" aku hamil !! " ucap Rania pada laki laki yang telah mengambil kesuciannya sedang paksa.
" apa kamu yakin dia itu anakku ?" tanya laki laki itu pada Rania dengan pandangan yang sangat merendahkan.
" buang saja anak itu !! aku tidak sudi memiliki anak dari wanita seperti mu " ucap laki laki itu sambil melempar kan segepok uang tepat di wajah Rania.
" aku bersumpah akan membuat kamu menyesal telah melakukan hal ini padaku dan juga meminta ku untuk membuang anak ini " ucap Rania sambil pergi meninggalkan pria arogan itu.
Setelah Rania pergi dan menghilang di saat itu juga ular sanca Ridzwan mati suri dalam tidur panjang nya..
apakah Rania dan Ridzwan akan berjodoh ataukan ada pria lain yang akan menjadi jodoh Rania ..
ikuti kisah perjalanan Rania dan Ridzwan di tengah kebencian dan ambisi di hati keduanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rindu ..
" I love you Nayla and I am sorry " seru pak Rizky sambil memeluk Nayla dari belakang, sesuatu yang tak pernah pak Rizky lakukan selama pernikahan mereka dimana kini pak Rizky memeluk Nayla dari belakang.
" lalu bagaimana dengan wanita itu ?? apa mas juga masih akan tetap bersama dengan nya ?" tanya Nayla yang tidak ingin di bohongi hanya karena mendengar ungkapan cinta dari suaminya.
" aku akan melepaskan nya dan akan selalu bersama dengan mu dan membuka lembaran pernikahan yang baru bersama mu dan anak anak kita nanti " ucap pak Rizky sambil Melu mat bi bir Nayla yang kali ini iya lakukan penuh dengan cinta dan gai rah membara.
Dan untuk pertama kalinya pak Rizky melakukan hal indah bersama istrinya Nayla tanpa pembatas yang biasa iya pakai, dan berharap Nayla bisa mengandung anaknya meski dirinya tidak lagi muda.
" mas.. Ridzwan gimana ?" tanya Nayla sambil memainkan jari tangannya di dada bidang suaminya setelah pertempuran yang melelahkan tapi juga membahagiakan, dan nayla berharap jika Ridzwan tidak menikah dengan Rania agar Wildan dan Nayla bisa bersama
" entah lah .. mas juga masih bingung antara meminta maaf atau mempertahankan ego dan harga diri mas.
" tapi jika Ridzwan memaksa mas untuk minta maaf gimana " tanya Nayla lagi yang masih dengan posisi yang sama.
" sudah lah jangan membahas mereka, yang harus kita bahas itu bagaimana kita kedepannya " ucap papa Rizky sambil memainkan pepaya Bangkok milik Nayla.
Nayla yang ingin suaminya benar benar bertekuk lutut padanya pun mulai mengambil alih permainan yang tentunya di sambut bahagia oleh pak Rizky.
Jika di kamar Nayla sedang terjadi pertempuran yang sama sama menerbangkan mereka ke langit ke tujuh, lain halnya dengan Ridzwan yang memilih untuk lebih dekat dengan Raja putranya.
" hai sayang " ucap Ridzwan sambil menduduki diri di samping Raka yang sedang asik menonton film kesukaan nya.
" bukan sayang tapi Raja " ucap Raja meralat ucapan Ridzwan yang memanggil dirinya dengan sebutan sayang, sedangkan Ridzwan hanya tersenyum mendengar keluguan putranya.
" ja.. om boleh nanya sesuatu ?" tanya Ridzwan yang sedang berusaha meyakinkan calon istri dan anaknya.
" apa ?' tanya Raja yang mulai tak suka jika Ridzwan terus menerus mengganggu nya.
" boleh ngga kalo ibu nikah sama om " tanya Ridzwan pada Raja dan benar benar berharap jika Raja mau menerima dirinya dan bisa memanggilnya dengan sebutan ayah.
" terus kalo udah nikah sama om nanti Raja bisa ketemu sama ayah lagi ?" tanya Raja yang kini sedang merindukan laki laki yang iya sebut ayah.
" kan nanti kalo ibu sama om sudah nikah, Raja tinggal nya sama papa Ridzwan " ucap Ridzwan menjelaskan secara perlahan dimana mereka akan selalu bersama.
Wajah cemberut Raja pun tertangkap jelas oleh Ridzwan yang mengerti seberapa dekat anaknya dengan om nya, tapi mungkin dirinya pun tidak bisa egois langsung menjauhkan Raja dari om nya.
