Sahara, si arwah penasaran yang sekarang sudah menjadi pendamping keluarga Darmawan masih harus terus berperang melawan para jin dan manusia yang masih ingin mengganggu keluarga itu.
Tapi sekarang dia tidak hanya di temani Rukmini atau Gandra saja, ada dua anaknya yang merupakan algojo yang mendampingi Dimas dan Kania yang terikat perjodohan darah. mereka adalah Argadana dan Anggadana.
Bintang dan Galuh juga masih terus membantu anak anak mereka agar bisa hidup dengan tenang dalam masa penyatuan perjodohan itu.
mampukah Sahara dan kedua anaknya melindungi keluarga Darmawan terutama Dimas dan Kania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tersedak ular
"Kang Danang sedang apa?" tanya seorang perempuan yang begitu di kenali Danang
"Eh.. Non Alisha, ini non, saya sedang bantu bi Mirah membersihkan sisa tulang untuk di buang" Jawa Danang
"Rajin sekali kang Danang, ini sudah malam loh, istirahat kang" ucap Alisha
"Iya non, sebentar lagi juga selesai" jawab Danang
"Kenapa tiba tiba Alisha menyapaku ya, apa peletku berhasil mengenai hatinya" batin Danang merasa senang
"Kang Danang sudah makan?" tanya Alisha
"Be.. Belum non, nanti saja kalau semuanya sudah pada pulang" jawab Danang gugup karena jantungnya terus berdetak kencang setiap kali di dekat Alisha
"Alisha ambilkan ya, kang Danang tidak boleh sakit, nanti Alisha suapi juga" bujuk Alisha
Prang.
"Astaga! Maaf non, saya terkejut" ucap Danang semakin gugup sampai sampai dia memecahkan gelas yang dia pegang.
"Kenapa gugup begitu kang, nggak apa apa ko, tunggu di belakang ya kang, nanti Alisha bawakan makanannya" bisik Alisha mengusap pipi Danang yang sudah mulai berkeringat dingin
Saat Alisha pergi, Danang langsung lemas karena dia tidak kuat lagi menahan kegugupannya, dia senang tapi dia juga tidak menyangka kalau ilmu pelet yang dia pelajari dari Gatra berhasil membuat Alisha tunduk padanya.
"Akhirnya, kau bisa memilikimu Alisha, aku akan bawa kamu pergi dari sini" gumam Danang segera membersihkan pecahan gelas itu dan menuju ke Halaman belakang untuk menunggu Alisha. Dia juga merapikan penampilannya agar Alisha semakin terpesona.
"Kang..." panggil suara lembut itu membuat Danang semakin tersenyum bahagia
"Iya non, disini"
"Ini, Alisha sudah bawakan nasi dan daging ayam, ada sayur sop juga, makan ya, mau di suapi?" tanya Alisha memberikan sepiring nasi dan segelas air pada Danang
"Tidak perlu non, nanti saya malah pingsan karena gugup" jawab Danang
"Kang Danang bisa saja" balas Alisha bergeser sampai tubuh mereka saling menempel
"Non Alisha mau di suapi?" tanya Danang
"Alisha sudah makan, tapi Alisha minta kerupuknya saja ya" Jawab Alisha hanya di balas anggukan saja oleh Danang yang menyuapkan nasinya dengan tangan gemetar karena sekarang Alisha bersandar di bahunya sambil memainkan kancing kemeja yang di pakai Danang.
"Kang, kang Danang punya keluarga?"
"Tidak ada non, saya hanya sebatang kara, tapi saya punya guru, dia jauh di Kalimantan" jawab Danang
"Oh, terus kalau kang Danang mau ketemu guru kang Danang, kang Danang harus naik pesawat dong?" tanya Alisha
"Tidak non, saya paling naik kapal laut, kalau naik pesawat terlalu mahal"
"Alisha boleh ikut?"
"Non Alisha mau ikut saya ke sana?" tanya Danang berbinar
"Mau, asal sama kang Danang Alisha mau" jawab Alisha
"Akhirnya, tapi kita tidak bisa pergi terang terangan, pasti ketahuan, harus sembunyi sembunyi" bisik Danang
"Tapi Alisha mau sama kang Danang terus, kalau jauh itu berat karena rindu" goda Alisha
"Non Alisha bisa saja, saya jadi semakin suka"
Cup.
