Affair... Tidak suka skip.
"Kita berjanji hanya akan bersenang-senang tanpa ada ikatan. Kau memuaskan hasratku, aku membantumu membalas suamimu yang berkhianat. Saat salah satu dari kita meminta berhenti, kita akan berhenti dan saling melepaskan tanpa beban," Ujar sang Bos dari suaminya, Kendrick Kratos.
"Tentu saja, kau bisa tenang! Aku bukanlah wanita yang akan menangis - nangis pada seorang pria!" jawab Ameera dengan tegas.
-Pria hanya manusia dengan segala nafsunya dan dengan mudah berkhianat, tapi wanita akan menjadi pengkhianat saat dunia impiannya seketika hancur! Notes Ameera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayi Kalian?
Sebulan berlalu sejak pertengkaran Kendrick dan Cheril di Perusahaan, setiap hari kelakuan Kendrick semakin menjadi-jadi. Setiap malam pria itu akan membawa wanita yang selalu berbeda pulang ke rumah, bahkan Anton tak bisa melarangnya karena dia masih belum dibayar atas penjualan sahamnya oleh Kendrick.
"Buka!" Kendrick berdiri di depan pintu dengan sempoyongan merangkul wanita dalam pelukan nya.
Cheril kini sudah terbiasa, dia membuka pintu membiarkan suaminya membawa wanita ke kamarnya. Bahkan kini dia selalu tidur di kamar Ameera, dia tidak bisa melawan Kendrick.
"Hei, wanita munafik! Bawakan air, cuci kakiku!" Kendrick membentak Cheril. "Dan kau sayangku, ayo kita masuk," pria itu membawa masuk ke dalam kamar wanita yang dibawanya ke rumah.
Cheril menghembuskan nafas kasar, ingin berteriak frustasi tapi tak bisa. Ayahnya akan selalu membela Kendrick dan berteriak marah padanya. Dia pergi ke dapur mencari wadah mengisi dengan air hangat lalu masuk ke dalam kamar. Melihat suaminya itu memeluk wanita yang dibawanya pulang di atas ranjang.
"Air sudah siap," ucap Cheril.
Kenderick menjatuhkan kedua kakinya ke lantai, Cheril maju mendekat dan mendengar errangan si wanita pelacur di atas ranjang, dia tak ingin melihat dan hanya berjalan menunduk lalu berjongkok mulai mencuci kaki Kendrick.
"Hm, bibirmu sangat enak sayang. Apa tubuhmu akan seenak bibirmu?" ucap Kendrick.
"Aku berani menjamin, kau akan puas dan akan meminta lagi padaku," ucap si wanita dalam pelukan Kendrick dengan mendesahh manja.
Dengan emosi Cheril membasuh kaki Kendrick dan tak sengaja melukai kulit kaki pria itu dengan kukunya.
"Ahhh! Kau!" Kendrick menarik lengan Cheril kasar.
"Aku nggak sengaja, maaf. Aku sudah selesai, aku akan keluar." Cheril melepaskan diri dari cekalan Pria itu berlari pergi keluar kamar menutup pintunya.
Seketika Kendrick melepas pelukannya dari wanita di atas ranjang, "Pergilah, kunci pintunya." Dengan kondisi sadar Kendrick bicara pelan, dia hanya berpura-pura mabuk.
Lalu dia mulai menyalakan rekaman adegan di ranjang dengan keras, siapapun yang mendengar dari luar pintu kamar akan menganggap dirinya sedang bercinta dengan ganas.
Wanita bayaran nya mendekati Kendrick. "Kau tidur di sofa itu, pergilah." Bisik Pria itu.
"Ok," si wanita menurut, bayaran yang di dapat 2x lipat meskipun hanya bersandiwara tapi dia sudah puas dengan itu meskipun sangat disayangkan dia tidak bisa mencicipi pria gagah seperti Kendrick.
Kendrick membuka galeri ponselnya, menatap wajah Ameera lalu mulai memejamkan matanya.
Cheril menguping di luar kamar, seperti malam-malam sebelumnya suara desaahan dan errangan Kendrick dipadukan suara errangan seorang wanita terdengar sangat jelas. Dengan emosi dia masuk ke dalam kamarnya sendiri, membanting pintu dengan keras. "Aku akan membunuhmu, Kendrick." Itu hanya keinginan saja, tapi faktanya ia bahkan tak berani berbuat apapun pada pria itu.