Dan untuk mendapatkan hati Raka Ridzwan pun akhirnya mengangguk sambil tersenyum lalu meraih tubuh mungil putranya yang baru ini iya dudukan di pangkuannya
" Raja kangen sama ayah Wildan " mendengar itu Raja langsung mengangguk semangat dengan mata berbinar penuh harap bisa bertemu dengan laki laki yang iya tau sebagai ayahnya.
" ok " Ridzwan pun mengeluarkan handphone nya dan mencoba menghubungi om nya dan berharap om nya masih bersedia mengangkat telepon dari nya.
Sudah dua kali Ridzwan terus menghubungi omnya tapi masih belum ada respon apapun, tak ingin mengecewakan anaknya Ridzwan pun mencoba menghubungi omnya lagi dan untuk kali ini Wildan pun mau mengangkat sambungan telepon dari nya.
" halo " ucap Wildan dengan suara datar nya yang sebenarnya sangat malas untuk mengangkat telepon dari keponakannya.
Ya Wildan baru saja tiba di parkiran kantor nya sedangkan Mutia sudah turun di depan lobi kantor nya
" ayah.... Raja kangen..." ucap Raja yang langsung merebut handphone Ridzwan lalu menempelkan pada telinga nya.
" ayah kapan mau jemput Raja sama ibu " ucapan Raja sontak saja membuat Ridzwan teriris seolah Raja tidak merasa nyaman didekatnya.
Wildan yang mendengar suara lirih anak yang sudah seperti putranya pun merasa pilu hingga ke relung hatinya yang terdalam.
" ayah juga kangen sama Raja.. nanti ya .. Raja berdoa saja semoga kita bisa bersama lagi " ucap Wildan yang tidak tau harus berbuat apa lagi.
" Raja tau doa seorang anak itu akan langsung sampai pada tuhan, jadi Raja berdoa saja semoga tuhan memberikan yang terbaik untuk kita semua ya..." ucap Wildan yang tidak ingin memberikan harapan palsu pada putranya.
" Raja harus jadi anak yang kuat yang bisa menjadi ibu dari orang orang yang ingin menyakiti ibu, ayah kerja dulu ya sayang " ucap Wildan yang sudah tidak kuat menahan hatinya yang ingin berlari memeluk putranya.
" hemmm" ucap Raja sambil menyerahkan handphone nya pada Ridzwan dan berlalu meninggalkan Ridzwan menuju kamar ibunya.
Ridzwan hanya bisa menarik nafas dalam saat melihat Raja yang masih belum bisa menerima kehadiran dirinya tapi Ridzwan memaklumi karena kehadiran diri ya yang tiba tiba membuatnya harus bisa memaklumi dan berharap seiring berjalannya waktu Raja dan Rania mau menerima dirinya dengan tulus.
Ridzwan menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa dengan tangan yang iya letakan di atas matanya berusaha memejamkan matanya karena kepalanya yang terasa berat.
Setelah menutup sambungan Telepon dari Raja, Wildan pun sama menyandarkan kepalanya sandaran kepala kursi mobilnya dan memejamkan matanya.
" maafkan ayah Raja.. ayah tidak tau harus berjuang seperti apa untuk bisa bersama kalian " ucap Wildan, dan setelah bisa menguasai diri Wildan pun turun dari mobil menuju ruangan kantor nya karena seminar untuk karyawan nya akan segera di mulai.
Derap langkah Wildan yang memasuki aula kantor menyita perhatian seluruh karyawan yang ada di dalam sana, tak terkecuali Mutia yang sudah berada di sana bersama panitia seminar ini.
" selamat siang.. " ucap Wildan membuka suara saat semua karyawan menyambut kehadiran diri nya dengan berdiri dari duduk mereka.
" silahkan di mulai acaranya..."
Acara seminar pun di mulai setelah di persilahkan oleh sang pemilik perusahaan, lebih dari satu jam seminar pun berjalan lancar bahkan mereka semua terkesan enjoy menikmati acara yang memang rutin di adakan di kantor Wildan.
" terimakasih pak Wildan .. maaf jika sebelumnya saya tidak mengenali anda " ucap Mutia yang tidak enak hati pada Wildan.
" tidak masalah " ucap Wildan sambil berlalu meninggalkan Mutia yang baru saja selesai mengisi seminar.
" jangan heran Bu Mutia, bapak memang seperti itu kecuali dengan putra putri dan Rania dirinya bisa hangat " ucap salah satu karyawan kantor Wildan.
" Rania ...
✍️✍️✍️ apa mutia bisa mengurai benang kusut antara Wildan Rani dan juga Ridzwan ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi UP nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha lebih semangat lagi.
love you moreeeee 😍😍🌹
keluarga bejat