[SEDANG DIREVISI] S2 nya silakan baca—{Menikahi Mantan Dewa Tertinggi} generasi anak Fu Chan Yin.
Dia menjadi istri surga sang Raja Neraka
Sebelumnya, Fu Chan Yin merupakan agen termuda zaman modern. Tiba-tiba berpindah dimensi ke zaman kuno yang membutuhkan energi spiritual untuk bertahan hidup. Sebagai pewaris esensi delapan dewa-dewi, dia menjadi yang disegani di dunia langit. Dan hidupnya telah ditakdirkan menjadi bintang phoenix sang Raja Neraka, Xiu Jichen.
Pria itu masih ras iblis yang dingin, sombong, kuat dan mendominasi. Dia ditakdirkan untuk memegang gadis itu dalam hidupnya, agar tidak ada orang lain yang berani menatap kecantikannya.
Gadis itu pintar, tak terkalahkan, mampu membuat racun, menjinakkan binatang roh dan memasang array spiritual. Bahkan mengontrak binatang roh suci kuno.
Tapi dibalik itu semua, Fu Chan Yin memiliki kelahiran yang misterius. Dan perjalanan ini, akan mengungkapkan semua jati dirinya. Akankah semuanya terjawab?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bluewy Turun Tangan
PERGANTIAN suasana membuat para pembunuh bayaran lebih waspada. Kekuatan yang datang sangat mengerikan dan bahkan energi spiritual gelap dalam pedang mereka bergetar hebat, seolah-olah takut.
Melihat sekeliling, hanya ada embusan angin. Namun aura yang mencekam itu mencekik kekuatan mereka. Bahkan Huang Fu Jung yang memiliki bakat bawaan pun terkejut. Aura dingin yang mampu membekukan tulang ini ... ternyata mampu menekan kultivasi gelap.
Pedang itu meleleh seperti terkena api yang sangat panas. Para pembunuh bayaran terdiam sejenak sambil memperhatikan pedang yang menyisakan gagang.
"A-apa ini? Dari mana aura ini berasal?" Pembunuh bayaran itu bingung dan sedikit gelisah.
"Siapa yang ikut campur?" tanya pembunuh yang lain.
"Keluarlah, jangan jadi pengecut!" seru yang lain.
Hening. Tidak apa-apa selain embusan angin dan napas mereka. Tapi aura mengerikan itu masih berbaur di udara. Para pembunuh bayaran saling melirik dan memperhatikan semua pepohonan di dekatnya. Tapi tak lama, salah satu pembunuh bayaran tidak sabar dan ingin segera menyelesaikan tugas.
"Huh! Merepotkan saja. Sebaiknya kalian segera mengakhiri ini sebelum pihak lain tiba." Kali ini salah satu pembunuh bayaran berpakaian serba merah bersuara. Jelas, posisi pembunuh bayaran berdarah lebih tinggi.
Kekuatan gelap ditekan, tapi itu tidak membuat mereka menyerah. Mereka segera menyerang bersama-sama, seperti sekelompok katak yang melompat ke dalam sumur untuk mengurung diri. Huang Fu Jung dan ketiganya mengeraskan rahang dan bersiap untuk pertempuran terakhir.
"Matilah!!!" teriak mereka. Kemudian, dada mereka terasa sesak dan membengkak oleh kekuatan lain.
Para pembunuh itu segera terpental dengan keras saat energi spiritual yang besar pecah seperti gelombang suara. Perubahan tak terduga itu sungguh mengejutkan mereka. Pohon-pohon di sekitar tumbang dan bahkan terselimuti lapisan es. Debu beterbangan, sedikit mengaburkan pandangan.
"Menggali lubang kematian kalian sendiri."
Dari atas, seorang pria cantik berpakaian serba biru turun. Rambut biru langitnya menjuntai indah. Wajah putih halus dan ketampanan tanpa cacat menunjukkan senyum musim dingin. Dia bersih tanpa noda, penuh aura suci yang ilahi. Kekuatannya tidak bisa diprediksi, tapi auranya sangat mencekik.
Saat mendarat di tanah, pria cantik itu dipenuhi dengan napas segar layaknya angin laut dengan ribuan pulau mengelilingi. Dedaunan kering di sekitar kakinya menyingkir, seolah-olah tidak layak untuk bersanding.
"Manusia yang serakah. Sekelompok udang yang membungkuk dan tidak tahu caranya bersembunyi." Dia berkata lagi.
Ejekan itu membuat para pembunuh bayaran memerah.
Dari penampilannya yang elegan dan segar, jelas dia adalah Bluewy. Seandainya Fu Chan Yin ada di sini, Bluewy akan bersikap lunak dan penuh kasih sayang. Dia memegang seruling giok biru berumbai pendek. Memperhatikan seruling, Bluewy malas untuk menggerakkan tangan.
"Oh, bangunlah. Aku tidak pantas mendapatkan hormat kalian."
Ia melihat para pembunuh yang tergeletak dengan luka parah. Sebagian lagi bahkan mati dan muntah darah. Mereka berusaha bangkit dengan tubuh gemetar, menatap sosok cantik itu tiba-tiba muncul dari langit.
Siapa yang ingin menghormati pria cantik itu. Mereka jelas diserang oleh kekuatan misterius. Bahkan ketiga saudara Huang dan Yun Yilan tertegun. Pria serba biru ini belum pernah dilihatnya. Namun dari reaksinya tadi, jelas bahwa Bluewy melindungi mereka.
Untuk sesaat, keempatnya menghela napas lega.