Tiba tiba saja Danang dengan berani mengecup pipi Alisha dengan sedikit malu-malu karena dia baru pertama kali melakukan itu pada seorang perempuan.
"Ih... Kang Danang genit, nanti kalau mas Gading kesini bagaimana" manja Alisha menyembunyikan wajahnya di punggung Danang yang sekarang sudah selesai makan.
"Terima kasih ya, akang sekarang sudah kenyang"
"Akang tidak mau hidangan penutup?" tanya Alisha tiba tiba membuka kancing kemeja Danang
"Ma... Makanan penutup apa Non?" gugup Danang
"Susu misalnya, atau mau serabi legit?" tanya Alisha mengedipkan matanya
"Ta.. Tapi non, saya takut ketahuan" bisik Danang juga mulai merangkul pinggang Alisha
"Tapi Alisha mau" rengek Alisha
"Kalau begitu kita ke kamar saya saja ya non, non bebas peluk saya di sana" jawab Danang
"Ayo, tinggu Alisha mau tutup pintu dapur dulu" balas Alisha
"Saya senang karena non, akhirnya memilih saya" ungkap Danang tak sabar ingin segera memeluk Alisha dengan bebas.
Ceklek.
"Mari masuk non" ajak Danang menuntun Alisha lalu mengecup tangannya ketika mereka masuk ke kamar Danang.
"Maaf ya berantakan, soalnya dari tadi saya sibuk di luar" ucap Danang
"Di sini nyaman ko kang, bisa rebahan dengan bebas dan yang paling penting tidak akan ada ranjang yang berdecit, berbisik" jawab Alisha
Tanpa aba aba, Danang langsung memeluk Alisha dan mengecup pipi dan keningnya.
"Saya mencintai non Alisha, sudah sejak lama karena non Alisha selalu baik pada saya dan juga sangat perhatian pada pekerja di sini" ungkap Danang mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir Alisha hingga...
Huek. Huek.
"Kang Danang Kenapa?" tanya Alisha khawatir
"Tenggorokan ku gatal sekali non, mungkin terlalu banyak makan gorengan" ucap Danang
"Aakhhhh, aduh, kenapa seperti ada yang bergerak di leher saya ya non" ucap Danang mulai khawatir
Danang duduk di pinggir kasurnya, dia mengusap lehernya terus menerus karena merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari tenggorokannya.
Huek. Huek.
"Aakhh apa itu Kang?" pekik Alisha saat Danang menarik sesuatu yang panjang dari dalam mulutnya.
"Ular!" panik Alisha segera mundur
Danang terus berusaha mengeluarkan ular yang cukup berat dan panjang itu dari dalam tenggorokannya, dia juga terus meminta Alisha untuk menjauh agar tidak tergigit ular itu.
"Hiks.. Kang, Alisha takut" rengeknya
"Aahhkkkkmhhkkk"
Hingga lima menit kemudian, Danang berhasil mengeluarkan ular itu dari mulutnya, seekor ular sanca yang berukuran cukup besar dan panjang hampir empat meter.
"Siapa yang sudah mengirimkan teluh padaku" gumam Danang yang nafasnya terasa sesak karena terus berusaha mengeluarkan ular itu.
"Enak tidak kang ularnya?" tanya Alisha tiba tiba
"Maksud non Alisha apa? Itu bukan makanan" ucap Danang
"Itu dari Alisha kang, balasan karena akang sudah buat keluarga Alisha hampir hancur" jawabnya
"Hihihihi"
"Apa! Ka... Kamu bukan Alisha, siapa kamu?" tanya Danang
"Aku adalah algojo mu Danang" jawab Alisha yang tiba tiba berubah jadi sosok perempuan berpakaian putih panjang, dengan rambut yang menjuntai sampai ke lantai, dan jangan lupakan kukunya yang panjang berwarna hitam.
"Ha...hantu! Hantu!' panik Danang
"Jangan takut Danang, aku akan bungkus kamu dengan cepat, tidak akan ada yang tahu karena Sahara akan bungkus kamu pakai kertas premium, bekas alas gorengan di warung Ninih" ucap Sahara yang sejak tadi terus menyamar dengan Alisha untuk menangkap Danang.
"Hihihi.. Aku mau makan Danang, bayiku lapar" bisik Sahara
semangat othor/Determined/