***
"Ameera, besok aku ijin sebentar dari Perusahaan buat nganter kamu kontrol. Jadi kamu tunggu aku jemput ke toko roti, jangan pergi sendiri."
"Padahal gapapa, Mas. Kamu baru aja 2 minggu kerja, apa ngga dimarahi Bos nanti?"
"Nggak lah, jangan cemas. Ya, udah met bobo baby-nya Paman. Jangan bikin Mamamu melek semalaman, biarkan Mamamu tidur nyeyak. Ok..." Rudi berbicara pada perut Ameera.
"Ok, Paman. Aku nggak akan nakal." Jawab Ameera menirukan suara anak kecil.
Rudi tersenyum, mengelus sebentar perut Ameera lalu berjalan ke kamarnya sendiri.
Ameera melihat punggung tegar Rudi dari belakang pria itu, ia sadar pria yang sudah sebulan ini menemaninya itu sedang menahan semua keinginan nya sendiri. Sebentar lagi mereka berdua akan berpisah rumah, Ameera sudah mendapatkan rumah sewa kecil dan akan pindah 3 hari lagi. Sedangkan ia dan Rudi sudah sepakat jika pria itu akan terus tinggal di Apartemen. Kini dia sudah mulai bisa menghasilkan uang, toko roti miliknya sudah buka seminggu lalu, meskipun belum ramai tapi cukup untuk biaya sehari-harinya.
Esoknya Ameera sedang membuat roti panggang di oven di dapur toko, dia mempunyai 1 karyawan perempuan yang membantunya.
"Bu Ameera... orang yang memborong 3 hari lalu datang lagi. Dia ingin 100 pcs, di etalase hanya tinggal 70 pcs lagi. Apa saya harus memintanya menunggu?"
Ameera baru saja memasukkan roti 20 pcs ke dalam oven dan sepertinya akan kurang. "Aku yang akan memintanya langsung, kau jaga disini. Dia pakai baju apa?"
"Setelan rapi, Bu."
Ameera membuka celemek di tubuhnya, perut 2 bulan nya masih belum terlihat. Apalagi kini dia selalu memakai baju atasan longgar yang membuatnya nyaman.
"Halo, Pak. Saya Ameera pemilik toko ini,"
Kendrick berbalik, "Hai, Ameera. Apa kabarmu?"
Tubuh Ameera mundur dengan refleks tangannya turun menarik bajunya menutupi perut. "Baik, kenapa kau disini?"
"Aku sedang mengurus Perusahaan ku yang disini, aku juga ingin membeli rotimu."
"Aku nggak tau dari mana kamu mengetahui toko rotiku ini, tapi pergilah aku tak ingin suamiku melihatmu disini. Apalagi sebentar lagi dia akan datang." Ameera mengusir Kendrick.
"Kenapa kau pindah ke kota ini dan berbohong pada semua orang?"
"Bukan urusanmu, tapi jika kau penasaran aku hanya akan mengatakannya padamu masa mudaku aku habiskan di kota ini, semua kerja kerasku berawal di kota ini."
Kendrick tak ingin bertanya tentang itu lagi, "Kenapa kau membuka toko roti disaat kau bisa bekerja di sebuah Perusahaan?"
Ameera ingin menjawab tapi sebuah rangkulan mengagetkan nya. "Sayang, maaf aku telat datang. Kamu menunggu lama? Apa bayi kita sudah tak sabar ingin segera pergi ke Dokter?"
Mendengar kata bayi, seketika tubuh Kendrick bergetar hebat. Tatapannya mengarah ke perut Ameera, lalu berakhir menatap wajah wanita yang sedang dirangkul mesra suaminya itu. "K-kamu hamil?"
"Kendrick, kamu ada disini? Kapan datang?" tanya Rudi pura-pura.
"Bayi? Bayi kalian..." Kendrick tak menjawab pertanyaan Rudi, dia hanya terus bergumam. Tanpa sadar dia berbalik berjalan dengan linglung keluar dari toko.
Ameera menggigit bibirnya sedikit merasa bersalah melihat wajah shock Kendrick, dia ingin mengejarnya dan mengatakan jika bayi di perutnya adalah anak mereka tapi seketika ia bertahan tak ingin lagi memulai suatu hubungan yang rumit apalagi kini Kendrick adalah suami kakaknya.