Diandra Aksara adalah seorang putri dari pemilik Tara Bumi Grup yang kaya dan terpandang, karena sibuk mengurus bisnisnya di luar negeri, Diandra mengambil alih tanggung jawab yang diberikan oleh ayahnya untuk mengurus kediaman dan juga perusahaan milik keluarga mereka.
Dibawah tekanan dan iri hati sang ibu tiri dan juga saudari tirinya, Diandra berusaha menjalankan tugas yang diberikan oleh ayahnya dengan baik meskipun sebenarnya ia kerapkali menghadapi rintangan dan juga bahaya yang diciptakan oleh dua orang yang sangat membencinya.
Namun kehidupan Diandra yang penuh rintangan dan juga bahaya pelan pelan sirna ketika ia bertemu dan mengenal Abimana Narendra, Seorang CEO yang dikenal jujur,berani, dan juga tajir melintir.
Penasaran dengan ceritanya? Ikuti terus kisahnya hanya di novel Gadis Kecil Kesayangan Sang CEO.
noted🚨🚨🚨
dilarang baca lompat dan komentar jelek.
Yang suka boleh like, yang tidak suka, semoga suka.
Ingat dosa ditanggung pembaca☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Hanya karena sebuah kekayaan dan juga kesenangan sesaat, ibu tega menghabisi hidupku. Apa harta lebih penting daripada cinta dan juga keutuhan keluarga ini? Apa ibu tidak berpikir apa yang akan ayah rasakan saat ia mengetahui semua kejahatan yang ibu lakukan kepadaku?" tangis Diandra dengan suaranya yang bergetar.
"Ibu tidak peduli! Bagi ibu, kau adalah penghalang terbesar yang harus ibu singkirkan dari dunia ini. Dan ibu sama sekali tidak menyesal sudah berusaha untuk melenyapkan mu dari dunia ini." ucap Bu Ratna dengan penuh penekanan dan langsung pergi meninggalkan Diandra sendirian di ruang makan.
Setelah benar benar seorang diri di ruang makan, tangis yang sedari Diandra tahan sewaktu menghadapi Bu Ratna, akhirnya pecah. Diandra menangis lirih sembari memegangi dadanya yang terasa sangat sakit seperti ditusuk oleh ribuan pisau akibat perkataan menyakitkan yang dilontarkan oleh Bu Ratna.
Dari lubuk hatinya yang paling dalam, Diandra ingin sekali menyerah dan pergi jauh dari rumah yang saat ini ia tempati. Diandra ingin menjauh dari orang orang yang selalu membuat kehidupannya terancam, tapi apalah daya, Diandra masih memiliki seseorang yang harus ia jaga dan bahagiakan, yaitu ayahnya.
Demi untuk bisa membuat ayahnya merasa bahagia bisa hidup bersama Bu Ratna, Diandra rela menahan semua penderitaan dan juga kebencian yang selalu Bu Ratna berikan padanya.
Disaat Diandra tengah mencoba untuk menenangkan perasaannya yang merasa sakit dan hancur, Diandra tiba tiba teringat akan perkataan ayahnya mengenai mobilnya. Diandra tahu betul kalau mobil yang digunakannya saat pergi ke panti asuhan kasih bunda, sudah hancur akibat kecelakaan tunggal itu. Lalu kenapa bisa petugas dari layanan car wash mengantar mobil itu ke rumah?
Diandra yang merasa aneh dengan peristiwa itu segera berdiri dan menghapus air mata yang masih menetes di pipinya dengan tangannya. Hatinya masih terasa sangat sakit, tapi naluri ingin tahu membuat Diandra mengabaikan rasa sakit yang saat ini tengah dirasakannya. Ia berjalan melewati lorong rumahnya yang sepi, membuka pintu depan, dan langsung disambut angin malam yang dingin menusuk kulit.
Di halaman, sebuah mobil sedan berwarna putih terparkir rapi. Sekilas, mobil itu memang sangat mirip dengan mobil milik Diandra—plat nomornya pun sama. Namun saat Diandra melangkah mendekat dan menelusuri setiap detailnya dengan sorot mata penuh tanya, ia menyadari satu hal yang aneh, mobil itu terlalu sempurna.
Bodinya mengkilat seperti baru keluar dari showroom mobil daripada habis dicuci. Tidak ada bekas penyok, tidak ada goresan di bagian kap depan mobil-tempat pertama kali bagian mobilnya ringsek setelah ia menabrak pohon akibat remnya yang tidak berfungsi. Bahkan kaca spion yang sebelumnya pecah, kini utuh kembali.
"Siapa yang melakukan ini untukku? Kenapa dia mau membantuku untuk lepas dari rencana jahat ibu tiriku?" tanya Diandra pada dirinya sendiri.
Di tengah tengah rasa penasaran dan juga bingung yang dirasakannya, Diandra tiba tiba mendapatkan sebuah panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal di ponselnya. Meskipun ia sendiri terlihat ragu ragu untuk menjawab panggilan telepon itu atau tidak, Diandra pun segera menepis keraguannya dan menjawab panggilan telepon itu.
"Halo" ucap Diandra dengan singkat.
"Apakah semuanya berjalan baik baik saja Diandra?" ucap Abimana yang membuat Diandra terkejut saat mengetahui kalau seseorang yang tengah menelponnya saat ini adalah Abimana.
Ganbatte Kudasai Ne🌹✍️📚