Salah satu pembunuh bayaran berdarah menyentuh dadanya yang kesakitan. Setelah mengeluarkan seteguk darah segar, ia diliputi ketakutan terhadap Bluewy, "Si-siapa kamu? Dari faksi mana kamu berasal?" tanyanya serak.
Bluewy terkekeh dan bermain-main dengan seruling kesayangannya. Senyum manisnya memabukkan mereka. Sungguh, terlalu cantik untuk menjadi seorang laki-laki. Tapi seberapa cantiknya itu, Bluewy memiliki sorotan mata tajam. Iris mata biru lautnya sedikit menyipit.
Sebenarnya mereka tidak pantas untuk menatapnya. Hanya sang majikan yang memiliki hak menikmati keindahannya saja. Hanya sangat disayangkan, Fu Chan Yin bukan pecinta bunga-bunga jantan.
"Kau tidak memenuhi kualifikasi untuk menanyakan identitas tuan ini," sahut Bluewy santai, suaranya merdu. Bahkan sadar tak sadar, Huang Fu Lin sendiri memerah.
"Tuan, mungkinkah kami memiliki persimpangan?"
Jelas bahwa pembunuh bayaran berdarah itu mengaku lemah di hadapannya. Mereka hanya bisa tunduk demi kehidupan kecil yang berharga.
"Hmm? Jawabannya sudah jelas."
Mereka memiliki persimpangan?
Tapi para pembunuh bayaran ingat bahwa sepanjang jalan, mereka tidak menyentuh siapapun selain memiliki tugas untuk membunuh Huang Fu Jung. Pria serba biru itu, mereka tidak tahu.
Pembunuh bayaran berdarah itu merenung sejenak sebelum melihat ke arah kelompok Huang Fu Jung. "Ini ... Mungkinkah Yang Agung menyelamatkan mereka?"
"Jawabannya sudah jelas." Jawaban yang sama lagi, Bluewy agak bosan meladeni. Huh, manusia bodoh memang selalu mengajukan pertanyaan yang jelas ada jawaban di depan mata.
"Tuan ... Kami ... Kami hanya menjalankan perintah untuk membunuh Pangeran Langit Huang. Kami tidak bisa melanggar sumpah tuanku."
Kali ini pembunuhan bayaran lain bersuara. Meski ada ketakutan, tapi ia harus menjelaskannya agar memiliki kesepakatan.
"Siapa tuanmu? Apakah itu Raja Kegelapan?" tebaknya malas. Dia tahu jawabannya tapi ayo bermain dengan tikus-tikus ini.
"Ini ... Bukan. Ka-kami belum pernah melihat tuan. Kami tidak memiliki kualifikasi untuk melihatnya secara langsung. Kami hanya diperintahkan untuk membunuh target," jelas mereka semua ketakutan konyol.
"Tuan agung ini juga menjalankan perintah untuk melenyapkan para semut yang mengotori pemandangan tuanku." Bluewy membalas, suaranya mengalir jernih seperti air sungai yang tenang.
Terkejut. Para pembunuh bayaran itu saling memandang sejenak. Mungkinkah Kekaisaran Langit terhubung dengan orang-orang super kuat yang mendukungnya? Informasi ini belum terdengar sama sekali.
"Tuan ... Tuan agung ... Bolehkan kami tahu siapa orangnya?" tanya salah satu dari mereka ragu-ragu.
Tatapan Bluewy menjadi sedikit lebih tajam, seperti sumur dalam tanpa dasar. Aura dingin terpancar dari tubuhnya, semakin besar. Para pembunuh bayaran itu menggigil, tulang-tulangnya seperti beku dan siap patah kapan saja.
"Ingin tahu tentang tuanku?" tanyanya berbahaya. Mereka berani menanyakannya.
Ratapan sedih dan teriakan kesakitan menggema. Bluewy tidak mengubah emosi dan segera meniup seruling giok birunya. Suara itu merdu, mengalun sangat halus dan memabukkan.
Bagi ketiga saudara Huang dan Yun Yilan, suara seruling seakan-akan membuatnya jatuh dalam mimpi indah. Hanya saja Huang Fu Jung sedikit mengernyit, menjaga kesadarannya, tapi gagal. Ia pun pingsan seperti ketiganya.
Sedangkan untuk para pembunuh bayaran, suara seruling bagaikan bencana. Mereka kesakitan. Telinga dan hidung mereka mengeluarkan darah segar, organ internal mulai rusak dan daging seperti disayat.
Kurang dari setengah dupa, mereka jatuh dan mati. Tubuh itu menjadi kurus dan kering, lalu berubah menjadi bubuk—terbawa angin.
"Kalian tidak memiliki hak untuk mengetahui tuanku!" katanya puas.
Bluewy berhenti meniup seruling dan berbalik, menatap keempat orang yang pingsan. Dari salah satu dahan pohon tak jauh dari sana, Fu Chan Yin berbaring menyamping dengan menyangga kepala, lalu menguap malas. Ia menonton pertunjukan Bluewy yang menawan. Alunan seruling itu juga membuatnya mengantuk.
Di sampingnya, Roh Bunga memakan buah roh yang mirip apel. Dia sama sekali tidak terpengaruh oleh mantra musik itu.
"Yah ... Tuan Majikan, semuanya beres." Bluewy berkata dengan nada lembut, senyum musim seminya berbeda daripada saat menghadapi musuh.
"Ini membosankan." Fu Chan Yin membalasnya santai.
"Setidaknya aku tidak semalas Tuan."
"...."
𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 😘😘😘😘😘😘