Sudah biasa, dia selalu menyambutku lebih dulu.

Bu Arini pun tersenyum ke arahku, aku membalas senyumannya. Saat ini aku akan belajar untuk tidak terlalu ketus dan marah-marah, tetap enjoy, tenang, damai, lepaskan beban sejenak, dan nikmati hari dengan bersenang-senang.

Hidupku terlalu berharga jika harus hidup dengan kesia-siaan, penuh tekanan, atau tidak merasakan bahagia. Aku berharga dan aku harus bahagia.

"Ceria banget ih, si ibu hari ini," celetuk Bu Mila saat aku masuk.

"He he, enggak ah, Bu. Sama aja kok begini," sahutku.

"Ih, Bu Rin. Beneran beda kan, ya Bu Mey hari ini?" tanyanya memastikan ke Bu Arini.

Jangan heran, namaku di sini kadang diplesetkan menjadi Mey. Jadi, kadang Mey kadang Mel, atau kadang ada yang memanggil adik karena di sini paling kecil dan paling muda, tergantung orang yang memanggil saja.

"Bener ih, Bu Mil. Berasa beda aja gitu kayaknya sekarang. Jangan-jangan ...." Bu Arini tiba-tiba melihat ke arah Pak Ardi dengan menaik turunkan alisnya.

Pasti dia mengira kalau aku sedang ada sesuatu dengan Pak Ardi, padahal mah bukan. Ya kali Pak Ardi bakal se-exited Alva, tah dia kan gak punya perasaan ke aku. Dia cuma segera menikah. Aku tidak mau jika harus menikah dengan orang yang sudah siap menikah tetapi bukan kita yang dicintainya.

"Gak tau, tuh Bu. Mungkin hatinya sudah luluh sama saya kali, ya." Pak Ardi membalas dengan senyumnya, tetapi telingaku yang mendengarnya rasanya ingin tutup dulu untuk sementara ketika ngobrol dengan Pak Ardi.

"Engga, Kok. Biasa aja," timpalku beranjak duduk dan tidak melihat ke arah mereka lagi.

***

Bel istirahat sudah berbunyi dan aku kembali ke kantor setelah mengajar di kelas 12 IPS, terlalu menguras energi mengajar di kelas 12. Bukan karena mereka berisik, melainkan mereka selalu banyak tanya hal yang tidak penting tentangku sehingga membuatku marah, bukan marah meledak-ledak melainkan suaraku semakin tinggi ketika berbicara.

Ketambah murid perempuannya yang selalu bikin gosip, bisa-bisa aku marah di kelas karena banyak pertanyaan tidak penting dari mereka pun, mereka obrolkan dengan yang lain, tapi aku tidak peduli. Wajar dong aku marah kalau yang ditanyakannya ini ....

"Ibu kapan nikah?"

"Ibu punya pacar gak?"

"Cantik-cantik kok jomblo."

"Daripada gak ada yang dekatin, mending sama saya aja, Bu."

"Sama saya juga bisa kok."

"Saya juga."

"Awet muda, masih cocoklah sama saya pun."

"Lokasinya di mana Bu, bentar lagi saya lulus. Biar sekalian aja lamaran gitu."

Jujur saja aku muak mendengar pertanyaan dan penyataan itu, dan itu semua yang menanyakannya laki-laki, tidak semuanya tetapi sebagian. Sedangkan yang perempuan ribut bersorak sorai.

Memangnya umur 27 belum nikah itu seperti aib, ya? Mereka itu sebenernya meledek atau memuji? Aku tidak yakin jika itu memuji.

"Bu, baru selesai ya dari kelasnya?" tanya Pak Ardi yang sedang duduk di kursinya.

"Iya, Pak."

"Ternyata banyak yang suka sama ibu ya murid-murid juga," ujar Pak Ardi.

"Lah, kata siapa? Engga kok," jawabku sembari berjalan ke mejaku.

"Selama ibu masuk seminggu di sini, mereka sudah pada bilang naksir. Bagaimana saya gak iri dan cemburu tah kalau ada orang lain yang naksir," celetuknya membuatku menoleh ke arahnya setelah sedari tadi fokus ke pulpen dan buku.

"Maksudnya?"

"Saya suka sama ibu, bukan karena hanya ingin buru-buru menikah. Saya ingin lamar ibu, terserah mau itu nikahnya cepat atau pun lambat."

"Tapi kemarin bilangnya ...."

"Hanya mengetes saja, kamu tipikal orang keras kepala, punya prinsip, tetapi masih mudah diatur dan saya suka."

"Apa!"

1
Bonsai Boy
Jangan menunda-nunda lagi, ayo update next chapter sebelum aku mati penasaran! 😭
Hiro Takachiho
Gak sabar nih baca kelanjutannya, jangan lama-lama ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!