Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32 - Ide Rasti
Ciuman yang dilakukan Yuda dan Rasti begitu intens. Keduanya juga tak lupa saling menyentuh tubuh satu sama lain.
Sampai tibalah Rasti berada pada posisi duduk di atas pangkuan Yuda. Dia bisa merasakan ada benda yang sudah keras dari balik celana Yuda. Rasti lantas melepaskan tautan bibirnya dari mulut Yuda.
Rasti tidak mengatakan apapun, tapi dia malah tertawa geli.
"Kenapa? Kok tiba-tiba ketawa?" pungkas Yuda sambil mengerutkan dahinya.
"Punyamu udah keras," ungkap Rasti yang lalu lanjut terbahak.
Mendengar itu, Yuda langsung mendudukkan Rasti ke kursi sebelah. lidahnya berdecak kesal.
"Mau aku bantuin? Pakai tangan aja tapi ya," tawar Rasti.
"Dih! Enggak! Kamu di tubuh bocil gitu," tolak Yuda. Wajahnya tampak memerah padam.
Rasti hanya bisa tergelak geli. Membuat Yuda lantas geleng-geleng kepala.
Hening sempat menyelimuti suasana. Hanya ada suara tawa Rasti yang perlahan terhenti.
"Mengenai Ifa, apa ada sudah kabar terbaru?" cetus Rasti.
"Aku belum ada mendengar kabar dari polisi sampai sekarang. Dan itu sangat aneh menurutku. Karena sudah ada sekitar tiga gadis yang hilang lagi," sahut Yuda.
"Aku yakin pelakunya Rudi. Dia pasti berkeliaran sekarang. Entah bagaimana caranya, tapi itulah yang terjadi. Orang sepertinya harusnya di hukum mati sejak awal!" ujar Rasti sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia menyesal karena tidak menuntut Rudi dengan hukuman mati saat hidup sebagai Farah dulu.
Yuda mengenggam tangan Rasti. "Kita akan membalasnya. Tapi untuk sekarang, kita harus mencarinya."
"Ayo kita minta bantuan Irfan!" usul Rasti.
"Maaf sebelumnya, Sayang. Tapi Irfan jadi salah satu polisi yang aku curigai. Jadi sekarang aku memilih bekerjasama dengan detektif swasta," tanggap Yuda.
Pupil mata Rasti membesar. "Apa?"
Yuda mengangguk. "Aku sedang berusaha mencari nama-nama polisi yang terlibat dengan Rudi sekarang," ungkapnya.
Bersamaan dengan itu, ponsel Yuda berdering. Ia mendapatkan telepon dari Harry. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengangkat telepon tersebut.
"Ada apa, Harry?" tanya Yuda.
"Aku sekarang berhasil menemukan Rudi! Aku mengikutinya dan tahu tempat dimana dia tinggal!" seru Harry dari seberang telepon.
"Benarkah? Dimana?" Yuda jadi bersemangat.
"Tempatnya berada di puncak. Dia tinggal di rumah yang tampak seperti villa."
"Kirimkan alamatnya padaku!"
"Baiklah. Apa kau akan lapor polisi?"
"Tidak. Justru itu bunuh diri. Aku akan menyerangnya dengan caraku."
"Tapi dia penjahat yang berbahaya!"
"Aku tahu. Terima kasih infonya. Aku akan mengirimkan bayaranmu lewat rekening."
"Tapi--"
Yuda memutuskan panggilan telepon lebih dulu. Saat itulah Rasti langsung menanyakan apa yang terjadi. Yuda lantas memberitahu Rasti semuanya.
"Kita harus ke sana!" imbuh Rasti.
"Tidak! Aku saja yang ke sana. Kau sebaiknya pulang ke rumah," balas Yuda tak setuju.
"Yuda! Dia sudah membunuhku! Biarkan aku membantu!" pinta Rasti.
"Tapi kau ditubuh gadis remaja sekarang. Dan dia sangat suka gadis remaja!" kata Yuda.
Rasti terdiam seribu bahasa. Bukan karena dia merasa tertohok, melainkan karena mendapatkan ide bagus untuk menjebak Rudi.
"Aku punya ide, Yud..." ucap Rasti.
"Apa?" Yuda menuntut jawaban. Ia memperhatikan ekspresi Rasti yang terlihat serius sekali. Seolah bisa mengerti jalan pikiran sang istri, dia seolah paham dengan pikiran gadis itu
"Jangan bilang kau mau.... Enggak! Aku nggak setuju. Itu bahaya!" Yuda menduga Rasti akan menjebak Rudi dengan mendekatinya secara sengaja. Mengingat Rudi sangat suka gadis remaja.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